2 Pertemuan pertama.

'dorr... dorr.. dorr'

Suara keras tiba tiba terdengar dari dalam rumah besar itu saat Abi akan memasuki ruang utama rumah itu. Abi sungguh kaget dan ketakutan saat mendengar nya sampai sampai dia berhenti di tempat nya sambil menutupi telinganya menggunakan kedua tangan nya.

"Itu suara apa paman?" Tanya Abi kepada para pria pria itu.

"Itu suara tembakan. Apakah kau benar benar tidak tahu atau kau pura pura bodoh?" jelas salah satu dari mereka.

"Kenapa ada suara tembakan di dalam rumah ini?. Apa terjadi perampokan disini?"

"Segera telepon polisi paman. Mereka akan membantu kita." Ucap Abi yang membuat mereka semua heran dengan tingkah gadis itu. Mereka saling melempar pandangan satu sama lain, lalu menggeleng kan kepala nya.

"Kau akan terbiasa mendengar bunyi itu, selama tuan Zion masih memberi mu kesempatan untuk hidup. Dan bahkan mungkin suara itu akan menjadi suara terakhir yang akan kamu dengar sebelum tuan Zion akan membunuh mu nanti." Ucap orang yang sama dengan orang yang membentak Abi sewaktu di mobil tadi.

"Cepat bawa dia kepada tuan Zion." Sambungnya sambil memerintah teman temannyaa agar segera membawa Abi menghadap bos nya tersebut.

Abi dan para laki laki itu kini sudah berada di ruang utama rumah itu. Saat abi sampai disana dia melihat seseorang yang sekarang sedang membelakangi mereka, orang tersebut memakai jas dan celana yang sama sama hitam seperti orang orang yang membawa nya kemari. Apa dia salah satu dari orang orang ini? Batin Abi.

Dilihat dari postur tubuhnya dan dari potongan rambutnya, dia merupakan seorang laki laki. Namun siapa dia? tanya Abi dalam hati.

"Itulah hukuman untuk penghianat sepertimu! cepat urus mayatnya." Titah orang tersebut yang dibalas anggukan oleh orang orang yang ada disitu.

Abigail berteriak saat mendengar laki laki tersebut berkata tentang mayat, dan dia semakin kaget saat dia melihat cairan merah yang bercecer di lantai. Itu darah bukan? iya.. itu darah, Abi tidak mungkin salah.

Dia memiringkan tubuhnya kesamping, dan....

degggggg

Ada mayat seseorang dengan bagian kepalanya kini dipenuhi darah. Abigail semakin berteriak histeris yang membuat laki laki yang sejak tadi membuat Abi penasaran tersebut membalikkan tubuh nya, untuk melihat siapa yang berani berteriak di belakangnya.

"Ka.... kau.. Apa yang kau lakukan kepadanya? Apa kau membunuhnya? Apa suara tembakan tadi, kau yang membuatnya? Kenapa kau melakukan nya? Kau bisa dipenjara karena melakukan itu. Dan.. A... Apa kau tidak takut dosa?." Tanya Abi panjang lebar, yang membuat pria itu malah mengeraskan rahangnya seakan akan dia sedang menahan emosi.

"Ma.... Maaf tuan. Kami sudah berhasil menemukan keberadaan tuan Keiko. Dan seperti yang anda perintah, karena dia belum bisa membayar utangnya, maka kami membawa putrinya sebagai jaminan." Jelas laki laki yang ada di samping Abi saat ini.

"Jadi ini puteri laki laki penghianat itu?" Ucap pria tersebut, sambil berjalan mendekar kearah Abi. Perlahan Abi mundur, namun dia berhenti setelah menabrak seseorang yang seperti nya adalah salah satu penjaga di rumah ini.

"Kenapa kau takut? Apa kau kenal kepadaku gadis cantik?" Tanya pria itu saat jarak mereka sudah semakin mendekat. Tiba tiba dia menarik tangan Abi dan menekan pergelangan tangan Abi hingga gadis itu mengerang kesakitan.

"Lepaskan aku. Aku mohon lepaskan aku. Kenapa kau menyakitiku? Apa salahku padamu.?" Tanya Abi yang membuat laki laki tersebut tersenyum licik. Lalu dia mengangkat dagu Abi menggunakan jari telunjuknya.

"Itu karena ayahmu. Dia telah membohongiku, dan mencoba kabur dariku. Jadi kau harus menerima takdir mu untuk mati hanya karena kesalahan dari ayahmu itu." Ucap pria itu, lalu menjauhkan tangan nya dari dagu Abi dengan kasar.

"A.... Apa kau tuan Zion yang dibicarakan oleh ayahku dan juga mereka tadi.?" Tanya Abi gugup.

"Benar sekali... Ternyata kau sangat pintar. Apakah aku sesuai ekspektasimu.?" Tanya pria itu masih dengan senyum liciknya. Abi melirik pria itu, dia memerhatikan pria tersebut dimulai dari bawah hingga sampai ujung rambutnya.

"Apa kah aku harus jujur atau aku bisa berbohong?" Tanya gadis itu polos, yang malah membuat laki laki itu tertawa terbahak bahak, dan semua orang yang ada disitu langsung terheran heran melihat tingkah bos nya itu.

Selama mereka bekerja kepada laki laki itu, belum pernah sekalipun mereka melihatnya, bisa tertawa selepas itu. Seketika mereka langsung terdiam dan ketakutan.

Dan tiba tiba salah satu dari orang orang yang tadi membawa gadis itu kerumah ini, berkata "Ma... Maaf tuan, apakah kami harus membawanya dari sini? ataukah kami harus menghabisi nya sekarang juga?" Tanya laki laki itu, yang langsung mendapat tatapan tajam dari pria yang dipanggil tuan Zion tersebut.

"Jangan pernah menyentuh gadis itu jika tidak ada perintah dariku. Apalagi sampai menyakitinya, atau kau akan aku bunuh saat itu juga." Ucap Zion yang membuat mereka semua ketakutan dan melangkah menjauhi Abi.

"Aku ingin mendengarkan perkataan jujur darimu." Ucap Zion yang membuat Abi kaget.

"Tapi kau tidak akan membunuh ku kan? Aku tidak akan menjawab jika kau akan membunuhku." Ucap Abi yang kembali membuat Zion tertawa.

"Itu tergantung jawaban mu. Jika jawabanmu membuatku marah, maka aku pasti akan membunuhmu dengan senjata kesayangan ku ini." Ucap Zion yang langsung membuat Abi ketakutan.

"Aku tidak akan menjawab nya. Tolong kasihani aku. Aku masih belum ingin mati."

"Kenapa kau belum ingin mati?" Tanya Zion.

"Karena aku masih ingin hidup." Jawab Abi polos yang kembali membuat Zion tertawa, dan kali ini semua orang yang ada di rumah itu juga ikut tertawa walaupun sangat pelan. Namun di balik tawa para asisten itu, mereka sangat heran melihat tingkah Abi yang sangat berani kepada Zion. Sejak tadi mereka membayangkan kapan senjata bos mereka akan menembus kepala gadis itu.

"Baiklah, sekarang aku ingin bertanya. Kenapa kau masih ingin hidup dan belum mau mati?" Tanya Zion untuk kesekian kalinya. Abi tampak berpikir sejenak, lalu mengalihkan pandangan nya kearah lain rumah itu.

"Aku akan menjawab. Tapi sebelumnya, bisakah kita duduk dulu? kaki ku sangat sakit karena berdiri sejak tadi. Apa kaki kaka tidak sakit?" Tanya Abi yang membuat semua orang kaget, termasuk Zion. Apa? dia memanggil Zion dengan sebutan kaka? Apa mereka tidak salah dengar? dan mereka semakin kaget saat melihat Abi yang sudah berjalan menuju sofa yang ada di ruang tamu tersebut.

"Mengapa kau memanggil ku kaka?" Tanya Zion yang masih berdiri di tempatnya tadi.

"Dari yang aku lihat, kau sepertinya lebih tua dari ku. Dan jika dilihat dari wajah mu, seperti nya kau belum terlalu tua, jadi kaka lebih pantas dipanggil seperti itu dari pada aku panggil paman. Paman terlalu tua untuk wajah itu." Jelas Abi yang membuat wajah Zion semakin merah.

"Terserah kau saja." Jawab Zion yang langsung pergi meninggal kan Abi dan para pengawalnya disitu. Namun sebelum dia benar benar meninggal kan mereka. Zion memerintahkan pengawalnya.

"Segera bawa dia ke dalam kamarnya. Dan untuk orang ini, cepat urus mayatnya. Aku akan pergi keluar." Ucap Zion memberi perintah yang dibalas anggukan oleh para pengawal serta asisten rumah tangga di rumah ini.

Saat Zion akan pergi, tiba tiba dia berhenti saat Abi memanggil namanya.

"Hei, ka Zion mau kemana? Lepaskan aku dulu ka." Mohon Abi pada Zion.

Zion hanya diam, lalu beralih dan pergi meninggalkan Abi.

"Mari saya antar ke kamar anda non." Ucap salah satu ART di rumah ini, dan Abi hanya bisa mengangguk lemah sambil mengikuti wanita paruh baya yang tadi mengajak nya.

Kini mereka berada di depan pintu salah satu kamar yang ada di rumah ini.

"Ini adalah kamar anda, dan kamar yang ada di sebelah adalah kamar tuan Zion. Jika anda butuh sesuatu bisa panggil saya. Oh ya, perkenal kan nama saya Asih. Panggil saja bik Asih." Jelas wanita tersebut.

"Baik bik, terimakasih. Perkenalkan nama saya Abigail, panggil saja Abi. Oh ya jangan panggil saya non, panggil saja saya Abi." Jelas Abi dengan sopan yang hanya dibalas senyuman oleh wanita itu.

"Baik kalau begitu, saya permisi dulu. Saya harus menyiapkan makan malam untuk anda dan tuan Zion. Permisi." Ucap nya sambil membungkukkan badan dan di ikuti oleh Abi yang juga ikut membungkukkan tubuh nya. Lalu wanita itu pergi meninggal kan Abi.

Abi membuka pintu kamar tersebut, dan saat dia melihat isinya. Begitu terkejut nya dia saat melihat isi dari kamar tersebut. Kamar ini benar benar indah dan juga dipenuhi oleh barang barang yang sangat bagus dan unik.

"Apa ini kamarku? ini sangat bagus, siapa yang menyiapkan ini? dan apa ini? Barang barang yang ada disini jga tertata sangat rapi sekali. Bahkan sama sekali tidak ada debu disini." Ucap Abi bermonolog sesaat setelah dia meraba meja dan kaca rias yang ada di kamar tersebut dengan jari telunjuk nya.

Setelah itu, dia langsung melemparkan tubuhnya ke atas kasur. Begitu empuk, bahkan sangat empuk. Jauh lebih empuk dari kasur tidur Abi yang ada di rumah nya. Saat dia sudah membarigkan tubuhnya, tiba tiba dia teringat kepada ayah dan bunda nya. Pasti saat ini bunda nya tidak berhenti menangis karena Abi belum kembali. "Abi kangen ayah sama bunda" ucap Abi lalu terlelap tidur.

avataravatar
Next chapter