webnovel

When Love Knocks The Billionaire's Heart

L'amour est comme le vent, nous ne savons pas d'ou il vient. Cinta datang seperti angin, kita tidak tahu kapan dia datang. -Balzac- ---- Ditinggalkan dua orang wanita yang sangat dicintai dalam hidupnya membuat William James Hunter, 27, kesulitan untuk mempercayai wanita. Di matanya, wanita hanyalah objek pemuas hasratnya. Dengan uang yang ia miliki ia bisa dengan mudah mendekati wanita manapun yang ia mau. Pandangan William pada wanita mulai berubah ketika ia bertemu Esmee Louise, 24, di sebuah restoran kecil di desa Riquewihr, Perancis. Perlahan tapi pasti, sikap hangat dan pribadi Esmee yang pekerja keras kembali mengetuk hati William. Pada awalnya, William berencana ingin menghancurkan restoran milik Esmee karena gadis itu tidak mau menjual restoran tersebut pada perusahaan milik keluarganya. Namun, perasaan yang ia rasakan pada Esmee akhirnya membuat William memikirkan kembali semua rencana yang sudah ia buat untuk menghancurkan restoran tersebut. Akankah William kembali melanjutkan rencananya untuk menghancurkan restoran milik Esmee agar ia bisa menjadi pewaris seluruh kekayaan keluarganya? Atau, ia akan memilih melupakan warisannya dan memilih cintanya pada Esmee? Let's find out by adding this book to your library for an update. Support this book on WSA events through reviews, comments, power stones, gifts, etc. Your support means a lot. Thank you, and happy reading. ^^ Cover source: Pinterest *The cover is temporary until the main cover is ready

pearl_amethys · Urban
Not enough ratings
409 Chs

Glass Shatters 1

William terpaku di tempatnya begitu Esmee berlari turun ke bawah. Ponselnya yang baru saja ia lempar berdering. William melirik sekilas pada ponsel tersebut. Namun alih-alih memungutnya, William justru berlari menyusul Esmee ke lantai bawah.

Begitu tiba di lantai bawah William terkesiap melihat Marie dan Sven yang sudah berada di restoran. Marie sedang memeluk Esmee. Sementara Sven langsung berdiri di depan Esmee dan Marie ketika William hendak mendekati Esmee.

"Pergi kau," ujar Sven.

Untuk pertama kalinya William mendengar nada bicara Sven yang sangat dingin padanya. William bisa melihat kekecewaan dalam tatapan yang diberikan Sven padanya.

"Berikan aku kesempatan untuk menjelaskan semuanya," pinta William sambil menatap Sven dengan tatapan memohon.

"Tidak ada yang perlu dijelaskan. Niatmu sudah jelas. Kau ingin menguasai restoran ini. Itu, kan, tujuanmu sejak awal?" sahut Esmee. Ia melepaskan pelukannya pada Marie dan berjalan ke sisi Sven.