webnovel

Part 24

Kini Abi ada di dalam kamar nya. Dia terisak kecil di balik pintu itu. Dia benar benar kecewa dengan sikap Zion yang egois dan tidak pernah mau mendengar kan penjelasan dari orang lain. Zion selalu menganggap bahwa diri nya selalu benar dan orang lain yang salah.

Abi menenggelam kan wajah nya di balik kedua kaki nya dan kembali terisak, hingga dia mendengar sebuah ketukan di balik pintu.

"Abi. Buka pintu nya. Aku ingin bicara." Ucap seseorang dari balik pintu yang Abi tahu itu adalah suara Zion.

Abi tidak menggubris ucapan Zion sama sekali. Dia kembali terisak saat mengingat kejadian tadi saat Zion memukuli Yuda dengan brutal.

"Aku mohon buka pintu nya Abi." Ucap Zion kali ini dengan suara lembut dan terdengar memohon. Abi tetap tidak memperdulikan ucapan Zion, dia tetap pada posisi nya.

"Abi aku mohon. Aku ingin bicara, tolong buka pintu nya. Aku mohon... Abi buka!!!!!" Ucap Zion yang masih tetap tidak di gubris oleh Abi.

Sudah lebih dari tiga puluh menit sejak Zion mengucap kan kalimat terakhir nya tadi. Kini Abi sudah tidak mendengar suara Zion lagi. Dia menempel kan telingan nya ke arah pintu untuk mencari suara di sana.

"Ngak ada suara sama sekali. Jangan jangan kak Zion sudah pergi." Ucap Abi masih dengan telinga yang menempel pada pintu.

"Abi haus. Tapi nanti kalau Abi keluar, gimana kalau Abi ketemu sama kak Zion? Tapi.... Ahh Abi ngak perduli, Abi ngak mau ngomong sama kak Zion dulu. Pokok nya Abi harus diem diem biar kak Zion ngak tau kalau Abi keluar dari kamar." Ucap Abi bermonolog sambil perlahan membuka kunci pintu kamar nya dengan penuh hati hati agar tidak menimbul kan suara sama sekali.

Abi membuka pintu dengan hati hati. Sedikit demi sedikit, kepala Abi keluar untuk memperhatikan daerah di sekitar kamar nya. Saat Abi sudah yakin tidak ada Zion di sana, Abi langsung bergegas keluar.

"Huftttt... untung kak Zion udah ngak di sini." Ucap Abi sambil mengelus dada nya pelan. Abi melangkah menuruni anak tangaga satu persatu dengan hati hati. Abi melirik ke arah sofa dan tidak menemukan Zion di sana. Merasa aman, Abi bergegas lari ke arah dapur dan mengambil segelas minuman untuk ia bawa ke dalam kamar.

Setelah berada di dalam kamar, Abi meletak kan gelas berisi minuman nya ke atas meja belajar dan bergegas mengunci kembali pintu kamar nya agar Zion tidak bisa masuk ke dalam.

"Hufttt kak Zion ngak akan bisa masuk kamar Abi, karena pintu nya udah Abi kunci. Abi ngak mau ketemu sama kak Zion." Ucap Abi sambil menepuk nepuk pintu kamar nya lalu beralih menuju meja belajar nya. Abi langsung meminum air yang tadi dia bawa dalam sekali tegukan.

Saat Abi ingin berjalan ke arah kamar mandi, tiba tiba tangan nya dihentikan oleh seseorang. "Aaaaaa, tolong.... lepasin Abi." teriak Abi sambil memukul mukul dada seseorang itu dengan tutup mata.

"Abi.. tenang.. ini aku Abi, tenang, buka mata mu." Ucap seseorang itu sambil berusaha menahan pukulan Abi di dada nya.

Setelah Abi mendengar suara itu, Abi membuka matanya dan menemukan Zion yang kini berdiri di hadapan nya. Abi akhir nya menghentikan pukulan nya.

"Kak Zion? Kok kak Zion bisa masuk ke kamar Abi? Pintu Abi kan di kunci." Ucap Abi sambil melirik ke arah pintu nya yang masih terkunci.

Zion tidak memperduli kan ucapan Abi, dia langsung menarik Abi ke dalam pelukan nya dan memeluk Abi dengan erat.

"Maaf kan aku Abi. Aku benar benar tidak sengaja. Aku sama sekali tidak ada maksud untuk melukai mu." Ucap Zion masih tetap memeluk Abi. Sedangkan Abi langsung mendorong tubuh Zion agar lepas dari pelukan nya.

"Abi ngak mau ngomong sama kak Zion. Kak Zion jahat sama Abi, kak Zion juga kasar sama Abi. Kak Zion udah berapa kali bentak bentak Abi, bahkan kak Zion juga udah pukul Abi dan nampar Abi. Abi ngak mau liat kak Zion lagi." Ucap Abi lalu mengalih kan pandangan nya dari Zion, dan memutar kan tubuh nya agar membelakangi Zion.

Zion membalik kan tubuh Abi dan menggengam tangan gadis nya itu. Zion membungkuk kan tubuh nya agar sejajar dengan tubuh kecil milik Abi. Tangan Zion beralih ke arah sudut bibir Abi yang masih ada darah dan mengelus nya pelan.

"Maaf kan aku. Aku janji tidak akan melakukan nya lagi. Aku janji Abi."

"Setiap kali kak Zion bentak Abi, kak Zion selalu minta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi nya lagi. Namun, kak Zion lihat sendiri kan, kak Zion selalu melakukan hal yang sama. kak Zion masih suka bentak bentak Abi. " Jeda Abi.

"Kak Yuda ngak salah. Dia emang bener bener ngak tau tentang ini, Abi yang berusaha nutupin tentang masalah ini dari dia kak. Kakak ngak boleh marah sama kak Yuda. Percaya sama Abi, Kak Yuda selalu jaga Abi kok, cuman waktu itu emang Abi celaka nya di dalam sekolah, jadi kak Yuda ngak tau." Lanjut Abi.

Zion mengangguk pelan, lalu memeluk Abi kembali. Kali ini Abi tidak memberontak malah membalas pelukan Zion.

"Abi ngak suka kalau kak Zion marah marah. Kak Zion harus bisa kendaliin amarah kak Zion. Kak Zion juga harus bisa denger penjelasan orang lain kak, jangan langsung beranggapan bahwa apa yang kakak tau itu udah bener. Abi takut kak, Abi bener bener takut kalau Abi harus denger suara keras kak Zion." Ucap Abi di dalam pelukan Zion.

"Bantu aku untuk merubah tempramen ku Abi." Ucap Zion sambil mempererat pelukan nya pada Abi.

"Abi akan selalu bantu kak Zion supaya jadi orang yang semakin baik dari yang sekarang."

"Terima kasih. Aku menyayangi mu Abi." Ucap Zion pelan.

"Apa? tadi kak Zion ngomong apa? Abi ngak denger, ulangin lagi dong kak." Ucap Abi menggoda Zion dan langsung membuat Zion salah tingkah. Zion langsung melepas pelukan nya dan menuntun Abi untuk duduk di kursi belajar milik Abi.

"Lebih baik sekarang kamu duduk. Aku akan meembersih kan luka mu." Ucap Zion yang membuat Abi tersenyum kecil melihat tingkah Zion yang menurut Abi sangat lucu.

Zion mengambil kotak P3K yang ada di dalam laci dan membawa nya ke arah Abi. Zion membersih kan luka Abi dengan hati hati agar gadis nya itu tidak terlalu kesakitan. Zion mengoles kan alkohol itu secara perlahan.

"Ahhhhh... sakit.."

"Ma... Maaf."

"Pelan pelan kak." Ucap Abi.

Setelah Zion selesai membersih kan luka di bibir Abi, Zion langsung mengembalikan kotak P3k itu ke dalam tempat nya. Abi beranjak ke kasur milik nya dan membaring kan tubuh nya di sana.

"Sekarang kamu tidur. Besok luka nya akan sembuh. Aku akan kembali ke dalam kamar ku." Ucap Zion sambil menyelimuti Abi.

"Kenapa kak Zion ngak tidur di kamar Abi aja? Abi mau tidur sambil di peluk sama kak Zion." Ucap Abi lalu menggeser tubuh nya ke arah lain kasur nya dan memberi tempat ke pada Zion. Zion tersenyum kecil lalu ikut membaring kan tubuh nya di samping Abi.

Saat Zion sudah berada di samping nya, Abi langsung memeluk tubuh Zion dan menenggelam kan wajah nya di lekukan leher Zion. Zion mengusap lembut rambut Abi.

"Selamat malam kak Zion. Abi sayang kak Zion." Ucap Abi dan mengecup singkat bibir Zion lalu kembali menenggelam kan wajah nya. Zion hanya tersenyum tipis lalu mencium kening Abi.

Kedua nya tidur dengan posisi saling berpelukan satu sama lain. Setelah Abi tertidur, mata Zion masih terbuka sempurna. Walau pun tadi di hadapan Abi, Zion bersikap biasa saja, namun di balik itu semua, hati nya benar benar di penuhi amarah.

Dia berjanji pada diri nya sendiri bahwa dia akan menemukan siapa yang menyebab kan luka luka itu ada di tubuh gadis kecil nya itu. Dia tidak akan membiar kan siapa pun bisa hidup tenang jika sudah berani menyentuh gadis kecil milik nya itu. Dia bersumpah akan hal itu.

Next chapter