webnovel

When Love Knocks The Billionaire's Heart

L'amour est comme le vent, nous ne savons pas d'ou il vient. Cinta datang seperti angin, kita tidak tahu kapan dia datang. -Balzac- ---- Ditinggalkan dua orang wanita yang sangat dicintai dalam hidupnya membuat William James Hunter, 27, kesulitan untuk mempercayai wanita. Di matanya, wanita hanyalah objek pemuas hasratnya. Dengan uang yang ia miliki ia bisa dengan mudah mendekati wanita manapun yang ia mau. Pandangan William pada wanita mulai berubah ketika ia bertemu Esmee Louise, 24, di sebuah restoran kecil di desa Riquewihr, Perancis. Perlahan tapi pasti, sikap hangat dan pribadi Esmee yang pekerja keras kembali mengetuk hati William. Pada awalnya, William berencana ingin menghancurkan restoran milik Esmee karena gadis itu tidak mau menjual restoran tersebut pada perusahaan milik keluarganya. Namun, perasaan yang ia rasakan pada Esmee akhirnya membuat William memikirkan kembali semua rencana yang sudah ia buat untuk menghancurkan restoran tersebut. Akankah William kembali melanjutkan rencananya untuk menghancurkan restoran milik Esmee agar ia bisa menjadi pewaris seluruh kekayaan keluarganya? Atau, ia akan memilih melupakan warisannya dan memilih cintanya pada Esmee? Let's find out by adding this book to your library for an update. Support this book on WSA events through reviews, comments, power stones, gifts, etc. Your support means a lot. Thank you, and happy reading. ^^ Cover source: Pinterest *The cover is temporary until the main cover is ready

pearl_amethys · Urban
Not enough ratings
409 Chs

Glass Shatters 6

"Kau yakin kau akan menemui William?" tanya Marie pada Esmee setelah ia menutup sambungan teleponnya dengan Charles.

Esmee menatap Marie sambil mengigit bibirnya. "Ini akan jadi pertemuan terakhirku dengannya. Aku ingin mendengar semua penjelasannya agar aku bisa melupakan semua perasaanku padanya."

Marie menghela nafas panjang. Ia kemudian memeluk Esmee. "Kau memang wanita yang sangat kuat, Esmee."

Sven yang berdiri di dekat Esmee dan Marie turut menepuk-nepuk bahu Esmee. "Sebaiknya setelah ini kau pergi berlibur, Esmee. Kalau kau mau, aku bisa menghubungi keluarga ibuku di Lyon dan kita bisa pergi kesana agar kau bisa menenangkan dirimu."

Esmee melepaskan pelukannya pada Marie dan menatap Sven. "Terima kasih atas tawaranmu, Sven. Aku akan memikirkannya."

Sven menganggukkan kepalanya sambil tersenyum pada Esmee.

"Apa kita masih punya bahan makanan?" tanya Esmee.

"Kau mau memasak?" tanya Sven.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com