Seluruh Keluarga Jusung terdiam. Lidya berdiri di satu sisi, menggosok tongkat di tangannya, matanya kabur.
Ayah Sarah yang bernama Pak Marco masih menatap Tito. Matanya dipenuhi dengan aura dingin, sangat dingin. Ada keagungan yang melekat dalam dirinya, "Tito, apakah itu cukup?"
Tito menundukkan kepalanya untuk merapikan lengan bajunya, tetapi tidak mengatakan apa-apa.
"Sarah!" Kata pria itu dengan keras. Sarah jelas-jelas ketakutan padanya. Dia bangkit dari lantai sambil merangkak. Sebelum dia bisa mendekat, pria itu menamparnya lagi dengan lebih keras. Sarah sudah bisa menyeimbangkan tubuhnya sekarang, tetapi wajahnya langsung mengalami mati rasa. Sudut mulutnya berdarah, tamparan itu membuatnya sangat malu.
"Cukup?" Pak Marco bertanya dengan suara yang dalam.
Tito tidak berbicara, jadi Pak Marco melihat ke arah Pak Darmawan, "Pak Darmawan, saya tidak menyangka bisa bertemu Anda di sini, maafkan saya jika kita harus bertemu dalam kondisi seperti ini."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com