webnovel

When Love Knocks The Billionaire's Heart

L'amour est comme le vent, nous ne savons pas d'ou il vient. Cinta datang seperti angin, kita tidak tahu kapan dia datang. -Balzac- ---- Ditinggalkan dua orang wanita yang sangat dicintai dalam hidupnya membuat William James Hunter, 27, kesulitan untuk mempercayai wanita. Di matanya, wanita hanyalah objek pemuas hasratnya. Dengan uang yang ia miliki ia bisa dengan mudah mendekati wanita manapun yang ia mau. Pandangan William pada wanita mulai berubah ketika ia bertemu Esmee Louise, 24, di sebuah restoran kecil di desa Riquewihr, Perancis. Perlahan tapi pasti, sikap hangat dan pribadi Esmee yang pekerja keras kembali mengetuk hati William. Pada awalnya, William berencana ingin menghancurkan restoran milik Esmee karena gadis itu tidak mau menjual restoran tersebut pada perusahaan milik keluarganya. Namun, perasaan yang ia rasakan pada Esmee akhirnya membuat William memikirkan kembali semua rencana yang sudah ia buat untuk menghancurkan restoran tersebut. Akankah William kembali melanjutkan rencananya untuk menghancurkan restoran milik Esmee agar ia bisa menjadi pewaris seluruh kekayaan keluarganya? Atau, ia akan memilih melupakan warisannya dan memilih cintanya pada Esmee? Let's find out by adding this book to your library for an update. Support this book on WSA events through reviews, comments, power stones, gifts, etc. Your support means a lot. Thank you, and happy reading. ^^ Cover source: Pinterest *The cover is temporary until the main cover is ready

pearl_amethys · Urban
Not enough ratings
409 Chs

Le Petit Prince 14

William langsung menubruk Esmee begitu ia masuk ke kamarnya. Esmee yang sedang berdiri di dekat tempat tidur langsung terjatuh ke tempat tidur. Ia berusaha melepaskan dirinya dari William. Namun William memeluknya dengan erat sampai-sampai Esmee tidak bisa melepaskan dirinya.

"Ada banyak yang mau aku ceritakan padamu hari ini," ujar William sambil memeluk Esmee.

"Kalau begitu ceritakan," sahut Esmee.

William mengecup pipi Esmee. Setelah itu ia tersenyum sambil menatap Esmee. "Kau manis seperti krim."

"Astaga," timpal Esmee sambil tertawa menanggapi ucapan William.

William kembali menciumi Esmee. Sesekali ia menjilat sudut bibir Esmee yang masih meninggalkan sedikit rasa manis dari krim yang tadi mereka gunakan untuk bermain pie face cannon.

"Kau bilang, kau punya banyak cerita untukku," ujar Esmee. Ia mencoba menghindari ciuman-ciuman William.

"Kita bisa membicarakannya nanti," timpal William di sela-sela ciumannya. Ia kemudian memegangi wajah Esmee dan menatapnya.