Hujan tadi masih menyisakan angin di waktu tahajud. Dinginnya menyerang. Tania melihat suaminya melipat sajadah.
"Aku merasa dia menyembunyikan sesuatu. Aku sangat mengenalnya, aku harus cari tau." gumam Tania.
"Sudah bangun," ujar Hanif mendekat lalu duduk di ranjang, disamping istrinya, Tania menyandarkan punggung, Tania diam. "Ehm ..., Mbak Nada sudah sadar," ucap Hanif selanjutnya.
"Alhamdulillah ... sebagian mimpiku tidak nyata," syukur Tania, Hanif tersenyum dan mengelus kepala istrinya. "Aku ingin kamu jujur, apa yang terjadi denganku? Pancaran dari bolamatamu tidak bisa tersembunyi. Jangan membuat aku kecewa, tolong. Jujur. Katakan, jangan mencari alasan untuk berbohong." Tania mengharapkan kepastian.
'Aku memang tidak bisa menyembunyikan apapun. Ya Rob bantu hamba.' batin Hanif, tatapan Tania penuh tanda tanya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com