Memikirkannya sekarang, Devlin seharusnya tidak berbalik pergi. Seharusnya, dia memberanikan diri mendekat dan memastikan identitas wanita itu. Dan, jika benar itu Jean, dia seharusnya mengulurkan tangan dan mengucapkan selamat atas pertunangannya dengan seorang dokter.
Devlin membayangkan menjabat jemari Jean yang lembut dan ramping dalam genggamannya, kemudian mengucapkan : Selamat, ya, Jean …
Tepukan keras yang mendarat pada bahu, membuat khayalannya buyar seketika dan dia terlonjak di kursi tunggu. Tidak disangka, Cassandra akan menyusulnya. “Cas! Ya, ampun, kau bisa membuatku sakit jantung, tahu?”
Tawa dari bibir merah muda itu memancarkan rasa senang yang berlebihan ketika menatap reaksi Devlin. Dengan santai, wanita itu mengempaskan diri di kursi sebelahnya, sambil berceloteh, "Sudah kutebak kau di sini. Kenapa pergi begitu saja, seperti orang yang kebelet toilet? Aku mencarimu untuk bertanya, apakah kau mengenal suster itu?”
Support your favorite authors and translators in webnovel.com