webnovel

When Love Knocks The Billionaire's Heart

L'amour est comme le vent, nous ne savons pas d'ou il vient. Cinta datang seperti angin, kita tidak tahu kapan dia datang. -Balzac- ---- Ditinggalkan dua orang wanita yang sangat dicintai dalam hidupnya membuat William James Hunter, 27, kesulitan untuk mempercayai wanita. Di matanya, wanita hanyalah objek pemuas hasratnya. Dengan uang yang ia miliki ia bisa dengan mudah mendekati wanita manapun yang ia mau. Pandangan William pada wanita mulai berubah ketika ia bertemu Esmee Louise, 24, di sebuah restoran kecil di desa Riquewihr, Perancis. Perlahan tapi pasti, sikap hangat dan pribadi Esmee yang pekerja keras kembali mengetuk hati William. Pada awalnya, William berencana ingin menghancurkan restoran milik Esmee karena gadis itu tidak mau menjual restoran tersebut pada perusahaan milik keluarganya. Namun, perasaan yang ia rasakan pada Esmee akhirnya membuat William memikirkan kembali semua rencana yang sudah ia buat untuk menghancurkan restoran tersebut. Akankah William kembali melanjutkan rencananya untuk menghancurkan restoran milik Esmee agar ia bisa menjadi pewaris seluruh kekayaan keluarganya? Atau, ia akan memilih melupakan warisannya dan memilih cintanya pada Esmee? Let's find out by adding this book to your library for an update. Support this book on WSA events through reviews, comments, power stones, gifts, etc. Your support means a lot. Thank you, and happy reading. ^^ Cover source: Pinterest *The cover is temporary until the main cover is ready

pearl_amethys · Urban
Not enough ratings
409 Chs

Under The Marseille Sun 7

Menjelang sore, yacht milik William akhirnya kembali merapat di Old Port Marseille. William menjadi orang yang paling terakhir turun dari yacht tersebut karena dia menemui Kapten Ahmed terlebih dahulu.

"Jadi musim panas ini kalian akan berlayar lagi?" tanya Kapten Ahmed.

William menganggukkan kepalanya. "Semuanya ingin berlayar. Kira-kira rute mana yang akan kau ambil?"

Kapten Ahmed terdiam sejenak. Ia mengusap-usap dagunya dan bergumam pelan seperti sedang melakukan kalkulasi di dalam kepalanya. Sampai akhirnya Kapten Ahmed kembali menatap William. "Kita akan memulainya dari Cannes. Bagaimana menurutmu?"

William mengangguk-anggukkan kepalanya. "Kedengarannya menyenangkan. Jadi kita bisa mampir ke Nice dan St. Tropez. Lalu berakhir di Monte Carlo."

"Yep. Mungkin kau bisa mengecek jadwal GP Monaco. Pasti menyenangkan jika kalian bisa sekalian menonton GP," sahut Kapten Ahmed.

"Hmmm, baiklah kalau begitu. Tolong persiapkan semuanya," ujar William.