webnovel

When Love Knocks The Billionaire's Heart

L'amour est comme le vent, nous ne savons pas d'ou il vient. Cinta datang seperti angin, kita tidak tahu kapan dia datang. -Balzac- ---- Ditinggalkan dua orang wanita yang sangat dicintai dalam hidupnya membuat William James Hunter, 27, kesulitan untuk mempercayai wanita. Di matanya, wanita hanyalah objek pemuas hasratnya. Dengan uang yang ia miliki ia bisa dengan mudah mendekati wanita manapun yang ia mau. Pandangan William pada wanita mulai berubah ketika ia bertemu Esmee Louise, 24, di sebuah restoran kecil di desa Riquewihr, Perancis. Perlahan tapi pasti, sikap hangat dan pribadi Esmee yang pekerja keras kembali mengetuk hati William. Pada awalnya, William berencana ingin menghancurkan restoran milik Esmee karena gadis itu tidak mau menjual restoran tersebut pada perusahaan milik keluarganya. Namun, perasaan yang ia rasakan pada Esmee akhirnya membuat William memikirkan kembali semua rencana yang sudah ia buat untuk menghancurkan restoran tersebut. Akankah William kembali melanjutkan rencananya untuk menghancurkan restoran milik Esmee agar ia bisa menjadi pewaris seluruh kekayaan keluarganya? Atau, ia akan memilih melupakan warisannya dan memilih cintanya pada Esmee? Let's find out by adding this book to your library for an update. Support this book on WSA events through reviews, comments, power stones, gifts, etc. Your support means a lot. Thank you, and happy reading. ^^ Cover source: Pinterest *The cover is temporary until the main cover is ready

pearl_amethys · Urban
Not enough ratings
409 Chs

Prince of Monaco 8

"Hi, Esmee!" seru Eleanor ketika ia menghampiri William dan Esmee yang baru saja selesai berdansa. Ia langsung mengecup pipi Esmee sembari berbisik di telinganya. "Kau jadi bahan pembicaraan malam ini."

Esmee menatap Eleanor dengan tatapan tidak percaya setelah ia selesai mengecup pipinya. "Yang benar?"

Eleanor menganggukkan kepalanya. "Juli sedang sibuk menguping kesana kemari. Dia sedang mencari wanita mana lagi yang sudah kau patahkan hatinya setelah kau muncul bersama William."

Esmee tertawa mendengar ucapan Eleanor. "Untuk apa dia melakukannya?"

"Entahlah," sahut Eleanor sambil mengangkat bahunya. Ia kemudian beralih pada William.

"Kau tidak mau mengajak sepupumu ini untuk berdansa?" tanya Eleanor pada William.

William menjawab pertanyaan Eleanor dengan menunjukkan tangannya yang sedang menggenggam tangan Esmee. "Malam ini aku berjanji untuk tidak melepasnya sendirian. Tadi aku sudah melepaskannya ketika ayahku mengajaknya berdansa."