Dengan hati-hati aku masih berdiri di depan pintu toilet untuk mendengar pembicaraan mereka. Meski terkadang suara mereka tidak terdengar, tetapi aku masih dapat mendnegarkan beberapa. Sesekali aku melihat ke sekitar untuk memastikan bahwa tidak ada yang melihatku.
"Sebelumnya Ayahku sudah pernah menceritakan tentangmu, anehnya aku tertarik dan membiarkannya mengatakan apa pun tentangmu," ucap Shanon.
Baru satu kalimat yang dapat kudengar, sudah membuatku bergidik ngeri. Sedikit demi sedikit kau mulai merasa bahwa firasatku benar. Pak Jeremy pasti memiliki maksud pada Argat. Kalau pun tidak, Shanon memiliki rencana lain yang masih belum kuketahui.
"Apa?" tanya Argat.
"Ayahku bilang kau nyaris bersih dari segala berita buruk. Apa Ayahku berkata benar?" tanya Shanon yang menuurtku sudah tidak sopan lagi.
"Kalau begitu Ayahku tidak salah menilaimu dan kurasa aku juga tidak salah menilaimu," imbuh Shanon.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com