webnovel
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#R18
#COMEDY
#WEREWOLF
#PENYIHIR

WITCH'S LOVE

-Selesai- Sebuah pertemuan yang tidak pernah diduga terjadi, Amara Iris, seorang Penyihir yang terjebak selama ratusan tahun di rawa kematian bertemu dengan Thomas Phyla, Pangeran dari Kerajaan Megalima yang terbuang dari tahta dan dikutuk oleh Penyihir Putih. Iris awalnya hanya memanfaatkan Thomas agar bisa keluar dari rawa kematian, tapi melihat penderitaan Thomas dengan kutukannya, ia bertekad untuk membantu sang Pangeran untuk mematahkan kutukan Penyihir Putih dan mempertahankan laki-laki itu di sisinya sebagai Pasangan jiwa. Karena kutukan Penyihir Putih, Thomas selalu berjalan mendekati kematian, ia sekarat dan berkali-kali hampir mati. Keadaan menjadi kacau dengan kemunculan Morgan Lloyd, manusia serigala yang diyakini telah membantai packnya, laki-laki itu dengan seenaknya menjadikan Iris sebagai pasangan sehidup sematinya, membuat Iris kebingungan. Apa yang akan dilakukan oleh Iris? Akankah ia tetap bersama Thomas sampai akhir dan membantunya mematahkan kutukan dari Penyihir putih atau pergi bersama Morgan sebagai kekasih dari sang serigala? "Selama kita terhubung, kamu adalah milikku!" Iris. "Apa pun yang terjadi aku tidak akan pergi darimu." Thomas. "Kita harus bersama, kau adalah pasanganku, jangan melirik laki-laki lain!" Morgan. Pilihan manakah yang akan Iris pilih? Petualangan penuh pengorbanan, kehangatan, keromantisan dan pertumpahan darah segera dimulai! Ig : Winart12

Winart12 · Fantasy
Not enough ratings
517 Chs
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#R18
#COMEDY
#WEREWOLF
#PENYIHIR

Ilusi dari Keinginan 1

Setelah Iris melarikan diri dari Thomas, ia menghempaskan dahinya ke dinding berkali-kali, mencoba menyembunyikan wajahnya yang terbakar rasa malu.

Iris masih merasakan darah dari bibir Thomas di lidahnya, ia berjongkok dan menutupi wajahnya dengan telapak tangan selama beberapa saat lalu menarik napas panjang.

"Lupakan itu, aku harus fokus!"

Iris kemudian berjalan keluar dari penginapan dan melangkah menerobos kabut tebal, berjalan lurus tanpa melihat ke belakang. Hingga kedua kakinya terasa membeku ia berhenti.

Iris memejamkan matanya dan menghirup aroma rempah yang menguar di udara dalam-dalam, menyesap dan mengisi seluruh rongga pernapasannya dengan bau yang menyengat itu.

Begitu Iris membuka matanya lagi, ia sudah ada di tempat yang berbeda.

Di depannya adalah rumah yang ia tempati dulu di Kota Orang Mati, rumah kecil dengan jendela bertirai merah pudar di ujungnya, lalu tanaman merambat yang dibiarkan tumbuh di tiang teras.