webnovel

Bukit Tersembunyi

Sejauh mata memandang yang dilihat hanya kehijauan, tempat ini adalah surga bagi binatang liar dan binatang buas. Pohon - pohon tinggi menjulang dengan banyak daun yang membentuk kanopi. tanaman rambat liar yang secara alami membentuk dinding pertahanan alami dari peradaban hingga tak seorang pun akan mampu berpikir dibalik rerimbunan itu ada kehidupan kecil yang damai.

Di sisi kolam penuh tanaman air liar dengan bunga berwarna ungu dan biru berderet disekitar kolam menutupi permukaan air. Akan ada beberapa burung atau binatang yang sesekali mendekat untuk mendapatkan air sekedar minum. Batu - batu besar alami tergeletak disekitarnya, dan disalah satu batu terbesar ada sosok mungil yang berbaring dengan kelopak bunga melati dikunyah olehnya, matanya terpejam dan sikapnya terlihat malas, kaki kanan ditopang ke kaki kiri. Pakaiannya sederhana, bahan yang kasar namun bersih, warnanya agak kusam karena sering di cuci.

Kemudian tiba - tiba kedua kelopak matanya terbuka, mata yang jernih seperti kolam hitam yang dalam terlihat bercahaya dengan kilau kemenangan seakan mendapat mangsa yang diincarnya.

Dengan secepat kilat, sosok itu melesat beberapa meter menuju hutan. Ilmu meringankan tubuhnya bagus gerakannya cekatan dan setelah melompat hingga sekitar beberapa ratus meter tangan kanannya mencengkeram ekor binatang buas dan itu adalah macan tutul ( apa tidak salah??). Macam tutul itu mengaum marah karena dilecehkan, bagaimana bisa seekor binatang buas dengan sertamerta dicengkeram ekornya. Kudian suara sosok mungil itu menggema dengan penuh kemenangan.

" Kau mau lari kemana, hah? kau sudah mencuri buruanku dan sekarang mau lari" itu adalah suara yang jernih dan merdu dari seorang gadis, kira - kira berusia 15 atau 16 tahun, belum dewasa. Namun wajahnya sudah dapat membuat laki - laki maupun perempuan memandangnya dengan takjub. Meskipun kain yang digunakan terlihat miskin namun tak merusak keindahannya.

Macan tutul itu terus menggeram menandakan protes tapi gadis itu hanya tersenyum mengejeknya.

" Kau harus menemaniku main kali ini karena sudah mencuri buruanku, oke!"

" roarrr.....( apa urusanku)" macan tutul semakin kesal.

Gadis itu terus melambaikan ekor macan tutul seperti mainan, tapi entah kenapa macan tutul itu bahkan tidak bisa melawannya, karena setiap kali dia berhadapan dengan gadis itu dia akan tak berdaya. Gadis itu menyeret binatang buas sekelas macan tutul kemana - mana untuk mengejar kelinci atau ayam liar dan juga menggali ubi liar. Dimana martabat sebagai binatang buasnya dilecehkan. Lelah bermain gadis itu melihat ke atas hari menunjukkan sudah lewat tengah hari dan berniat untuk kembali, dia sudah bermain terlalu jauh dari pondoknya. Tanpa sadar dia sudah memasuki daerah pinggir larangan. Menyadari kesalahannya dia memutuskan untuk bergegas kembali, namun belum sampai seratus langkah, kakinya berhenti bergerak merasakan ada yang menariknya ke suatu tempat, kemudian dia menoleh ke arah itu disebelah kanan. Merasakan perasaan berat, hasrat ingin mengikutinya namun baru beberapa langkah ke depan dengan pikiran linglung sebuah suara berapi - api menyadarkannya.

" Wuli! Apa kau berkeliaran acak lagi hari ini, masalah apa lagi yang kau buat kali ini? hah?" seorang pria tua jenggot putih dan rambut berantakan berwarna abu - abu melolong ke arah gadis itu yang disebut Wuli.

' Sial, kenapa tertangkap sekarang' Wuli menggerutu dalam hati namun hanya memasang wajah dengan senyum konyol seakan seorang anak yang tertangkap basah mencuri kue.

" Siapa menurut kakek siapa yang berbuat masalah, Wuli anak baik dan imut bagaimana akan membuat masalah, kakek pasti salah.." dengan wajah tak berdosa Wuli berceloteh kepada kakek tua.

" Sh*t, siapa yang akan kau bodohi, di lembah ini cuma ada dua manusia berkaki dua dengan mulut pengunyah. Kalau bukan kau siapa lagi? hah?"

" Mungkin manusia kedua....." sebel menyelesaikan kalimatnya kakek tua sudah mengacungkan tongkat ke kepala Wuli sontak responnya sangat cepat melarikan diri.

Sebelum kakek tua itu mengejar Wuli dia sempat melirik ke arah yang hendak dituju Wuli dengan tatapan kompleks.

Aksi kejar - kejaran itu berlangsung sampai ke pondok mereka di tempat yang damai dan tersembunyi dari dunia luar, itulah Bukit Tersembunyi.