Ambrose sesaat merasa kepalanya kosong. Sosok Thomas benar-benar berbeda dari apa yang ia bayangkan sebelumnya, laki-laki itu sama sekali tidak terlihat seperti orang yang terkena kutukan penyihir putih, ia sangat sehat dan juga … mengerikan.
"Saudari … apa yang harus kita lakukan?" Seorang penyihir mendarat di samping Ambrose, wajahnya pucat pasi.
Situasi mendadak menjadi tidak terduga. Ambrose mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Tangannya meremas sapu terbangnya dengan erat. Keringat dingin menetes di punggungnya.
Apa yang harus mereka lakukan?
Ambrose akui dia terlalu terbawa nafsu untuk mendapatkan sepuluh peti emas untuk kepentingan rasnya.
Reputasi rasnya saat ini sedang dipertaruhkan. Sebagai penyihir, rasnya tentu saja secara otomatis menjadi pengikut setia Penyihir Putih.
"Tidak perlu khawatir. Kita memiliki jumlah yang banyak, sedangkan dia hanya sendirian." Ambrose mengeluarkan tongkat sihirnya dan mengacungkannya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com