webnovel

RAHASIA LUKISAN TELANJANG

TERNYATA yang datang bukan lain daripada Iblis

Gemuk yang tadi telah bertempur dengan si orang tua

berbadan kurus. Kali ini dia datang bukan sendirian,

tapi bersama seorang laki-laki berbadan tinggi yang kurus

luar biasa, lebih kurus dari si orang tua sendiri. Keadaan

tubuhnya serta tampangnya yang mengerikan persis

seperti jerangkong hidup. Seperti Iblis Gemuk, manusia ini

pun menguncir ke atas rambutnya yang gondrong dan dia

bukan lain daripada Iblis Kurus, kakak kandung dan kakak

seperguruan Iblis Gemuk. Iblis Kurus memang memiliki

ilmu kepandaian yang jauh lebih tinggi daripada Iblis

Gemuk. Karena itulah Iblis Gemuk telah mencari kakaknya

itu di kaki gunung dan membawanya ke tempat si orang

tua melanjutkan pertempuran yang telah terjadi sebelum–

nya!

Si orang tua yang tadi sudah hendak mencangkung

untuk melanjutkan pekerjaannya, mendengar suara seruan

nyaring itu segera berdiri.

"Hem... kau betul-betul datang menepati janji, Iblis

Gemuk!" kata si orang tua sambil melirik pada Iblis Kurus.

Iblis Kurus memandang mencemooh.

"Adikku, apakah ini manusianya yang telah berani

turunkan tangan lancang terhadapmu?!"

"Betul, memang dia bangsatnya!" sahut Iblis Gemuk.

Iblis Kurus memperhatikan lukisan di belakang si orang

tua. Lukisan itu memang bagus sekali serta merangsang.

Tidak salah kalau adiknya demikian tertarik dan meng–

inginkannya.

"Manusia kurus cacingan macam ini saja kau tidak

sanggup menghadapi. Betul-betul membuat nama besarku

menjadi luntur!"

Si orang tua tertawa dingin.

"Tampang dan tubuhmu jauh lebih buruk dari aku, Iblis

Kurus. Karenanya tak perlu mencela orang lain..."

"Kakakku, kurasa tak perlu kita bicara panjang lebar

dengan bangsat tua ini. Mari kita musnahkan dia!" ujar

Iblis Gemuk.

Si orang tua tertawa mengekeh. "Nyalimu melembung

besar kembali Iblis Gemuk! Tentu kau mengandalkan

kakakmu ini, bukan?!"

"Orang tua keparat! Ajal sudah di depan mata masih

bisa bicara sombong!"

Si orang tua berpaling pada Iblis Kurus lalu berkata,

"Sobat, nama besar kalian berdua sudah lama kudengar.

Antara kita tak ada permusuhan..."

"Sesudah kau berani berlaku lancang terhadap adikku,

apakah itu bukan berarti permusuhan?!" potong Iblis

Kurus.

"Itu salah adikmu sendiri!" sahut orang tua itu dengan

nada sabar. "Dia inginkan lukisanku. Aku menolak. Dia

memaksa malah lakukan kekerasan. Salahkah kalau aku

memberi sedikit pelajaran padanya?!"

"Tapi tidak seorangpun yang boleh turun tangan

seenaknya terhadap Dua Iblis Dari Selatan!" tukas Iblis

Gemuk.

Si orang tua tertawa mengejek.

"Sifat manusia memang banyak yang aneh," katanya.

"Ingin menggebuk orang lain, tapi digebuk tidak mau!"

Iblis Kurus rangkapkan tangan di muka dada.

"Orang tua, sebaiknya kau serahkan saja lukisan itu

pada adikku. Niscaya kami Dua Iblis Dari Selatan tidak

akan bikin urusan menjadi panjang!"

Orang tua itu geleng-gelengkan kepala.

"Heran," katanya, "mengapa di dunia ini masih banyak

manusia-manusia yang ingin memaksakan kehendaknya

terhadap orang lain..."

"Kau mau serahkan lukisan itu atau tidak?!" bentak

Iblis Kurus. "Kalau begitu lekas terangkan namamu! Aku

tidak pernah membunuh manusia tanpa tahu nama atau

julukannya sekalipun manusia tak berguna macam kau!"

Si orang tua tertawa panjang tapi kali ini tawanya

bernada rawan.

"Seharian ini banyak sekali orang-orang yang ingin tahu

namaku," katanya. "Padahal semua manusia dilahirkan

tidak bernama..."

"Jangan ngaco! Lekas beritahu namamu!" hardik Iblis

Kurus sambil maju satu langkah.

Sebagai jawaban maka kali ini orang tua aneh itu

keluarkan serangkaian nyanyian:

Puluhan tahun mengembara

Tiada berumah tiada bertempat tinggal

Delapan penjuru angin penuh dengan keindahan

Bukankah pekerjaan baik, melukis segala yang indah?

Mendengar suara nyanyian itu terkejutlah Dua Iblis Dari

Selatan. Mereka saling pandang sejenak.

"Jadi rupanya kaulah Si Pelukis Aneh yang selama ini

malang melintang dalam dunia persilatan?!" ujar Iblis

Kurus. Hatinya berdebar juga mengetahui siapa adanya

manusia di hadapannya, tapi dia tidak takut

Si orang tua yang memang Si Pelukis Aneh adanya

mengusap-usap dagunya.

"Sungguh tiada diduga hari ini Dua Iblis Dari Selatan

akan berhadapan dengan Si Pelukis Aneh akan pasrahkan

jiwanya di tanganku!" Si pelukis Aneh tertawa panjang-

panjang. "Rupanya hari ini aku terpaksa mencabut pan–

tangan membunuh yang sejak lama kulakukan. Orang lain

hendaki jiwaku, mana mungkin aku berpangku tangan...?!"

"Bagus! Sekarang terima jurus pertama ini kunyuk tua!"

teriak Iblis Kurus dan dengan serta merta menyerang ke

muka.

Dibandingkan dengan Iblis Gemuk yang kepandaiannya

sudah tinggi maka Iblis Kurus jauh lebih tinggi lagi ilmu

silatnya. Tahu menghadapi lawan yang tangguh maka Iblis

Kurus keluarkan jurus-jurus terhebat dari ilmu silatnya

sehingga dalam waktu yang singkat serangannya laksana

hujan bertubi-tubi melanda tubuh Si Pelukis Aneh!

Dalam lima jurus pertama Si Pelukis Aneh dibikin

terdesak hebat. Kesempatan ini dipergunakan oleh Iblis

Gemuk untuk bergerak mengambil lukisan perempuan

telanjang yang tersandar di batu!

Meski dalam keadaan terdesak, si Pelukis Aneh masih

sempat melihat gerakan lawannya yang satu itu. Maka

dengan melengking tinggi orang tua ini melompat sejauh

dua tombak lalu menukik laksana kilat dan lancarkan satu

tendangan ke arah Iblis Gemuk.

Iblis Gemuk terpaksa batalkan niatnya untuk mengam–

bil lukisan itu dan buru-buru menyingkir karena angin

tendangan lawan deras dan bahayanya bukan olah-olah!

Baru saja Si Pelukis Aneh jejakkan kakinya di tanah,

maka Iblis Kurus telah menyerbunya dengan dua ten–

dangan, dua pukulan!

Namun kali ini Si Pelukis Aneh telah rubah permainan

silatnya. Matanya yang tajam dan penuh pengalaman itu

sudah melihat kelemahan-kelemahan ilmu silat lawan.

Maka sekali tubuhnya berkelebat, Iblis Kurus merasakan

desakan serangan yang hebat sekali membuat dia

selangkah demi selangkah dan jurus demi jurus terdesak

hebat. Dia sama sekali tak dapat melihat gerakan lawan

dan tahu-tahu tangan atau kaki orang tua itu sudah berada

dekat kepala atau tubuhnya! Hanya dengan mengandalkan

ilmu meringankan tubuhnya yang sempurnalah maka dia

masih sanggup elakkan semua serangan lawan itu! Tapi

sampai beberapa lama dia sanggup bertahan?!

Iblis Kurus menjadi gemas sekali. Semakin lama se–

akan terdesak dia. Gerakan lawan yang campur aduk tak

bisa dilihatnya mengacaukan serangan serta jurus-jurus

pertahanannya yang terlihai. Iblis Kurus keluarkan keringat

dingin sewaktu dirinya didesak hebat ke tepi jurang! Setiap

dicobanya untuk melompat ke samping selalu dia berha–

dapan dengan tendangan-tendangan atau jotosan-jotosan

lawan yang menyambar di muka hidungnya hingga dia

terpaksa membatalkan niatnya untuk melompat ke

samping! Dalam pada itu, detik demi detik tepi jurang

semakin dekat juga. Dalam jurus pertempuran yang kelima

belas tepi jurang yang terjal itu hanya tinggal beberapa

langkah saja lagi di belakangnya!