webnovel

With Supernatural Power I Will Be Supreme

Seorang pria muda yang telah mengetahui kebenaran dari semestanya memilih untuk bertualang agar bisa menyamai ketinggian dari orang yang di kaguminya.

KrulCifer · Anime & Comics
Not enough ratings
4 Chs

Bidak Catur Raja

Perkenalkan namaku Mere Dak. Mungkin nama itu terdengar aneh. Karena itu mirip dengan plesatan dari kata "Meledak". Tapi meskipun begitu, aku tetap menyukai nama ini.

Mengapa?! Jawabanya sederhana. 'Itu karena kata Meledak sangat mencerminkan diriku'.

Aku terlahir dengan kemampuan yang bisa meledakkan sesuatu hanya dengan menyentuhnya mau itu berupa yang berwujud gas ataupun cairan. Mungkin bagi orang lain, kemampuan ini sangat menakutkan. Akan tetapi aku tidak peduli, lagipula berkat kemampuan ini aku bisa melindungi Keluargaku disaat perang dunia, meskipun aku masih seorang anak-anak disaat itu.

Tentu saja. Keluargaku tidak mempermasalahkannya, mereka bahkan tidak pernah memperlakukanku layaknya orang yang berbeda sekalipun.

Dan seiring berjalannya waktu. Aku menyadari kalau kemampuan yang kumiliki ini tidak hanya sebatas bisa meledakkan Unsur dan Material saja. Tetapi bisa juga meledakkan konsep ruang dan kehampaan. Namun sangat disayangkan, karena dimasaku saat itu. Pengetahuan yang berhubungan dengan Konsep Ruang dan Kehampaan sangatlah terbatas, jadi aku tidak bisa memaksimalkan potensi yang dimiliki kemampuan ini.

Disebabkan kurangnya pengetahuan. Aku malah berlatih dengan kekuatanku dengan cara memukul udara kosong dengan tinjuku yang sudah dilapisi oleh kekuatan penuhku.

Hari demi hari. Bulan demi bulan dan Bertahun-tahun lamanya hingga aku berumur 97 tahun tanpa aku sadari. Di masa itu, tubuhku sudah sangat tua dan rapuh. Tapi alih-alih menghentikan latihan gila itu, aku justru tetap berpegang teguh pada kalimat "Selama ada kemauan pasti ada jalan" dan berkat keyakinanku itu. Aku berhasil mencapai puncak dari kemampuanku "Meledakkan Jalur antar Semesta" yang membuatku bisa bepergian ke Alam semesta lain dan juga bisa meledakkan kumpulan Multiverse kecil.

Aku sangat senang dengan hal itu meski hanya berlangsung sementara. Disebabkan faktor usia, aku meninggal di umurku yang ke 127 tahun.

---

"Humph! Boleh juga kekuatanmu anak muda. Tapi sayangnya kau masih jauh dari kata 'Tak Terkalahkan'."

Mere sekarang memandang Krul dengan cahaya baru. Awalnya dia berpikir kalau Krul hanyalah bocah biasa dengan sedikit kemampuan, tetapi Ekspektasinya berbeda dengan Realita. Krul bahkan bisa membalas serangan yang memiliki 0.5 persen dari kekuatan penuhnya.

Jangan berpikir 0.5 persen itu sedikit. Karena bagaimanapun kekuatan penuh Mere bisa menghancurkan Multiverse kecil. Bukankah itu gila?! Yah mau bagaimana lagi, untuk orang biasa menghancurkan berlian dengan tinju semata sudah terbilang mustahil. Jadi tidak ada yang bisa menyalahkan mereka untuk berpikir kalau menghancurkan banyak alam semesta itu gila.

"Jangan bilang kalau kekuatanmu hanya segini saja pak tua!!"

Krul mencoba memprovokasi Mere dengan perkataannya yang mengejek Mere dan sesuai dengan harapannya, itu berhasil. Mungkin karena kemampuan ledakkannya yang sudah menyatu dengan jiwanya, emosi yang dirasakan Mere juga menjadi meledak-ledak layaknya lembah emosi tanpa batas.

"Kau!!"

Mere menggertakkan giginya dengan vena yang terlihat di dahinya. Melupakan semuanya Mere tenggelam dalam emosinya yang meluap. Dia sekali lagi melancarkan pukulan, tetapi berbeda dengan yang sebelumnya. Pukulan kali ini berisi seluruh energi yang dia bisa keluarkan saat ini.

"Haah! Membosankan!"

Krul juga membalas pukulannya dengan pukulannya yang dilapisi energi berwarna-warni layaknya Aurora di langit malam yang dingin.

Duuuaarr!

Bentrokan dari satu pukulan terjadi kembali. Namun yang ini skala kehancurannya sudah sangat menakutkan. Seluruh alam semesta menjadi hancur! Tidak! Disebut hancur sama sekali kurang tepat untuk menggambarkan kejadian ini.

Jika saja ada yang melihat adu pukulan antar keduanya mereka pasti akan langsung mati disebabkan oleh syok yang tidak bisa terkontrol.

Bang! Bang!

Pertukaran pukulan yang intens terus berlanjut di planet yang sudah hancur itu. Tanpa memikirkan yang lain keduanya terus melanjutkan pertarungan mereka.

'Sial! Kekuatanku hanya tinggal tersisa sedikit lagi. Aku harus segera mengakhiri ini sebelum semuanya menjadi lebih sulit.'

Mere mengangkat tangannya ke langit dan dengan cepat berkumpullah butiran-butiran energi yang terlihat seperti cahaya bintang membentuk lapisan aura merah yang meledak-ledak di telapak tangannya.

Dia lalu mencoba mengompres kekuatan itu menjadi suatu bentuk yang padat menyerupai bola yang seukuran kepalan tangan orang dewasa.

'Cih!! Untuk sekarang hanya ini yang bisa ku kumpulkan!'

Mere berpikir kalau kekuatannya yang sekarang sangatlah menyedihkan dibandingkan dengan dirinya di masa jaya. Ini membuat dia ingin kembali ke masa jayanya dulu. Tapi, tidak ada kata seandainya, karena dulu adalah dulu berbeda dengan sekarang.

"Apa persiapanmu sudah selesai? Kalau sudah, cepatlah kemari dan serang aku!? Dan aku harap itu serangan yang cukup untuk menghiburku saat ini."

Krul mengatakannya sambil menguap yang membuat kemarahan Mere lebih memuncak.

'Awas saja kau bocah! Akan kubuat kau menyesali semua perkataanmu.'

Mere hanya bisa mengutuk Krul dalam pikirannya. Belum pernah seumur hidupnya dia merasa sangat ingin menghancurkan sesuatu sampai ke akar-akarnya.

"L.....S."

Krul membisikkan sesuatu yang hanya bisa dia dengar seorang diri.

Krul kemudian melebarkan telapak tangan kanannya selebar mungkin dan mengarahkannya ke Mere.

Seketika muncullah cahaya terang yang menyilaukan mata. Cahaya terang kemudian perlahan mulai berubah menjadi sebuah benda menyerupai kaca dalam bentuk bidak catur raja.

"Pak tua! Kau harusnya merasa terhormat karena bisa merasakan salah satu dari beberapa serangan favorit ku."

Krul lalu menggenggam bidak catur raja itu dengan sangat erat. Dia kemudian menatap Mere yang berada beberapa puluh meter didepannya. Mere sepertinya ingin mengatakan sesuatu kepadanya.

"Mari kita tes. Kekuatan siapa yang lebih kuat, punyaku ataukah punyamu."

Menenangkan sedikit amarahnya. Mere memberikan tawaran ke Krul yang sedang menatapnya. Dia cukup yakin bahwa serangannya kali ini setidaknya bisa menghancurkan alam semesta. Walau itu sedikit mengecawakan karena hanya ini semua yang bisa dia kerahkan.

Sementara Krul yang mendengar tawaran itu, tanpa pikir panjang langsung menerimanya begitu saja.

"Oke!" Jawabnya singkat.

"Hehehe! kalau begitu mari kita mulai!"

Mereka memasang ancang-ancang sebelum melemparkan dua serangan yang berbentuk bola dan bidak catur itu.

Setelah terlepas dari kontrol keduanya. Masing masing serangan itu terlihat telah menghancurkan beberapa planet dan bintang terdekat hanya dengan keberadaannya saja.

Sungguh serangan yang menakutkan. Hanya dengan keberadaannya saja sudah bisa seperti ini. Dan sekarang keduanya akan segera saling bertabrakan.

Bang! Bang! Bang!