webnovel

When Love Knocks The Billionaire's Heart

L'amour est comme le vent, nous ne savons pas d'ou il vient. Cinta datang seperti angin, kita tidak tahu kapan dia datang. -Balzac- ---- Ditinggalkan dua orang wanita yang sangat dicintai dalam hidupnya membuat William James Hunter, 27, kesulitan untuk mempercayai wanita. Di matanya, wanita hanyalah objek pemuas hasratnya. Dengan uang yang ia miliki ia bisa dengan mudah mendekati wanita manapun yang ia mau. Pandangan William pada wanita mulai berubah ketika ia bertemu Esmee Louise, 24, di sebuah restoran kecil di desa Riquewihr, Perancis. Perlahan tapi pasti, sikap hangat dan pribadi Esmee yang pekerja keras kembali mengetuk hati William. Pada awalnya, William berencana ingin menghancurkan restoran milik Esmee karena gadis itu tidak mau menjual restoran tersebut pada perusahaan milik keluarganya. Namun, perasaan yang ia rasakan pada Esmee akhirnya membuat William memikirkan kembali semua rencana yang sudah ia buat untuk menghancurkan restoran tersebut. Akankah William kembali melanjutkan rencananya untuk menghancurkan restoran milik Esmee agar ia bisa menjadi pewaris seluruh kekayaan keluarganya? Atau, ia akan memilih melupakan warisannya dan memilih cintanya pada Esmee? Let's find out by adding this book to your library for an update. Support this book on WSA events through reviews, comments, power stones, gifts, etc. Your support means a lot. Thank you, and happy reading. ^^ Cover source: Pinterest *The cover is temporary until the main cover is ready

pearl_amethys · Urban
Not enough ratings
409 Chs

Bonjour Paris 9

"Apa kau lihat wanita yang datang bersama William Hunter? Dimana dia menemukan wanita itu?"

Esmee menelan ludahnya ketika ia mendengar obrolan dua orang wanita dari dalam bilik kamar mandi. Ia mencoba untuk bersikap tenang sementara kedua wanita yang ada di luar bilik kamar mandi terus membicarakannya.

"Menurutmu, berapa lama dia akan bertahan menjalin hubungan dengan wanita itu? Satu minggu? Satu bulan?"

"Tidak akan sampai satu minggu. Setelah malam ini pun dia akan dicampakkan."

Esmee menghela nafas panjang. Ia segera menyiram toilet dan membersihkan dirinya. Setelah itu Esmee keluar dari kamar mandi. Begitu keluar dari kamar mandi, Esmee melihat dua orang wanita sedang merapikan dandanan mereka di depan wastafel. Esmee menatap kedua wanita itu lalu berjalan santai ke wastafel untuk mencuci tangannya.

"Apa kalian merapikan dandanan kalian untuk merayu William?" tanya Esmee tanpa menatap kedua wanita yang kini sedang memulas lipstick di bibir mereka.