webnovel

When Love Knocks The Billionaire's Heart

L'amour est comme le vent, nous ne savons pas d'ou il vient. Cinta datang seperti angin, kita tidak tahu kapan dia datang. -Balzac- ---- Ditinggalkan dua orang wanita yang sangat dicintai dalam hidupnya membuat William James Hunter, 27, kesulitan untuk mempercayai wanita. Di matanya, wanita hanyalah objek pemuas hasratnya. Dengan uang yang ia miliki ia bisa dengan mudah mendekati wanita manapun yang ia mau. Pandangan William pada wanita mulai berubah ketika ia bertemu Esmee Louise, 24, di sebuah restoran kecil di desa Riquewihr, Perancis. Perlahan tapi pasti, sikap hangat dan pribadi Esmee yang pekerja keras kembali mengetuk hati William. Pada awalnya, William berencana ingin menghancurkan restoran milik Esmee karena gadis itu tidak mau menjual restoran tersebut pada perusahaan milik keluarganya. Namun, perasaan yang ia rasakan pada Esmee akhirnya membuat William memikirkan kembali semua rencana yang sudah ia buat untuk menghancurkan restoran tersebut. Akankah William kembali melanjutkan rencananya untuk menghancurkan restoran milik Esmee agar ia bisa menjadi pewaris seluruh kekayaan keluarganya? Atau, ia akan memilih melupakan warisannya dan memilih cintanya pada Esmee? Let's find out by adding this book to your library for an update. Support this book on WSA events through reviews, comments, power stones, gifts, etc. Your support means a lot. Thank you, and happy reading. ^^ Cover source: Pinterest *The cover is temporary until the main cover is ready

pearl_amethys · Urban
Not enough ratings
409 Chs

La Vie Doit Continuer 6

Esmee bersembunyi di dalam salah satu bilik kamar mandi yang ada di dalam toilet kampusnya. Ia menggigit bibir sambil meremas pakaiannya. Nafasnya Esmee tersengal-sengal akibat berusaha menyembunyikan isak tangisnya. Ia tidak mengetahui bahwa Roxane mengikutinya begitu ia keluar dari ruang kelas.

Roxane yang berdiri di dekat wastafel menyilangkan kedua tangan sambil menatap ke arah bilik kamar mandi tempat Esmee bersembunyi. Ia menghela nafas panjang. "Sudah kuduga, dia memang tidak baik-baik saja."

Dari luar bilik kamar mandi tempat Esmee bersembunyi, perlahan Roxane bisa mendengar suara isak tangis Esmee. Ia akhirnya memutuskan untuk menunggu Esmee di depan bilik tempat Esmee bersembunyi. Sesekali Roxane melihat jam tangannya, kelas mereka pasti sudah dimulai saat ini. Namun Esmee tidak kunjung keluar dari bilik kamar mandinya.