webnovel

When Love Knocks The Billionaire's Heart

L'amour est comme le vent, nous ne savons pas d'ou il vient. Cinta datang seperti angin, kita tidak tahu kapan dia datang. -Balzac- ---- Ditinggalkan dua orang wanita yang sangat dicintai dalam hidupnya membuat William James Hunter, 27, kesulitan untuk mempercayai wanita. Di matanya, wanita hanyalah objek pemuas hasratnya. Dengan uang yang ia miliki ia bisa dengan mudah mendekati wanita manapun yang ia mau. Pandangan William pada wanita mulai berubah ketika ia bertemu Esmee Louise, 24, di sebuah restoran kecil di desa Riquewihr, Perancis. Perlahan tapi pasti, sikap hangat dan pribadi Esmee yang pekerja keras kembali mengetuk hati William. Pada awalnya, William berencana ingin menghancurkan restoran milik Esmee karena gadis itu tidak mau menjual restoran tersebut pada perusahaan milik keluarganya. Namun, perasaan yang ia rasakan pada Esmee akhirnya membuat William memikirkan kembali semua rencana yang sudah ia buat untuk menghancurkan restoran tersebut. Akankah William kembali melanjutkan rencananya untuk menghancurkan restoran milik Esmee agar ia bisa menjadi pewaris seluruh kekayaan keluarganya? Atau, ia akan memilih melupakan warisannya dan memilih cintanya pada Esmee? Let's find out by adding this book to your library for an update. Support this book on WSA events through reviews, comments, power stones, gifts, etc. Your support means a lot. Thank you, and happy reading. ^^ Cover source: Pinterest *The cover is temporary until the main cover is ready

pearl_amethys · Urban
Not enough ratings
409 Chs

Found The Answer 10

"Bos, kami menemukan sebuah pondokan kosong di tengah kebun anggur. Dari bekas rokok yang kami temukan, sepertinya belum lama ini ada orang yang datang ke sana," ujar anak Mario ketika ia menghubunginya.

"Ada apa lagi di sana?" tanya Mario.

"Tidak ada apapun selain bekas rokok dan mobil yang kapnya masih hangat. Kami menduga mereka masih ada di sekitar sini."

"Beri tahu koordinatnya. Aku akan menyusul ke sana," pinta Mario.

"Baik, Bos.""

Mario mengakhiri sambungan telepon dengan anak buahnya. Tidak lama kemudian ia mendapatkan koordinat tempat anak buahnya berada saat ini. Mereka juga mengirimkan gambar sebuah penjepit rambut wanita.

"Apa kau mengenali ini, Will?" tanya Mario sembari menyenggol lengan William yang duduk di sebelahnya.

William menoleh pada Mario. Pandangannya langsung tertuju pada foto penjepit rambut wanita yang ada di ponsel Mario. "Itu seperti penjepit yang digunakan Esmee pagi ini."

"Kau yakin?" tanya Mario sekali lagi.