Iris menatap Farlan yang kembali menatap lurus ke arah panggung.
Apakah laki-laki ini sedang memperingatkannya?
Iris menghela napas panjang, ia ikut menatap lurus ke panggung dan melihat di sana ada seorang wanita berwajah sembab yang lehernya dirantai diikuti dengan kaki dan tangannya.
Wanita itu memiliki sepasang sayap di punggungnya, tidak utuh. Ada bekas potongan gergaji yang di sana dan darah yang telah mengering terbungkus dengan kain.
"Kejam." Iris merasakan punggungnya langsung ngilu, membayangkan sepotong gergaji dengan kejam memotong kedua sayap kebanggan para Harpy itu.
"Ya, memang." Farlan tidak menoleh, ia menyipitkan matanya. "Tapi itulah realita kehidupan diluar Kerajaan."
"Apa maksudnya? Apa kehidupan diluar kerajaan begitu sulit?"
Farlan menoleh ke arah Iris dengan kening yang berkerut, seakan-akan Iris berasal dari tempat yang sangat asing yang jauh darinya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com