"Maaf Mas. Iya nih, baru bangun tidur," jawab Nadia yang sengaja berbohong ke kekasihnya.
"Kok nggak jalan-jalan?" tanya Mas Huda.
"Enggak Mas. Jalan-jalannya ke pasar saja tadi," jawab Nadia.
"Walaah ... jalan-jalan kok ke pasar," sahut Mas Huda.
"Rame tokonya Mas?" tanya Nadia.
"Alhamdulillah ... tuh dia," sahut Mas Huda sembari mengirimkan kondisi tokonya.
"Sampai ngantri gitu? Mas Huda kok nggak ngebantuin malah mainan HP sih? Itu yang namanya Dewi ya?" tanya Nadia.
"Iya ... Dewi Anggraini. He ... he. Biasa, aku kan lagi ngerjain servisan. Tuh liat!" sahut Mas Huda yang kemudian juga mengirimkan meja servisnya.
"MasyaAllah ... semangat ya Mas. Jangan lupa minum vitamin biar nggak sakit. He ... he," ucap Nadia.
"Itu kan kata-kataku buat kamu? Ye ...," sahut Mas Huda.
"Iya ... tak pinjem. Wkkk," sahut Nadia.
Sejenak Nadia melupakan kata-kata bapaknya yang baginya begitu menyakitkan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com