webnovel

When Love Knocks The Billionaire's Heart

L'amour est comme le vent, nous ne savons pas d'ou il vient. Cinta datang seperti angin, kita tidak tahu kapan dia datang. -Balzac- ---- Ditinggalkan dua orang wanita yang sangat dicintai dalam hidupnya membuat William James Hunter, 27, kesulitan untuk mempercayai wanita. Di matanya, wanita hanyalah objek pemuas hasratnya. Dengan uang yang ia miliki ia bisa dengan mudah mendekati wanita manapun yang ia mau. Pandangan William pada wanita mulai berubah ketika ia bertemu Esmee Louise, 24, di sebuah restoran kecil di desa Riquewihr, Perancis. Perlahan tapi pasti, sikap hangat dan pribadi Esmee yang pekerja keras kembali mengetuk hati William. Pada awalnya, William berencana ingin menghancurkan restoran milik Esmee karena gadis itu tidak mau menjual restoran tersebut pada perusahaan milik keluarganya. Namun, perasaan yang ia rasakan pada Esmee akhirnya membuat William memikirkan kembali semua rencana yang sudah ia buat untuk menghancurkan restoran tersebut. Akankah William kembali melanjutkan rencananya untuk menghancurkan restoran milik Esmee agar ia bisa menjadi pewaris seluruh kekayaan keluarganya? Atau, ia akan memilih melupakan warisannya dan memilih cintanya pada Esmee? Let's find out by adding this book to your library for an update. Support this book on WSA events through reviews, comments, power stones, gifts, etc. Your support means a lot. Thank you, and happy reading. ^^ Cover source: Pinterest *The cover is temporary until the main cover is ready

pearl_amethys · Urban
Not enough ratings
409 Chs

Tendency 12

William berdiri di bibir pintu bar yang ada di hotelnya. Ia memperhatikan situasi di dalam bar tersebut. Julius yang berdiri di belakang William langsung menunjuk seseorang yang sedang duduk di kursi yang ada di sudut bar. "Di sana. Dia Mario Moretti."

William menatap ke arah yang ditunjuk oleh Julius. Seorang pria yang mengenakan setelan kemeja putih yang tiga kancing bagian atasnya terbuka. Jenggotnya rapi menghiasi rahangnya yang tegas. Rambut coklat almondnya ditata rapi dan ia melambaikan tangan ke arah William dan Julius sambil tersenyum lebar yang menampakkan deretan giginya yang putih.

"Dia tidak tampak seperti seorang mafia," bisik William pada Julius.

"Sudah kubilang, bisnis keluarganya sekarang lebih ramah setelah dia yang memimpin. Dia tidak selalu menggunakan kekerasan dan lebih suka membuat kesepakatan dengan cara yang diplomatis ketimbang menggunakan kekerasan. Menurutnya berdiskusi lebih hemat daripada menggunakan kekerasan," terang Julius.