webnovel

When Love Knocks The Billionaire's Heart

L'amour est comme le vent, nous ne savons pas d'ou il vient. Cinta datang seperti angin, kita tidak tahu kapan dia datang. -Balzac- ---- Ditinggalkan dua orang wanita yang sangat dicintai dalam hidupnya membuat William James Hunter, 27, kesulitan untuk mempercayai wanita. Di matanya, wanita hanyalah objek pemuas hasratnya. Dengan uang yang ia miliki ia bisa dengan mudah mendekati wanita manapun yang ia mau. Pandangan William pada wanita mulai berubah ketika ia bertemu Esmee Louise, 24, di sebuah restoran kecil di desa Riquewihr, Perancis. Perlahan tapi pasti, sikap hangat dan pribadi Esmee yang pekerja keras kembali mengetuk hati William. Pada awalnya, William berencana ingin menghancurkan restoran milik Esmee karena gadis itu tidak mau menjual restoran tersebut pada perusahaan milik keluarganya. Namun, perasaan yang ia rasakan pada Esmee akhirnya membuat William memikirkan kembali semua rencana yang sudah ia buat untuk menghancurkan restoran tersebut. Akankah William kembali melanjutkan rencananya untuk menghancurkan restoran milik Esmee agar ia bisa menjadi pewaris seluruh kekayaan keluarganya? Atau, ia akan memilih melupakan warisannya dan memilih cintanya pada Esmee? Let's find out by adding this book to your library for an update. Support this book on WSA events through reviews, comments, power stones, gifts, etc. Your support means a lot. Thank you, and happy reading. ^^ Cover source: Pinterest *The cover is temporary until the main cover is ready

pearl_amethys · Urban
Not enough ratings
409 Chs

At The End of Day 11

Eleanor menemani William minum di meja makannya, sementara Luca masih memakan sarapannya. "Maafkan aku, Will. Aku tidak bermaksud membuatmu bertengkar dengan Esmee."

William menggelengkan kepalanya. "Aku tidak bertengkar dengan Esmee. Atau lebih tepatnya belum bertengkar karena Esmee harus berangkat bekerja."

"Aku benar-benar terkejut setelah Kate memberitahuku kalau kau sedang bersama anak laki-laki yang waktu itu bersamanya. Aku datang untuk memastikannya secara langsung," ujar Eleanor.

"Well—" William mengarahkan gelas wine yang ada di tangannya ke arah Luca. Ia kemudian memanggilnya. "Luca!"

Luca menoleh pada William sambil mengunyah kentang yang ada di mulutnya.

"Ini Bibi Ela. Dia juga teman ibumu. Beri salam padanya," ujar William.

Eleanor melirik William dan Luca bergantian. Ia kemudian tersenyum canggung pada Luca sembari melambaikan tangannya. Luca mengangguk pelan lalu kembali mengalihkan perhatiannya ke mangkuk berisi salad kentang.