Putihnya kulit pria itu berbeda dari putihnya kulit Tito yang cenderung pucat. Namun, meski pria itu begitu putih dan mengenakan setelan putih, dia memakai syal warna-warni di lehernya. Busana semacam ini, jika dipakai dengan baik, dapat dengan mudah membuat orang terlihat menawan meskipun setiap setelannya tidak ada hubungannya dari segi motif atau warna.
Melihat banyak orang di dalam ruang tunggu tersebut, pria itu tersenyum lembut, tapi tatapannya tetap tegas. "Kiano, Tito, kebetulan sekali, kalian sedang bersantai di ruangan ini?"
"Apa yang kamu lakukan di sini?" Kiano bangkit dan menyapanya. Karena dia mengenakan setelan berwarna hitam, sedangkan pria tadi mengenakan setelan putih, keduanya tampak seperti piano saat berhadapan.
"Menonton pertunjukan," jawab pria itu.
"Biasanya kamu tidak peduli soal perusahaan? Apa kamu ke sini hanya karena penasaran?" Kiano terkekeh.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com