webnovel

When Love Knocks The Billionaire's Heart

L'amour est comme le vent, nous ne savons pas d'ou il vient. Cinta datang seperti angin, kita tidak tahu kapan dia datang. -Balzac- ---- Ditinggalkan dua orang wanita yang sangat dicintai dalam hidupnya membuat William James Hunter, 27, kesulitan untuk mempercayai wanita. Di matanya, wanita hanyalah objek pemuas hasratnya. Dengan uang yang ia miliki ia bisa dengan mudah mendekati wanita manapun yang ia mau. Pandangan William pada wanita mulai berubah ketika ia bertemu Esmee Louise, 24, di sebuah restoran kecil di desa Riquewihr, Perancis. Perlahan tapi pasti, sikap hangat dan pribadi Esmee yang pekerja keras kembali mengetuk hati William. Pada awalnya, William berencana ingin menghancurkan restoran milik Esmee karena gadis itu tidak mau menjual restoran tersebut pada perusahaan milik keluarganya. Namun, perasaan yang ia rasakan pada Esmee akhirnya membuat William memikirkan kembali semua rencana yang sudah ia buat untuk menghancurkan restoran tersebut. Akankah William kembali melanjutkan rencananya untuk menghancurkan restoran milik Esmee agar ia bisa menjadi pewaris seluruh kekayaan keluarganya? Atau, ia akan memilih melupakan warisannya dan memilih cintanya pada Esmee? Let's find out by adding this book to your library for an update. Support this book on WSA events through reviews, comments, power stones, gifts, etc. Your support means a lot. Thank you, and happy reading. ^^ Cover source: Pinterest *The cover is temporary until the main cover is ready

pearl_amethys · Urban
Not enough ratings
409 Chs

Mon Fils 7

Esmee menghirup nafas dalam-dalam ketika ia memasuki apartemen William. Ia tersenyum seraya berjalan ke arah dapur untuk memastikan aroma menggiurkan yang ia cium. Senyum di wajah Esmee semakin terkembang ketika ia melihat William sedang menata daging steak di atas piring.

"Aku tidak tahu kalau kau sekarang suka sekali memasak," ujar Esmee sembari berjalan menghampiri William.

William yang sedang menuangkan sisa-sisa minyak memanggang daging menoleh pada Esmee dan mengecup bibirnya. "Aku harap kau cukup lapar untuk mencoba steak buatanku."

Esmee tertawa pelan. "Aku memang lapar."

"Cuci tanganmu dulu, setelah itu kita makan bersama," ujar William.

"Oui, Monsieur," sahut Esmee sambil terkekeh. Ia segera berjalan keluar dari dapur untuk meletakkan tas dan mantelnya. Setelah itu Esmee kembali ke dapur dan mencuci tangannya di wastafel.

Esmee lalu duduk di kursi panjang yang ada di dapur dan menatap steak buatan William. "Kau pulang cepat hari ini?"

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com