webnovel

When Love Knocks The Billionaire's Heart

L'amour est comme le vent, nous ne savons pas d'ou il vient. Cinta datang seperti angin, kita tidak tahu kapan dia datang. -Balzac- ---- Ditinggalkan dua orang wanita yang sangat dicintai dalam hidupnya membuat William James Hunter, 27, kesulitan untuk mempercayai wanita. Di matanya, wanita hanyalah objek pemuas hasratnya. Dengan uang yang ia miliki ia bisa dengan mudah mendekati wanita manapun yang ia mau. Pandangan William pada wanita mulai berubah ketika ia bertemu Esmee Louise, 24, di sebuah restoran kecil di desa Riquewihr, Perancis. Perlahan tapi pasti, sikap hangat dan pribadi Esmee yang pekerja keras kembali mengetuk hati William. Pada awalnya, William berencana ingin menghancurkan restoran milik Esmee karena gadis itu tidak mau menjual restoran tersebut pada perusahaan milik keluarganya. Namun, perasaan yang ia rasakan pada Esmee akhirnya membuat William memikirkan kembali semua rencana yang sudah ia buat untuk menghancurkan restoran tersebut. Akankah William kembali melanjutkan rencananya untuk menghancurkan restoran milik Esmee agar ia bisa menjadi pewaris seluruh kekayaan keluarganya? Atau, ia akan memilih melupakan warisannya dan memilih cintanya pada Esmee? Let's find out by adding this book to your library for an update. Support this book on WSA events through reviews, comments, power stones, gifts, etc. Your support means a lot. Thank you, and happy reading. ^^ Cover source: Pinterest *The cover is temporary until the main cover is ready

pearl_amethys · Urban
Not enough ratings
409 Chs

Under The Sun 7

Charles yang baru saja meninggalkan Chasseur hotel terkejut melihat William yang berjalan sambil memapah Esmee. Ia kemudian menyapa William. "Aku pikir kau sudah pulang."

Esmee langsung menoleh pada Charles. "Kebetulan sekali. Temani aku, Charls. William mau pulang karena tidak ada yang menjaga Luca.'

Charles mengerutkan keningnya sembari melirik William. Ia lalu bertanya pada William dengan sedikit berbisik. "Apa dia mabuk?"

William mengangguk pelan.

"Lepaskan aku, Will. Aku bisa bersama Charles," ujar Esmee.

"Diamlah. Aku akan mengurusmu," sahut William.

"Bukankah kau harus pulang karena anakmu menunggu di apartemen? Kau pulang saja. Charles juga pasti bisa menemaniku," timpal Esmee.

Charles berdehem.

William dan Esmee kompak menoleh pada Charles. "Ada apa?"

"Ouh, sekarang kalian kompak. Beberapa detik yang lalu aku pikir kalian akan saling melempar bom ke wajah masing-masing," jawab Charles. Ia lalu menatap William dan Esmee bergantian. Charles menghela nafas panjang.