webnovel
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#R18
#COMEDY
#WEREWOLF
#PENYIHIR

WITCH'S LOVE

-Selesai- Sebuah pertemuan yang tidak pernah diduga terjadi, Amara Iris, seorang Penyihir yang terjebak selama ratusan tahun di rawa kematian bertemu dengan Thomas Phyla, Pangeran dari Kerajaan Megalima yang terbuang dari tahta dan dikutuk oleh Penyihir Putih. Iris awalnya hanya memanfaatkan Thomas agar bisa keluar dari rawa kematian, tapi melihat penderitaan Thomas dengan kutukannya, ia bertekad untuk membantu sang Pangeran untuk mematahkan kutukan Penyihir Putih dan mempertahankan laki-laki itu di sisinya sebagai Pasangan jiwa. Karena kutukan Penyihir Putih, Thomas selalu berjalan mendekati kematian, ia sekarat dan berkali-kali hampir mati. Keadaan menjadi kacau dengan kemunculan Morgan Lloyd, manusia serigala yang diyakini telah membantai packnya, laki-laki itu dengan seenaknya menjadikan Iris sebagai pasangan sehidup sematinya, membuat Iris kebingungan. Apa yang akan dilakukan oleh Iris? Akankah ia tetap bersama Thomas sampai akhir dan membantunya mematahkan kutukan dari Penyihir putih atau pergi bersama Morgan sebagai kekasih dari sang serigala? "Selama kita terhubung, kamu adalah milikku!" Iris. "Apa pun yang terjadi aku tidak akan pergi darimu." Thomas. "Kita harus bersama, kau adalah pasanganku, jangan melirik laki-laki lain!" Morgan. Pilihan manakah yang akan Iris pilih? Petualangan penuh pengorbanan, kehangatan, keromantisan dan pertumpahan darah segera dimulai! Ig : Winart12

Winart12 · Fantasy
Not enough ratings
517 Chs
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#R18
#COMEDY
#WEREWOLF
#PENYIHIR

Kepergian Sang Putri

Thomas melangkah menuruni tangga, ia berbelok memasuki perpustakaan kerajaan dan menemukan seorang wanita bergaun merah tengah membaca buku di sudut ruangan, di bawah sinar lilin yang temaram.

Laki-laki itu tersenyum, ia mengamati wajah Iris. Kedua alisnya saling berkerut dan bibirnya yang merah itu terkatup rapat, ia mendekatinya dengan pelan dan menyentuh bahu Iris.

"Matamu akan rusak kalau membaca dengan lilin seperti ini," bisik Thomas di telinga Iris, ia melirik sebatang lilin yang terletak di dalam gelas kaca.

"Tomy!" Iris mengusap telinganya dan buru-buru bergeser, wajahnya langsung merah padam. "Bukankah sudah kubilang jangan seperti itu lagi?!"

"Oh?" Thomas tertawa, ia duduk di samping Iris dan bertopang dagu. "Seperti itu apa?"

"Sudah kubilang jangan berbisik atau memelukku tiba-tiba, aku kaget!" Iris menutup buku yang ia baca, cahaya lilin bergoyang di depan mereka.