webnovel

Eps. 8 Identitas Baru

Jenia yang tidak mengetahui siapa dirinya dan ada di mana saat ini menyisir jalanan tempatnya berada untuk mencari informasi.

Hingga di tengah jalan, Jenia pada akhirnya menghuni salah satu rumah yang ada di sekitar tempat dia ditemukan di kawasan tadi.

Ternyata disana ada perkampungan. Warga sekitar menyebutnya Knoxville, yang merupakan tempat paling ujung dari wilayah London.

Di kampung itu warga yang menghuni di sana bersikap ramah juga bersedia membantu siapa saja yang memerlukan bantuan mereka tanpa pamrih.

Termasuk Jenia. Warga sekitar mengenalinya sebagai gadis bernama Krystal Eloise, seorang gadis yatim piatu yang hidup sendirian di sebuah rumah sederhana.

"Eloise, kami kira kau kemana. Sejak pagi tadi kami melihatmu dan rumah yang kau tinggali itu terlihat kosong," ucap seorang wanita berusia hampir 50 tahunan. Dan menatapnya dengan cemas.

"Krystal Eloise?" batinnya mendengar nama yang disebut wanita tersebut, "jadi itu nama pemilik tubuh ini?"

Ia kemudian menoleh ke belakang menatap rumah kayu yang ditunjuk oleh wanita tersebut.

"Dan ini adalah rumahku?" batinnya lagi menatap bangunan berukuran 4 x 4 meter tersebut.

Sebuah rumah yang sangat sederhana sekali. Namun terlihat nyaman dihuni karena terletak di tengah pohon rindang hijau dan segar.

"Miel, ayo cepat bantu aku bawa ikan ini masuk ke rumah," ucap seorang pria memanggil wanita tadi.

Warga di sana biasa mencari ikan di danau untuk diolah kemudian dijual. Namun ada beberapa juga yang dikonsumsi.

"Eloise, sebentar ya. Aku harus membantu Rob dulu," ucap Miel kemudian segera menghampiri suaminya karena pria itu mulai memanggilnya lagi.

Jenia yang kini berganti identitas sebagai Eloise hanya mengangguk saja.

"Jadi warga di sini kesehariannya mencari ikan. Mungkin penyebab tubuh ini tenggelam tadi karena mencari ikan," gumamnya lirih.

Ia lalu melangkahkan kakinya masuk ke rumah yang ada di depannya.

Lantai rumah yang juga berbahan dari kayu berderit saat Eloise menginjaknya.

Hanya ada dua kamar di sana.

Kamar pertama berisi tempat tidur dan sudah pasti itu memang kamar tidur. Lalu kamar kedua terlihat aneh saat dibuka.

"Kenapa isinya seperti ini," gumam Eloise dengan pupil mata yang melebar.

Disana ia melihat banyak alat berburu. Tak hanya ada tombak panjang. Tapi di sana bahkan ada busur panah, pedang dan senjata lainnya.

"Siapa sebenarnya Krystal Eloise ini?" gumamnya berpikir dengan memegang ujung dagunya.

Baginya sosok tubuh barunya ini sangat misterius sekali. Bagaimana bisa seorang wanita mempunyai senjata begitu banyak.

Apa dia seorang agen intelkah?

Atau dia seorang atlet? Atau apa?

Ia merasa harus mencari kepingan identitas barunya dan menyatukannya agar ia tahu siapa jati dirinya sesungguhnya.

Eloise kemudian menutup kembali pintu kamar tersebut. Matanya bergerak liar menyapu ruangan itu mencari sesuatu lainnya yang bisa dia jadikan petunjuk.

Ia pun terus berjalan hingga ke ruangan belakang. Setelah terdengar suara dari pintu kayu yang terbuka, maka ia pun keluar.

Di depannya tidak ada taman bunga ataupun tempat jemuran seperti pada umumnya atau seperti yang dia bayangkan. Tapi tiga buah samsak. Tergantung di tengah kayu yang terhubung ke sebuah pohon.

Bahkan di pohon itu terlihat ada sebuah ruangan.

"Siapa sebenarnya aku?"

Elois lalu memegang salah satu samsak di depannya.

Bugh! Ia memukul benda lonjong keras tersebut karena penasaran.

Selama ini ia hanya melihat saja beberapa pria yang menjaga penampilannya berkutat dengan samsak untuk membentuk otot di lengan mereka.

Biacara masalah otot, maka Elois pun menjadi penasaran pada lengannya. Apa benar lengannya kini berotot?

Dengan cepat, ia pun menarik lengan panjang lalu menggulungnya sampai ke atas.

"Astaga! Lenganku memang berotot," pekiknya dengan mata yang membulat lebar. Tak percaya pada apa yang dilihatnya.

Eloise lalu kembali menyapukan pandangan ke sekitar. Matanya terkunci pada sebuah tali rantai yang tergantung diantara dua samsak.

"Apa ini?" Ia pun iseng menarik rantai besi tersebut ke bawah.

Klak! Segera setelah terdengar suara tarikan, seketika itu ada kaitan yang keluar diantara lantai tadi entah dari mana lalu menarik kerah bajunya ke atas.

Kait tadi kemudian bergerak dan terus membawa tubuhnya hingga ke ujung tali dan belum berhenti pada sebuah pohon yang ada di ujung.

"Akh!" pekiknya ngeri karena merinding sekaligus baru pertama kali ini tubuhnya meluncur dengan cepat pada sebuah tali.

Bugh! Ketika dekat pohon tadi kaitan tadi segera menurunkan tubuhnya kesana.

"Aww!" rintihnya merasa sakit sambil mengusap pantatnya.

Eloise tahun berdiri dan berjalan menuju ke pintu rumah pohon tersebut.

"Ada apa sebenarnya dibalik pintu ini?" gumamnya penasaran.

Segera setelah pintu terbuka, terlihat ruangan itu gelap sekali. Bahkan yang lebih menyeramkan lagi terlihat sepasang benda yang menyerupai lampu dan bersinar merah terang.