webnovel

Watashi wa shujinkōde wanai ( I'm Not The Main Character )

Katsuragi Arata, seorang murid kelas 2 SMA yang memiliki trauma pada saat dia masih duduk di bangku SMP. Karena Traumanya itu dia mulai menjauhi orang-orang disekitarnya dan tidak mau terlibat ke dalam masalah kehidupan orang lain. Dan sampai saat ini dia pun masih melakukan hal itu. Namun disaat tahun ajaran keduanya, dia bertemu dengan seorang perempuan yang akan merubah seluruh kehidupannya. Dia masih belum tahu bahwa pertemuan pertama mereka adalah awal dari seluruh semua masalah yang akan menimpanya. Ilustrasi by KAGAMI

Hasanarata · Urban
Not enough ratings
19 Chs

Chapter 14 - Ikatan Yang Tak Terlihat

Seperti yang telah disepakati, aku Katsuragi Arata, saat ini sedang menjadi seorang hantu... maksudku adalah hantu bohongan untuk acara uji nyali.

Meskipun aku tidak suka dengan hal yan seperti ini tapi mau bagaimana lagi, dilain sisi aku saat ini sedang terancam dengan kehidupan keseharian ku dan dilain sisi lagi hal ini sangat menguntungkan bagiku.

Yang menjadi keuntungan nya adalah aku bisa terhindar dari hal yang merepotkan contohnya adalah Rena yang ingin menjadi satu kelompok dengan ku disaat uji nyali nanti.

Aku sudah tahu, bahwa Rena mungkin menggunakan kekuatan nya untuk bisa satu kelompok dengan ku. Mengingat dia punya fans di dalam anggota OSIS jadi aku bisa berasumsi begitu.

Dan itu adalah salah satu keuntunganku ikut ke dalam kelompok OSIS dalam bagian menakut-nakuti.

Masalah agar aku tidak diketahui oleh orang lain kalau aku sedang berada disini kuserahkan semuanya kepada Mito-sensei.

Karena kuyakin aku dapat mempercayai nya untuk mengurus apa yang akan terjadi nantinya. Tentunya dia akan menyelesaikannya dengan mudah.

Saat ini aku berada di tengah-tengah hutan pada saat tengah malam. Meskipun tidak terlalu jauh dari penginapan tapi suasana hutan ini begitu terasa.

Tapi meskipun begitu, hal itu tidak berpengaruh untuk membuat ku takut. Ya, meskipun juga aku bisa mendengar suara binatang dari arah yang tak jauh dariku.

Sebenarnya aku juga ingin tahu bagaimana reaksi mereka yang berperan menjadi hantu sama seperti ku disaat dalam posisi seperti ku ini.

Ya, itu adalah hal yang wajar bukan?.

Aku pun menunggu peserta uji nyali yang akan melintasi jalan di depanku ini, tugasku disini tentunya adalah untuk menakuti mereka, dan membuat harga diri seorang laki-laki terlihat rendah di hadapan seorang anak perempuan.

Itu adalah tugas yang secara tidak sengaja terdaftar pada event uji nyali ini bagi orang yang berperan sebagai hantu.

Sudah ada beberapa kelompok yang telah melewati ku dan kubuat menjerit histeris. Bisa dikatakan peranku sebagai hantu sukses besar. Aku merasa bangga kepada diriku sendiri yang bisa membuat mereka menjerit seperti itu.

Ternyata ini cukup menyenangkan juga.

Membicarakan kelompok lain, sepertinya kelompok ku berada di urutan paling belakang. Mungkin mereka berada di urutan paling belakang karena menunggu ku datang. Ya… maafkan saja… aku tidak terlalu tertarik menjadi orang yang ditakuti oleh mereka yang berperan menjadi hantu.

Disaat aku sedang berbicara sendiri di dalam hati, aku pun mendengar suara anak laki-laki dan perempuan dari kejauhan. Dan menyadari hal itu aku langsung bersiap untuk menjalankan tugasku saat ini.

" Hei - hei.. sudah sampai sejauh ini tidak ada yang muncul, apa - apaan ini? Apa mereka takut dengan ku? Hahaha "

"Sst.. jangan begitu.. nanti bagaimana kalau muncul yang asli?. "

" Tidak - tidak, itu tidak mungkin… "

sejujurnya aku sudah bosan dengan kemunculan mereka yang terlalu sering itu, ada kalanya aku sedang menakuti sekelompok laki - laki dan terkadang aku juga menakuti sekelompok perempuan.

Yang menjadi perbedaannya adalah bagaimana reaksi mereka disaat aku keluar dan menampakkan diriku ini. Saat kelompok yang hanya terdiri dari anak laki - laki yang melintasiku, mereka mencaci maki diriku dan tak terkecuali raut wajah kesalnya yang mereka tunjukkan kepadaku itu.

Aku tahu alasan kenapa mereka membuat ekspresi kesal seperti itu. Kekesalan karena satu kelompok dengan sesama laki-laki dengan mu disaat ada kesempatan untuk mendekati perempuan pujaan hati.

Mungkin… aku sedikit paham dengan perasaan mereka walaupun aku tidak pernah mengalaminya.

Sedangkan reaksi perempuan, mereka tetap takut dan terkadang juga ada yang menangis bila bertemu dengan ku. Bagi perempuan yang dipasangkan dengan sesamanya tentunya itu adalah salah satu kesempatan bagus untuk mempererat tali persahabatan mereka, jadi tidak ada alasan untuk tidak senang.

Membicarakan soal uji nyali, tahun lalu saat kamp musim panas, aku dipasangkan dengan seorang anak perempuan yang cukup terkenal di kelas. Awalnya digaris start dia menunjukkan ekspresi takutnya kepada teman-temannya tapi setelah pergi jauh dari mereka dia mencemooh diriku, dan berkata 'kenapa aku bisa satu kelompok dengan mu' itulah yang dia katakan saat berdua dengan ku.

Yang bisa aku lakukan pada saat itu hanyalah meminta maaf dari lubuk hatiku yang paling dalam karena telah membuat dirinya berpisah dengan sang tokoh utamanya.

Dan sebagai saran dariku, sebelum dia mendekati tokoh utamanya dia harus mengubah sifatnya terlebih dahulu. Meskipun begitu perkataan ku itu tidak pernah tersampaikan kepadanya, ya… tidak ada bedanya bagiku. itu hanya sekedar nasihat dariku sebelum menuju ke stage berikutnya.

Baiklah, waktunya bekerja.

Disaat mereka berdua sudah berada di depanku, aku langsung keluar dari semak-semak dan menakuti mereka berdua dengan kostum hantuku ini.

" Haaa~. "

" Kyaa!!! Hantu sungguhan!!!. "

" Ti-ti-ti-ti-ti-ti-tidak mungkin!!! Tolong aku!!!!. "

Pada akhirnya laki - laki itu membuat dirinya malu di depan anak perempuan yang di taksirnya itu. Aku yakin dia sudah banyak berkorban demi bisa satu kelompok dengannya. aku sungguh minta maaf sedalam - dalamnya karena sudah mengganggu kalian berdua.

Tapi hanya menghela napas seperti ini saja sudah membuat mereka ketakutan, bagaimana kalau aku bersungguh - sungguh menjalankan peran ku ini?.

Ya.. aku tidak mau memikirkannya.

Setelah mereka kabur ke depan menuju ke tempat selanjutnya akhirnya aku bersembunyi kembali dan menunggu peserta yang lain datang.

Beberapa menit kemudian setelah lama menunggu, aku akhirnya mendengar suara langkah kaki namun tidak ada suara obrolan yang keluar dari kelompok tersebut.

Mungkin ini sedikit aneh, tapi terkadang orang-orang yang ikut uji nyali ini biasanya saling mengobrol untuk menghilangkan rasa takut mereka itu.

Aku pun melihat kelompok itu dari balik semak - semak karena rasa keingintahuan ku ini, dan pada saat aku mengetahui siapa yang ada disana aku pun segera pergi dari tempat persembunyian ku.

Aku meninggalkan pos ku menuju ketempat panitia untuk melakukan pergantian murid menggantikan aku menjadi seorang hantu.

Alasan ku pergi adalah karena kelompok yang tadi kulihat yang akan melintas di depan tempat persembunyian ku. Mereka adalah si kembar Kashiwagi.

Aku tidak terlalu tertarik untuk menakut-nakuti mereka berdua karena menurutku itu sangatlah menyusahkan. Terlebih lagi raut wajah mereka yang terlihat tidak tertarik dengan acara uji nyali ini.

Tapi kenapa… mereka berdua bisa menjadi satu kelompok. Apa mungkin ini karena fans mereka yang tidak mau Rena satu kelompok dengan anak yang lainnya. Maka akhirnya mereka sepakat untuk membuat Rena satu kelompok dengan pelayannya.

Ada-ada saja mereka itu, tapi maa… aku tidak terlalu peduli dengan siapa Rena berpasangan. Asalkan dia tidak mengganggu rencana ku maka boleh-boleh saja dia berpasangan dengannya.

Bahkan itu lebih baik, karena jika Rena tahu kalah aku sudah punya Kuruna maka orang itu bisa menghibur Rena dikala dia sedang bersedih.

***

~ Sudut Pandang Takagawa ~

Setelah mencari kesana kemari aku sama sekali tidak menemukan Katsuragi Arata di sekitar area penginapan.

Entah kenapa aku memiliki firasat buruk jika Katsuragi tidak berada disini, sempat aku menanyakan ke panitia tentang Katsuragi tapi dia sama sekali tidak ada di list murid yang terdaftar sebagai pemeran hantu di uji nyali kali ini.

Setelah tidak berhasil mendapatkan satu petunjuk aku pun pergi ke kelompok ku berada dan berharap salah satu dari mereka tahu dimana keberadaan Katsuragi.

Dan hasilnya sama seperti yang aku perkirakan, nihil.

" Ba-bagaimana.. kalau kita menanyakannya kepada panitia? Mungkin mereka tahu soal Katsuragi-senpai. "

Itulah yang terucap dari salah satu adik kelas ku Rina, sebenarnya aku sudah memastikan bahwa Katsuragi tidak sedang berada disana membantu para OSIS, dan tentunya aku sama sekali tidak berpikiran kalau Katsuragi akan ikut membantu mereka, karena kami semua tahu bagaimana sifat Katsuragi.

Tidak mau membuat mereka semua khawatir, aku pun menjawab ucapan Rina dengan kebohongan.

" Ide bagus Rina-chan, aku tidak terpikirkan hal itu tadi. " Jawabku dengan cepat.

Itulah yang aku katakan, meskipun terasa begitu mengesalkan tapi mau bagaimana lagi, mau tidak mau aku harus melakukannya.

Firasat ku selalu benar, dan sekarang firasat ku mengatakan bahwa dia.. Katsuragi Arata harus berada disini.

Namun beberapa saat kemudian seorang guru datang dan membuatku merasa lega. Mito-sensei datang kemari dan mengatakan bahwa Katsuragi Arata sedang membantunya membersihkan perpustakaan penginapan.

Perasaan kami seketika itu menjadi tenang saat mendengar kabar tersebut. Jika memang alasannya datang terlambat kemari karena membantu Mito-sensei maka itu tidak apa-apa.

Aku kira dia pergi entah kemana jadi dia tidak ikut acara uji nyali ini.

Lalu setelah pembagian kelompok untuk uji nyali selesai tanpa kehadiran Katsuragi, akhirnya dimulai.

Kami dapat urutan paling belakang, dan entah hanya kebetulan atau disengaja kami berempat berada dalam kelompok yang sama, maksud ku kami satu kelompok dibagi menjadi dua, yaitu Kelompok pertama diisi Kashiwagi Rena dan Yohiko Rina, sedangkan aku dan Sakayanagi Natsumi-san mengisi kelompok kedua.

" Kelompok selanjutnya!!. " Teriak dari panitia yang sedang me-list peserta.

" Baiklah.. ayo kita jalan. "

" Ya.. "

Kelompok yang dipanggil adalah kelompok pertama dari kelompok ku. Yaitu Kashiwagi Rena dan Yohiko Rina.

Mereka nampak akur tidak seperti yang kemarin - kemarin, kami berdua hanya bisa melihat mereka dari belakang saat mereka masuk ke tempat uji nyali berlangsung.

Dan untuk ku, entah aku harus bersyukur atau tidak tapi yang jelas aku tidak menyukai tentang keberuntungan ku saat ini. Dipasangkan dengan seseorang yang ingin kujauhi benar-benar tidak menyenangkan.

Ini benar-benar tidak sesuai dengan harapan ku. Lalu? Apa yang harus aku lakukan coba? Mungkin aku bisa berbicara dengannya tentang perubahan mereka berdua. Yang kumaksud adalah Kashiwagi Rena dan Yohiko Rina.

Karena mereka nampak akur jadi kenapa tidak?.

" Sakayanagi-san.. apa kau melakukan sesuatu kepada mereka berdua?. " Kataku memulai obrolan.

" Apa aku terlalu berlebihan ya? Dampaknya begitu besar.. tapi yang Takagawa-kun katakan memanglah benar. Waktu itu mereka berdua aku tinggalkan di kamar agar mereka bisa saling dekat satu sama lain. Meskipun Rina-chan itu pembantunya tetap saja berteman dengannya merupakan suatu keharusan bukan? Terlebih lagi saat ini Rina-chan merupakan teman sekelasnya, jadi masalah perbedaan derajat saat ini tidaklah penting, Tapi yaa… tidak ku sangka mereka menjadi dekat hanya dalam satu malam saja. " jelasnya.

" Begitu ya… kau memang ketua kelas yang dapat diandalkan. Bahkan hanya dalam sekejap mata saja kau langsung bisa tahu masalah diantara mereka berdua. "

" Apa yang kau katakan Takagawa-kun? Jika dibandingkan dengan ku orang 'itu' jauh lebih baik dariku. "

" Orang itu? Siapa maksud mu?. "

Aku pun jadi tertarik dengan orang yang dibicarakan oleh Sakayanagi-san. Jauh lebih baik darinya? Siapa dia?.

Namun setelah aku bertanya hal itu kepada Sakayanagi-san dia sama sekali tidak menjawab nya dan hanya bisa tersenyum seperti mengatakan bahwa aku tidak perlu mengetahui siapa orang yang dimaksud nya.

Sakayanagi Natsumi-san, dia adalah perempuan yang sama sekali tidak bisa kuperkirakan. Dibandingkan dengan anak perempuan yang lain dia jauh lebih mengerikan. Aku harap dia tidak mengambil langkah yang salah… karena aku sudah tahu sifat sebenarnya yang dimiliki Sakayanagi-san.

Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya kelompok lain mulai berangkat setelah kelompok Kashiwagi Rena memasuki hutan tempat uji nyali tersebut.

Kami berdua disini hanya bisa menunggu dipanggil oleh panitia penyelenggara. Jadi saat ini meskipun kami berdiri bersebelahan dia sama sekali tidak bicara dengan ku.

Mungkin karena waktu itu aku sudah menyatakan perasaan ku kepadanya jadi dia agak canggung denganku, atau mungkin dia mempunyai alasan lain.

Saat aku sedang memikirkan alasan kenapa Sakayanagi-san diam dan tak bicara, tiba-tiba kami berdua mendengar suara seseorang yang tidak asing dari arah belakang kami.

" Yo.. apa kalian bersenang-senang?. "

Dan ternyata itu adalah Katsuragi, orang yang selama ini kami tunggu.

" Katsuragi? Dari mana saja kau ini? Kami semua khawatir dengan mu apa kau tahu itu?. "

Itulah yang kukatakan saat dia muncul di hadapan kami berdua.

" Hah... kalian ini terlalu khawatir, bukankah Mito-sensei sudah menjelaskannya?. "

" Ya… aku tahu itu, tapi… "

" Sudahlah Takagawa-kun, asalkan Katsuragi-kun tidak kenapa-kenapa itu sudah cukup bukan?. "

" Ehh… kau membela dia Sakayanagi-san? Baiklah… aku kesal kepadanya karena aku khawatir, tapi sepertinya itu tidak perlu lagi. "

" Baguslah kalau kalian sudah mengerti, jadi? Apa aku tidak menganggu kalian saat ini?. "

" Apa?. "

" Ya... Dilihat dari manapun kalian sudah seperti sepasang kekasih dimataku, jadi apa salahnya mengatakan nya di depan kalian?. "

Katsuragi Arata… tolong jangan menyulut api di disini. Apa kau ingin membuat Sakayanagi-san marah?.

" Ahahaha… itu lucu sekali Katsuragi-kun. " Ucap Sakayanagi-san menanggapi ucapan Kasturagi.

" Hm? Apa benar Sakayanagi-san? Syukurlah kalau kau menyukai candaan ku itu. "

Tidak… dia sama sekali tidak menyukainya Katsuragi. Senyuman yang ditunjukkan oleh Sakayanagi-san sudah jelas dia terganggu dengan hal itu.

Sakayanagi-san memang benar-benar menyeramkan.

" Takagawa.. "

Disaat kami sedang berbicara, seseorang memanggil namaku dari kejauhan. Saat aku melihat ke arah sumber suara tersebut aku melihat temanku dari klub sepakbola sedang berlari ke tempat kami bertiga berada.

Dia adalah Makabe Kouji, selain anggota klub sepakbola dia juga termasuk anggota OSIS tahun ini di SMA Hashigai.

" Oh Kouji? Ada apa?. "

" Apa kau ketua kelompok dari Kashiwagi Rena?. "

" Ya.. memangnya apa yang sedang terjadi?. " Tanyaku dengan heran saat Kouji menyinggung nama Kashiwagi Rena dengan raut wajah khawatirnya itu.

" Maafkan kami, tapi Pelayan Kashiwagi Rena telah menghilang. "

" Apa!?. "

Kami berdua kecuali Katsuragi sontak langsung terkejut dengan apa yang teman ku katakan barusan. Rina menghilang? Bagaimana bisa?.

Tidak… aku harus tetap tenang, pertama-tama mari tanyakan dimana dan bagaimana keadaan Kashiwagi Rena.

" Dimana Kashiwagi?. " Tanyaku mencoba untuk tenang.

" Dia ada garis finis bersama dengan teman - teman ku, aku harap kalian bisa membantu masalah ini, aku kesini dan berbicara dengan kalian agar tidak terjadi suatu kehebohan. "

Ini masalah yang cukup serius, seseorang yang bisa hilang dari uji nyali ini akan membuat masalah untuk panitia apalagi yang menyelenggarakan acara ini, yaitu OSIS.

Sebaiknya kita harus mencarinya.

" Aku mengerti, kami akan membantu. " Jawabku tanpa mempertimbangkan hal ini kepada Sakayanagi-san maupun Katsuragi.

Tapi disaat aku akan beranjak dari tempat ku, seseorang yang tidak pernah kusangka mau melakukan pekerjaan mencari ini pun menghentikan aku.

" Takagawa… biarkan aku yang mencarinya. " Ucap Katsuragi dengan wajah santainya itu.

" Apa!? Apa kau yakin mau pergi sendiri?. "

" Ya... Lagi pula ini termasuk kesalahan ku, aku akan menebusnya. "

" Apa yang kau katakan barusan Katsuragi? Tidak, mengesampingkan hal itu, setidaknya Kita harus mencarinya bersama, kau tahu hutan ini--. "

" Mencarinya beramai-ramai akan membuat yang lain juga merasa penasaran dan akhirnya mereka akan tahu kalau Rina menghilang, apa kau tahu akibatnya Takagawa?. "

Ah… kenapa aku tidak terpikirkan hal itu.

Baru kali ini aku mendengar perkataan Katsuragi yang menurutku sangat benar, aku sama sekali tidak memikirkan akibat dari perbuatan yang ingin aku lakukan tadi.

Jika bukan karena Katsuragi mungkin apa yang ditakutkan oleh Kami semua akan benar-benar terjadi.

" Seperti yang dia katakan, lebih efektif kalau dia mencarinya sendiri, aku akan memberikanmu peta serta senter, maaf.. tapi aku mengandalkan mu. " Tambahnya Kouji untuk memantapkan argumen Katsuragi.

" Ya.. Sakayanagi-san... Takagawa, kalian bisa mencarinya di sepanjang perjalanan kalian saat uji nyali dimulai, aku mengandalkan kalian juga. "

" Ya.. aku mengerti. "

" Aku juga. "

Dan pada akhirnya Katsuragi mencari Rina sendirian, sebagai seorang yang diberikan kepercayaan oleh Katsuragi untuk menjadi ketua kelompok aku tidak tahu bahwa hal seperti ini bisa membuat harga diriku turun dihadapannya.

Pasalnya.. diberikan kepercayaan oleh orang sepertinya, aku tidak pernah membayangkan hal seperti itu dikehidupan ku.

***

~ Sudut Pandang Katsuragi Arata ~

Yohiko Rina, pelayan artis terkenal yaitu Kashiwagi Rena, namun identitas aslinya adalah saudari kandung dari Kashiwagi Rena yang lebih tepatnya adalah kakaknya Rena.

Aku tidak tahu bagaimana Rina bisa menghilang, tapi kemungkinan besarnya adalah karena seseorang yang berperan sebagai hantu menakuti mereka berdua dan pada akhirnya mereka berdua terpisah karena lari ketakutan.

Tapi mengingat ekspresi yang mereka tunjukkan waktu itu, maka pikiran tentang lari ketakutan tertepis begitu saja di pikiranku.

Aku juga tidak tahu harus mulai mencarinya dari mana karena peta hutan ini cukup lumayan luas, tapi yang jelas jika aku tidak menemukannya terlebih dahulu maka semua ini menjadi sia - sia.

Karena event dadakan ini tentunya aku bisa meningkatkan hubungan dengan Rina dan meraih ending yang ingin kudapatkan.

Beberapa menit aku mencari kesana - kemari mengikuti petunjuk peta, aku sama sekali tidak menemukan keberadaan dari Rina, dan kemudian suatu pemikiran pun terlintas.

Dengan segera, aku melihat peta yang diberikan oleh wakil ketua OSIS tadi untuk yang ke sekian kalinya, dan di peta tersebut ada sebuah tanda x dan juga terdapat sebuah gambar jurang ditanda tersebut.

Bila seseorang hilang disaat seperti ini maka yang terlintas dipikiran ku adalah dia sedang berada di tempat yang mana tidak boleh untuk dikunjungi atau ditempat yang mencolok.

Dan hal itu akan mempermudah untuk menemukannya. Ya... itu mungkin yang akan dilakukan saat seseorang sedang tersesat di acara seperti ini.

Aku sih tidak terlalu berharap bahwa dia akan ada disana, tapi apa salahnya untuk mencoba.

Di malam yang dingin ini, aku pun bergegas menyusuri jalanan setapak yang mengarah ke tanda X dalam peta.

Sebuah harapan kecil yang kuyakini itu mengiringi langkah kakiku menuju ke tempat tersebut. Jika sampai terjadi sesuatu kepada Rina, maka aku tidak akan pernah bisa memaafkan diriku sendiri.

Salah satu alasan kenapa aku bisa berkata seperti itu karena aku sudah terlibat dengan lingkaran kehidupan mereka berdua.

Oleh karena itu aku harus bertanggung jawab hingga semua ini selesai.

Setelah cukup lama menyusuri jalan setapak di hutan ini menuju tempat bertanda X di peta, akhirnya aku melihat orang yang sedang kucari saat ini.

Pandangan ku saat ini tertuju ke arah seorang perempuan berambut cream cerah yang sedang dimandikan oleh cahaya rembulan. Melihat hal itu aku langsung bernapas lega karena bisa menemukan nya saat ini.

Tapi… disaat aku memperhatikannya sekali lagi, aku melihat dia saat ini sedang berdiri di tepi jurang tersebut. Aku terkejut bukan main disaat melihat hal itu.

Dan dengan segera aku melangkahkan kaki ku untuk mendekatinya. Namun disaat dia menyadari keberadaan ku dia langsung terkejut dan perlahan melangkah mundur.

Menyadari tindakannyan itu aku langsung menghentikan langkah ku dan menatap nya dengan penuh kegelisahan, Sebenarnya apa yang ingin dia lakukan disaat seperti ini?.

Bukankah di belakangnya adalah jurang?.

" Rina… apa yang sedang kau coba lakukan?. "

Terlihat raut wajahnya yang rumit itu sedang ia tunjukkan kepadaku, dan akhirnya dia mulai membuka mulutnya setelah diam untuk beberapa saat.

" Ini bukan urusan senpai… tolong pergilah dari sini. "

" Rina, apa kau mau melakukan tindakan bodoh tepat di depan mataku? Tidak, aku tidak mengizinkan nya, sekarang lupakan hal itu dan cepat kemarilah… yang lainnya mengkhawatirkan mu sekarang. "

" Sudah kubilang untuk pergi kan Senpai!. " Ucapnya dengan nada marahnya itu.

" Apa… "

" Katsuragi-senpai tidak akan pernah tahu apa yang telah kurasakan selama ini… tidak diakui oleh ibu sendiri, dibenci oleh adik sendiri karena melakukan tindakan yang tidak akan pernah dimaafkan olehnya… senpai... Tidak akan pernah tahu rasanya menjadi diriku ini. "

Dia... marah? Sebenarnya apa yang telah terjadi. Rina yang kukenal bukanlah orang yang mudah menyerah, melihat keyakinan nya pada waktu itu sudah menjelaskan bahwa dia akan berjuang untuk mendapatkan posisinya sebagai seorang kakak kembali di keluarga Kashiwagi.

Ya, itulah Rina yang ku kenal, namun saat ini… Rina yang ada didepan ku… dia…

Cih... sebenarnya apa yang terjadi kepada mereka berdua saat Sakayanagi-san meninggalkan mereka di kamar kemarin?.

Mungkinkah Rena menghasut Rina untuk melakukan hal bodoh ini? Ataukah Rena sudah mengatakan hal yang membuatnya sakit hati hingga dia berpikiran untuk melakukan hal bodoh ini?.

Aku tidak tahu… aku tidak pernah menyangka akan jadi seperti ini. Yang bisa kulakukan saat ini adalah memberikan keyakinannya kembali dan menyadarkan nya bahwa semua yang dilakukannya selama ini tidaklah salah.

Namun sebelum aku melakukan hal itu ..

" Rina… Lupakan itu semua dan kembalilah! Jangan membuatku melakukan cara yang memaksa. " Ucapku dengan nada yang cukup tinggi.

" Sudah kuduga… tolong pergilah dari sini. Aku tidak mau bertemu dengan mu lagi, dan katakan kepada semua orang… bahwa aku sudah tidak ada… "

Dia pun langsung membalikkan badannya dan berjalan ke arah jurang tersebut.

Melihat hal itu aku langsung berlari ke arahnya dan langsung memegang pergelangan tangannya agar dia tidak bisa melangkah lebih jauh lagi dari ku.

" Lepaskan aku Senpai!! Aku sudah muak dengan ini semua… aku... Sudah lelah… "

" Apa kau itu bodoh?. "

Aku pun menariknya dan mendekapnya dengan sekuat yang aku bisa. Aku tidak ingin membiarkan dia lepas dari dekapan ku ini karena kutahu jika aku melepaskannya sekarang maka aku akan melihat apa yang tidak ingin kulihat untuk yang kedua kalinya.

Aku tidak ingin mengulangi apa yang sudah terjadi seperti yang lalu.

Tolong… jangan lakukan disaat ada aku di depan mu.

" Apa yang kau katakan Rina… ini bukanlah Rina yang aku kenal… Rina yang ku kenal adalah orang yang selalu menghadap ke depan meskipun dia tidak diakui oleh kedua keluarganya… Rina yang kukenal adalah sosok kakak perempuan yang kuat serta penyayang… kenapa kau bisa menjadi seperti ini?. "

" Aku bukanlah sosok seperti yang kau bilang Katsuragi-senpai… aku bukanlah orang seperti itu… aku hanya sok kuat di depan mu dan juga yang lainnya. Aku sebenarnya hanya orang lemah dan pengecut… aku tidak seperti adikku yang disukai oleh banyak orang. Aku hanya seperti sebuah hiasan kecil di sebuah lukisan. "

" Tidak… kau lebih dari itu. Aku yakin suatu saat nanti mereka berdua akan mengakui mu kembali dan kau akan bersama mereka seperti dulu lagi. "

" Tidak… itu tidak bisa. Aku tahu dimana tempat ku saat ini Senpai… aku hanya dianggap salah satu pelayan mereka di sana. Mereka bahkan hanya memanfaatkan ku demi mereka sendiri. "

" Tidak! Itu tidak benar! Ibumu bahkan Rena pasti… di lubuk hati mereka yang paling dalam, mereka berdua masih menyayangi mu. Jadi tolong… jangan melakukan hal ini… saat kau ada di depan mataku… " Ucapku dengan mulai mendekapnya dengan erat, se-erat mungkin.

" Senpai… "

Rina pun akhirnya memeluk ku dengan erat juga. Dia mulai terisak dan akhirnya menangis di dalam pelukanku. Aku membiarkannya untuk mengeluarkan semua emosinya dalam tangisannya itu. Dan berharap bahwa hal ini akan membuat hatinya menjadi kuat kembali seperti Rina yang ku kenal.

Ya, setidaknya inilah yang bisa kulakukan untuknya. Maafkan aku… Kuruna, hari ini aku memeluk seorang perempuan yang menyukaiku, aku tidak tahu bagaimana nanti akhirnya namun… yang kutahu pasti… aku, tidak akan mencintai seseorang selain dirimu.

Untuk hari ini saja, maafkanlah aku, Kuruna.

Beberapa menit pun berlalu semenjak Rina menangis dalam pelukanku. Matanya yang lebam tersebut menunjukkan betapa besarnya luapan emosi yang ia keluarkan tadi. Dan setelah dia menangis, tentunya selanjutnya adalah dia harus pergi istirahat.

Kami berdua menyusuri jalanan di hutan untuk kembali ke penginapan. Aku yakin saat ini uji nyali nya telah berakhir. Dan oleh karena itu kami bisa pergi kembali tanpa harus takut seseorang melihat kami berjalan berduaan di dalam hutan.

Ya, untuk mencegah gosip yang menyebar luas. Aku jadi bersyukur bahwa uji nyali Kamp Musim panas telah berakhir.

Disaat kami sampai di pos panitia OSIS di garis finis, mereka langsung mengerubungi Rina dan memberikannya perhatian khusus. Seseorang datang sambil membawakan nya secangkir minuman hangat dan membiarkannya Rina untuk meminumnya untuk menenangkannya.

Sakayanagi-san serta Takagawa hanya bisa bernapas lega disaat mengetahui kami berdua kembali dengan selamat. Mungkin nanti aku harus mengucapkan terima kasih kepada mereka karena sudah berusaha keras mencari Rina dan tidak menikmati acara uji nyali mereka itu.

Lalu tentunya… Rena. Dia hanya bisa melihat Rina dari kejauhan, lebih tepatnya dia saat ini sedang berdiri di samping Sakayanagi-san dengan senyuman lega yang terukir di wajah nya.

Mungkin alasannya berdiri disana karena dia tidak ingin mengganggu Rina dan orang-orang yang memberikan perhatian lebih kepadanya. Ya, Sepertinya itu keputusan yang bagus, kau akhirnya bisa membaca suasana ya Rena.

Tapi disini yang menjadi pertanyaan ku adalah bagaimana Kashiwagi Rina bisa menghilang serta ingin melakukan tindakan bodoh seperti tadi.

Ini sedikit membuatku penasaran, pasti sesuatu terjadi diantara mereka berdua.

Tidak, jangan terlalu dipikirkan… sekarang lebih baik aku… tidak, tunggu sebentar…

Disaat aku mengingat kejadian tadi dengan Rina disana. Aku menyadari sesuatu yang membuat ku terkekeh pelan. Ya… bagaimana aku tidak menyadari hal itu tadi...

Aku benar-benar bodoh…

Baiklah, terima kasih karena sudah membuat dirimu terjebak Rena… ya… ini semua kau lakukan… demi dirimu dan memanfaatkan kakak mu Rina sebagai perantara untuk mendekati ku.

Ya… benar-benar tidak kusangka, artis terkenal seperti dirimu sangat terobsesi kepada ku. Hanya demi mendapatkan hatiku, kau rela melakukan apa saja rupanya.

Baiklah… aku akan mengikuti permainan kecil mu ini. Dan kita lihat bagaimana akhir dari ending yang kau coba buta ini Rena.

Aku pun pergi meninggalkan mereka semua yang ada disini dan bergegas menuju ke penginapan untuk beristirahat, tapi disaat aku ingin menggeser pintu masuk penginapan, seseorang menghentikan langkah ku dengan memanggil namaku.

Aku hanya bisa menghela napas sesaat dan menjawab panggilannya. Karena kutahu, yang memiliki suara seperti ini tidak lain adalah… orang itu.

" Sekarang ada apa lagi? Mito-sensei. "

" Tidak ada apa-apa, aku hanya ingin melihat mu sebentar karena besok… adalah hari penentuannya. Kau tahu kan… jika kau tidak bisa menyelesaikan masalah mereka berdua maka ruangan itu… tidak akan jadi milik mu. Ahh… sayang sekali kalau kau tidak bisa mendapatkan nya. "

" Apa hanya itu alasanmu datang kepada ku?. "

" Maa… kau sangat dingin seperti biasanya, tidak seperti saat kau bicara dengan teman-teman mu yang lain. "

" Biar ku tegaskan, bahwa mereka berdua bukanlah temanku. Aku hanya kebetulan saja dekat dengan mereka berdua,itu saja dan tidak lebih dari itu. "

" Baik-baik, aku mengerti. Jadi… apa kau sudah tahu bagaimana menyelesaikan masalah diantara mereka berdua. "

Ujung-ujungnya dia malah mempertanyakan usahaku selama kamp musim panas ini. Tapi ya… jika dia mempertanyakan progresku maka hanya satu jawabannya.

" Itu adalah hal yang mudah. "

" Begitukah? Jadi aku tidak perlu khawatir lagi, aku kira kau tidak tahu harus bagaimana setelah rencana mu tadi?. "

" Meskipun begitu, bicara soal rencana ku… aku tidak tahu akan jadi seperti ini… Rina yang hilang begitu saja tanpa ada alasan. Bukankah ini malah membantu mendapatkan kepercayaan nya?. "

" Ya, itu sungguh mengejutkan. Rencana mu untuk memasangkan mereka berdua, tentunya itu akan membuat sebuah kemajuan bukan?. "

" Entahlah, aku juga tidak tahu. Tapi yang jelas rencana ku tidaklah berubah. "

" Begitu ya… maa… aku akan menantikan bagaimana akhir yang akan kau berikan kepada mereka berdua. "

" Ya, nantikan saja. Dan juga… jangan lupa dengan permintaan ku soal 'orang itu'. "

" Baik-baik… aku akan mengusahakan nya untuk mendatangkannya. "

" Kalau begitu, aku serahkan hal itu kepadamu. Sampai jumpa besok Mito-sensei. "

Aku pun menggeser pintu masuk dan masuk ke dalam penginapan meninggalkan Mito-sensei sendirian di depan sana.

Jika membicarakan soal Mito-sensei, kemungkinan besar dia merupakan otak dari SMA Hashigai ini.

Tidak hanya cantik dan menawan, dia termasuk guru yang pintar diantara guru yang lain itulah yang aku pikirkan tentang Mito-sensei.

Oh.. sepertinya aku lupa menambahkan sesuatu, selain pintar dia itu agak licik untuk guru yang baik diluar, tidak untuk didalam.

Berurusan dengan orang seperti itu mungkin agak merepotkan, tapi aku harap janjinya akan dia penuhi.

Untuk sekarang bolehkah aku istirahat? Aku sudah lelah seharian ini.

Saat ini suara gaduh dari kamar sebelah tidak ada sama sekali, hanya ada suara hembusan napas dari teman sekamar ku saja yaitu Takagawa.

Jam menunjukkan pukul 12 malam lewat sembilan menit, ya.. pergantian hari telah selesai.

Hari ini aku harus mengakhiri semuanya, memikirkan hasilnya akhirnya bagaimana sudah membuat ku sediki resah, apakah aku bisa atau tidak menyelesaikan masalah mereka berdua dalam kurun waktu 3 hari ini.

Memikirkan hal itu membuatku tidak bisa tidur malam ini.

Aku pun bangkit dari futon ku dan berjalan ke arah jendela kamar, menggeser jendela itu duduk di bibir jendela sambil menatap langit malam saat ini.

Bintang - bintang bertaburan di langit hitam malam ini, suara jangkrik menambah kesan bahwa saat ini adalah malam musim panas.

" Kuruna.. "

Nama itu terucap dari mulutku, seandainya… seandainya aku tidak bertemu dengannya.. apakah semua ini tidak akan terjadi kepadaku?.

Ya… kemungkinan semua ini tidak akan terjadi kepadaku, jadi entah apa yang harus aku rasakan saat ini, perasaan ini… bahagia ataukah sebaliknya… aku, tidak tahu.

Ngomong - ngomong soal musim panas, apa yang sedang Kuruna lakukan ya? Apakah dia terlibat masalah sama seperti ku.

Aku harap dia tidak terlibat dalam hal yang merepotkan seperti ini.

Setidaknya itu yang aku harapkan setelah diberikan beberapa masalah di hidupku ini. Mengingat nanti malam pada saat event menari bersama di dekat api unggun.

Itu merupakan tempat yang sangat mencolok, jika Rena memintaku untuk menari bersamanya di event tersebut maka dengan sangat berat hati aku akan menolaknya.

Ya, mengingat fans nya yang sedikit menakutkan itu siapa saja tidak akan membuat seseorang berdansa dengan Rena, kecuali Pelayan nya yaitu Rina.

Dan dengan dorongan untuk bisa mendapatkan ruangan yang ditawarkan oleh Mito-sensei kepadaku, hari ini… akan menjadi kisah keluarga Kashiwagi yang sebenarnya. Tidak saling menyalahkan, tidak saling merugikan dan jalinan ikatan yang sesungguhnya akan terhubung kembali, sebuah kebenaran yang harusnya mereka berdua ketahui.

Ini benar-benar menarik. Maa… siapa sangka akar dari awal permasalahan mereka berawal dari orang terdekat mereka.

Keesokan harinya sama seperti pagi yang sebelumnya, kami semua ber-SKJ ria di halaman penginapan namun yang berbeda adalah tidak ada tanda kehadiran Rena di kelompok ini, Takagawa yang menyadari hal ini langsung bertanya kepadaku.

" Dimana Rena? Dia sama sekali tidak terlihat saat ini. "

" Entahlah, tapi kenapa kau menanyakan hal itu kepadaku?. "

" Eh? Apa itu aneh? Bukankah Rena dekat dengan mu?. "

" Hei Takagawa... Bukankah seharusnya kau menanyakan hal ini kepada seseorang yang sekamar dengan dia?. "

" Oh.. kau benar. "

Takagawa… apakah kau berpura-pura bodoh dihadapan ku? Kau sama sekali tidak cocok untuk mengambil peran seperti itu saat ini.

" Jika kalian sedang mencari Rena, mungkin dia berada di kelompok yang lain. " Sahut Sakayanagi saat mendengar percakapan kami berdua.

" Kelompok lain?. " Tanya Takagawa.

" Ya.. bukankah teman Rena bukan hanya kita berempat, kenapa kita harus membatasi dirinya untuk dekat dengan yang lain?. " Ucap Sakayanagi-san menjelaskan.

" Apa kau mendengarnya Takagawa?. "

" Cih… "

Oi - oi Takagawa… kepada siapa kau mendecakkan lidah mu itu?.

Saat aku berpikiran seperti itu tiba - tiba seragam ku ditarik oleh seorang perempuan yang berada di dekat ku, dia adalah Kashiwagi Rina.

" Nee senpai.. kemari lah.. "

Dia sepertinya sedang ingin membicarakan sesuatu kepadaku, dan mengingat bahwa dia sedang berhati-hati seperti ini nampaknya masalah serius sedang terjadi.

Baiklah mari kita dengar, aku pun mendekatkan telinga ku ke Rina.

" Sebenarnya Rena sedang berada di kamar, dia sedang istirahat karena dia nampaknya sedang sakit, meskipun itu tidak terlalu parah, dia menyembunyikan hal ini agar senpai tidak khawatir dan sayangnya dia tidak akan ikut dalam acara api unggun nanti. "

Bukankah ini masalah? Jika Rena tidak berada di api unggun malam nanti?.

" Oh, begitu ya... baiklah terima kasih atas informasinya Rina.. "

" Ya.. sama - sama. "

Postur tubuhku kembali seperti semula sesaat sebelum aku menanyakan tentang kondisi mereka berdua saat ini, Rina dan Rena maksudku.

" Ngomong - ngomong.. kalian berdua nampaknya semakin akur, apakah terjadi sesuatu dengan kalian berdua?. " Tanyaku.

" Eh!? Y-ya.. begitulah… "

" Sebagai seorang kakak kau masih tetap sabar dengan perilakunya, aku doakan yang terbaik untuk kalian berdua. "

" Ya.. terima kasih Katsuragi-senpai.. "

Meskipun begitu dia masih tetap sabar dengan perilaku adik satu-satunya itu, dia memang kakak yang lebih hebat dariku.

Jika dibandingkan dengan aku… tidak, sepertinya hal itu tidak perlu untuk dibanding - bandingkan, tujuan seorang kakak semua sama saja di dunia ini, itu adalah kebahagiaan seorang adiknya.

Karena menjaga seorang adik itu adalah satu - satunya tugas kami agar kami benar-benar diakui sebagai seorang kakak dimata adik kami.

" Baiklah kalau begitu senpai… sepertinya aku harus melihat Rena terlebih dahulu, jika dia membutuhkan bantuan mungkin hanya aku satu - satunya yang bisa menolongnya. "

" Ya… itu memang benar, semoga adikmu itu lekas sembuh. "

Hm... Sakayanagi tidak mengetahui hal ini bukan? Sepertinya dia dimintai tolong untuk tidak mengatakannya kepada kami berdua.

" Se-senpai.. bolehkah aku meminta sesuatu?. "

Saat aku pikir Rina tidak berada di sekitar ku dia pun bertanya sembari menarik kembali seragam olahraga ku.

Mendengar hal itu aku pun bertanya kembali apa yang dia inginkan.

" Meminta sesuatu? Jika itu bisa aku lakukan maka aku akan mempertimbangkannya. "

" Kalau begitu… nanti pada saat malam api unggun, maukah kau berdansa denganku.. dengan Rina ini.. "

Api unggun ya… itu adalah acara penghujung Kamp musim panas ini, jika seperti ini apa yang harus aku lakukan? Menolaknya? Atau tidak?.

Soal pengakhiran yang aku inginkan itu mungkin akan memakan waktu sebentar, maka tidak masalah jika berdansa dengan Rina, karena dia memang yang harus aku pegang pada waktu itu.

" Baiklah.. aku akan berdansa dengan mu Rina, aku akan menantikannya. "

" Be-benarkah!? Te-terima kasih senpai, kalau begitu aku pergi dulu.. "

Akhirnya Rina pergi meninggalkan ku tanpa berkata sepatah kata pun setelah aku menerima ajakannya itu.

Ya, bukannya aku berharap dia berkata sesuatu, tapi… apa tidak apa-apa meninggalkan tempat ini tanpa meminta izin kepada sensei terlebih dahulu?.

Maa… mungkin Masami-san akan mengurus hal ini untuk Rina. Alasannya pun sudah jelas kenapa dia kembali ke penginapan. Itu karena Rena yang sedang terkena penyakit di kamar penginapan.

Tapi tetap saja… pandangan Masami-san terus tertuju ke arahku. Apakah dia menulis pelanggaran yang tak masuk akal lagi?.

Setelah menggerakkan tubuhku kami, kami semua akhirnya sarapan pagi sebelum memulai kegiatan selanjutnya. Ya… meskipun hanya ada jam bebas saja hari ini.

Melihat tidak ada tanda-tanda dari Sakayanagi-san maupun Takagawa di kantin penginapan, aku akhirnya bisa sedikit merasa tenang dan bisa menikmati sarapan pagi ku sendirian.

Untuk berjaga-jaga aku akan memilih tempat yang tidak mencolok, contohnya meja yang berada di ujung ruangan itu.

Saat aku sampai di meja makan tersebut, suara piring yang diletakkan berbarengan dengan ku pun terdengar, otomatis aku melihat ke arah orang yang memiliki pemikiran yang sama sepertiku.

Ya… aku tidak terlalu terkejut saat aku tahu siapa dia, Sakayanagi Natsumi orang yang harus aku hindari sekarang dia ada dihadapanku saat ini.

" Ka-katsuragi-kun!?. "

" Seharusnya aku yang terkejut bukan? Kesampingkan hal itu kenapa kau ada disini?. "

" Lalu bagaimana kalau aku bertanya kembali kepada mu?. "

" Kau sudah tahu kan bagaimana sifat ku? Setidaknya aku ingin menghindari mereka yang ada disini jadi saat ada meja kosong disini terlebih lagi itu jauh dari kerumunan orang banyak maka itu adalah tempat yang cocok bagiku. "

" Begitu ya... Seharusnya aku paham dengan itu kan? Bodohnya aku.. " Ucap Sakayanagi-san dengan tersenyum tipis.

Tapi ya... Ini sangat disayangkan, sepertinya aku harus mengalah kepada Sakayanagi-san dan mencari tempat lain untuk sarapan. Terlebih lagi dia adalah teman Kuruna di hari pertamanya sekolah, jadi itu merupakan nilai tambah yang kulihat darinya.

" Kalau begitu aku akan cari tempat lain. " Kataku dengan mengangkat nampan berisi sarapan ku.

" Eh? Kenapa? Bukankah lebih baik kita duduk bersama?. "

Sial.. kenapa pertanyaan itu bisa keluar dari mulutnya saat ini. Alasanku memberikannya meja ini bukan hanya itu saja, melainkan karena aku ingin menghindari nya sesering mungkin.

Tapi dia… seperti tidak ingin memberikanku ruang untuk pergi darinya. Mengingat Sakayanagi-san adalah orang yang terlalu peka dengan keadaan lawan bicaranya, maka jika aku menolak tawarannya maka dia akan tahu bahwa aku saat ini sedang mencoba menghindarinya.

Baiklah, tidak ada cara lain lagi.

Aku pun menaruh kembali nampan ku ke meja dan setelah itu aku duduk dan langsung memakan sarapan pagi ku.

" Itadakimasu.. "

" Itadakimasu~. "

Dia terlihat senang, apakah terjadi sesuatu sehingga membuatnya senang seperti ini?.

Aku tidak mau menanyakannya, karena aku tipe orang yang tidak mau membahas hal sepele saat makan.

" Apa kau tahu Katsuragi-kun? Aku sangat senang… mungkin kau bertanya-tanya kenapa aku bisa sesenang seperti ini kan?. " Katanya dengan masih memakan sarapannya.

Ya.. pikiranku terbaca langsung olehnya, tapi bagaimana bisa dia mengetahui jalan pikiran ku ini? Ini benar-benar sangat merepotkan untuk duduk bersama dengannya.

" Jadi begini… hal yang ingin aku tanyakan kepadamu adalah… kenapa kau mencoba untuk menghindari ku?. "

Semua… semua telah ia baca.. dia memang berbahaya bagiku, aku memilih pilihan yang salah. Lebih baik aku diam dan mengabaikan nya.

" Tidak mau menjawabnya? Tidak apa - apa kok, Kalau begitu… Katsuragi-kun mari kita ganti topiknya, hal yang ingin aku tanyakan adalah… kau… sedang merancanakan sesuatu kan?. "

Aku pun terkejut bukan main karena ucapannya saat ini, tidak… lebih bisa dikatakan itu adalah tebakan tepat sasaran yang sangat merepotkan. Tidak ingin dia tahu lebih jauh lagi, aku pun mencoba untuk menenangkan diriku dan tidak memperlihatkan wajah terkejut ku saat ini.

" Aku tidak tahu itu tapi sepertinya itu sangat penting Katsuragi-kun. " Ucapnya sambil melahap makanannya.

" Sakayanagi-san… bagaimana kau bisa tahu kalau aku sedang merencanakan sesuatu?. "

" Mungkin… kau bisa sebut ini sebagai intuisi hebat dari seorang ketua kelas?. " Katanya dengan tersenyum sebelum melahap sarapannya.

Aku sepertinya tidak perlu berhati-hati lagi kepada Sakayanagi-san, seperti yang kalian tahu… seorang ketua kelas memiliki koneksi ke murid - murid lainnya.

Membayangkan bahwa Sakayanagi memiliki koneksi yang banyak itu tidak akan mengherankan, terlebih lagi dia memiliki sifat peduli seperti itu, dia mungkin akan terkenal dikalangan senpai dan junior kami.

Dan jawabannya hanya satu… yang memberikannya informasi secara tidak sengaja tentunya itu adalah… guru yang menyebalkan itu.

Lebih baik aku menjelaskannya, agar dia tidak mengganggu rencana kepada Si kembar Kashiwagi nanti malam.

" Kembali ke pertanyaan yang pertama tadi, aku sebenarnya menghindari mu bukan karena aku membencimu atau apa, melainkan aku harus menghindari gosip yang bisa beredar seperti… Katsuragi Arata dari kelas 2-B sedang berduaan dengan seorang perempuan sekelasnya padahal dia sudah mempunyai seorang kekasih yang paling cantik di sekolah ini, begitulah. "

" Fufufu.. mengatakan Kuruna sebagai perempuan yang tercantik di sekolah kita… bukankah itu sedikit berlebihan?. "

" Tidak ada salahnya untuk melebih - lebihkan seseorang yang kau sukai kan?. "

" Ya.. itu memang benar bahkan jika aku berada dalam posisi mu aku akan melakukan hal yang sama. "

Berada di posisi ku ya? Oh ya.. sebelum itu ada baiknya aku bertanya tentang hubungan mereka berdua seperti apa sekarang.

Takagawa dan Sakayanagi, aku tidak tahu yang mana yang menolak terlebih dahulu, tapi kemungkinan besar itu adalah Sakayanagi tapi di lain sisi aku memikirkan Takagawa yang menolaknya.

" Jadi.. bagaimana dengan hubungan mu dengan Takagawa? Sepertinya kalian berdua sudah akur sekarang. "

" Ya.. begitulah, tapi Katsuragi-kun.. setidaknya… bolehkah kita tidak membahas hal itu sekarang? Aku sebenarnya tidak terlalu suka membahas hal sepele seperti itu saat aku sedang makan. "

" Oh… sepertinya kita memiliki kebiasaan yang sama, kalau begitu maafkan aku. "

Sungguh mengejutkan saat mendengar hal itu dari Sakayanagi, jadi dia seseorang yang memiliki tipe makan seperti ku? Ini cukup langkah.. biasanya murid teladan sepertinya dan memiliki kepribadian yang ramah seperti dia tidak mungkin akan memiliki sifat seperti itu.

Sejauh ini yang aku pikirkan adalah Sakayanagi selalu mendengarkan obrolan perempuan dengan beberapa temannya.

Lalu bagaimana dengan Kuruna? Aku sedikit penasaran dengan Sakayanagi… bagaimana Kuruna melihat Sakayanagi?.

Mungkin setelah pulang dari sini aku akan bertanya kepadanya jika aku masih ingat.

Sarapan kami pun telah selesai, aku yang tahu tidak akan baik kalau aku menanyakan hal itu kepada Sakayanagi akhirnya hanya bisa diam dan melihatnya menghilang dari balik pintu.

Tapi bakat untuk mendapatkan informasi sehingga detail seperti itu… mungkin akan sangat membantu ku di kemudian hari, aku mungkin…..

Tunggu.

Kenapa aku berpikiran bahwa akan ada masalah lagi yang akan aku selesaikan? Bukankah ini masalah yang terakhir kalinya aku harus selesaikan?.

Ya… ini harus menjadi yang terakhir kalinya.

Aku harus bersiap untuk nanti tapi selanjutnya aku harus pergi untuk ikut bimbingan belajar lagi, masih ada soal yang tidak aku mengerti kemarin.

Dan juga pr musim panas ku tinggal sedikit lagi selesai, maka hal yang harus aku lakukan adalah menyelesaikannya.

Sore pun tiba, banyak panitia OSIS sedang bergotong royong menyusun kayu untuk api unggun yang akan dinyalakan nanti malam.

Dan aku dengar setiap kelompok boleh menampilkan sesuatu untuk acara api unggun itu dan pada saat penghujung acara para murid laki-laki dan murid perempuan akan berdansa diiringi dengan api unggun yang menyala di samping mereka.

Bukan hanya murid, guru pun ikut serta dalam acara ini dan sepertinya Mito-sensei yang akan jadi incaran mereka semua, tidak hanya guru.. murid juga ikut andil untuk mengambil hatinya Mito-sensei.

Kalian sungguh akan kerepotan jika sudah mengetahui sifat aslinya...

Aku yakin itu.

Tidak ada tanda kehadiran Takagawa maupun Sakayanagi, kalau begitu aku akan melihat mereka semua bekerja dari sini saja.

Beberapa jam kemudian akhirnya malam pun tiba, kayu - kayu yang tadi bertumpukan entah bagaimana sekarang telah selesai disusun dengan rapi.

Beberapa orang sedang mengecek kayu tersebut setelah makan malam selesai, kami setengah dari murid SMA Hashigai berkumpul di depan api unggun itu.

Menunggu api unggun itu untuk dinyalakan.

Seperti yang aku pikirkan tadi, saat ini Takagawa melakukan pengecekan kayu tersebut dengan para OSIS itu, sedangkan Sakayanagi terlihat sedang berkelompok dengan para perempuan dari OSIS itu.

Masa lalu tidak mudah untuk dilupakan, entah kenapa aku merasakan De Javu saat melihat mereka semua. Karena aku juga pernah berada di posisi mereka berdua.

Meskipun hanya satu tahun saja.

Jam sudah menunjukkan pukul 8 yang artinya acara api unggun akan dimulai saat ini, saat seseorang membawa obor di tangannya maju dan mendekati kayu api unggun itu.

Semua bersorak menghitung mundur dari 3 sampai 1 dengan semangatnya.

" 3… "

" 2… "

" 1… "

Api unggun pun menyala dengan cahaya oranye membasahi mereka yang ada didekatnya.

Melihat hal itu aku hanya bisa diam dan menatap mereka semua dari belakang, acara terakhir kamp musim panas telah dimulai…

Saatnya… menjalankan tugas ku sebagai seorang tokoh utama…

***

Sorak - sorai tidak pernah ada habisnya saat setiap kelompok itu menunjukkan pertunjukan mereka masing-masing, ada yang menari, menyanyi dan melakukan pernyataan cintanya.

Lama semakin lama pertunjukan mulai berubah menjadi pernyataan cinta, selera mereka semua sangat buruk.

Tapi aku tidak menyalahkan mereka karena aku tidak mempunyai hak untuk menentang apa yang mereka inginkan itu.

Setidaknya itu bagus untuk menghabiskan waktu, melihat mereka yang ditolak entah kenapa ada perasaan menggelitik di tubuh ku.

Seharusnya aku tidak boleh tertawa kan? Itu pasti sangat memalukan… untungnya aku tidak pernah mengalami hal memalukan seperti itu.

Acara terakhir pun mulai mencapai pada puncaknya, ada rumor bahwa mereka yang berdansa di acara api unggun ini bisa membuat hubungan mu baik dengan kekasih mu dan di lain sisi ada yang bilang jika ada sepasang murid yang saling menyukai tapi belum menyatakan cintanya menari di acara api unggun ini, mereka akan jadi sepasang kekasih dalam kurun waktu dekat.

Dan itu dilansir oleh tim Mading sekolah, semua orang yang melihat itu kesampingkan kami serta senior kami, adik kelas kami langsung memulai rencana mereka untuk malam api unggun ini.

Ya.. mungkin angkatan ku saat melihat adik kelas mereka bergembira seperti itu akan membuat masa lalu mereka teringat kembali.

Memalukan… sungguh..

" Yo Katsuragi.. kau sendirian?. "

Aku pun menoleh ke arah suara yang keren menjengkelkan itu, dan itu pastinya suara milik Takagawa.

" Takagawa… apa kau senang mempersulit diriku ini?. "

" Tidak sopan sekali ya kau ini.. aku sama sekali tidak pernah mempersulit orang. "

Tidak pernah ya.. ngomong - ngomong bagaimana dengan kejadian 2 hari yang lalu saat penjelajahan? Bukankah kau mempersulit ku?.

Namun disaat aku mencari anggota kelompok yang lain yaitu Sakayanagi-san di kerumunan orang-orang, aku sama sekali tidak melihat di dalamnya terdapat Sakayanagi-san.

Apa mungkin dia sedang menjenguk Rena?.

" Ngomong - ngomong dimana Sakayanagi-san?. " Tanyaku.

" Oh.. kau bilang kalau Rena berada di kamar sedang sakit kan? Jadi Sakayanagi pergi menjenguknya. "

" Begitu ya, baguslah kalau memang begitu. "

Saat sebelum pertunjukan kelompok terakhir hampir selesai tadi, Takagawa dan Sakayanagi menghampiri ku dan berbincang-bincang tentang hal sepele seperti ' Katsuragi… kenapa kau tidak mencoba maju dan memperlihatkan kemampuan mu kepada kami semua? ' itulah yang dikatakan Takagawa saat Sakayanagi-san masih berada di sekitar kami berdua.

Namun kemudian aku teringat bahwa Rena ada di kamarnya sedang sakit, aku pun langsung mengatakannya kepada mereka berdua dan alhasil Sakayanagi-san pergi begitu saja tanpa bilang sesuatu kepada kami berdua.

Kalau memang dia berada di kamar untuk menjenguk Rena maka aku jadi sedikit bisa bersyukur, dan berharap dia tidak mengacaukan rencana ku ini.

" Untungnya kau mengatakan hal ini kepada kami, bukankah kasihan kalau Rena sendirian saat ini?. "

" Ya… terlebih lagi Rina saat ini diberikan kebebasan untuk sesaat oleh Rena. Agar dia bisa menikmati acara terakhir kamp musim panas ini."

" Ya.. dia majikan yang pengertian bukan?. "

" Aku harap begitu… "

Saat kami berdua sedang berbicara, dari kerumunan orang didepan ku, aku melihat Rina sedang berjalan kebingungan seperti sedang mencari seseorang.

Mungkin dia sedang mencari ku saat ini, mengingat bahwa acara dansa api unggun hampir dimulai, jadi dia saat ini sedang menagih ucapanku kepadanya tadi pagi.

Beberapa saat kemudian, disaat aku masih melihat nya sedang mencari keberadaan ku. Suara dari lagu yang dimainkan oleh anggota OSIS pun terdengar dengan jelas.

Semua murid langsung mendekat ke arah api unggun lalu menari dengan lembutnya bersama pasangan mereka masing - masing.

Tak ingin membuatnya menunggu lama dan aku juga memiliki urusan penting saat ini. Maa mungkin aku akan sedikit bersenang-senang dengannya walaupun hanya sebentar.

Namun disaat aku ingin melangkahkan kaki ku, teriakan Takagawa dari samping telinga ku membuatku terhenti seketika.

" Katsuragi!!. "

Takagawa pun menarik pundak ku dengan keras membuat ku tidak bisa bergerak, aku pun menghadap ke arahnya dengan raut wajah penuh akan pertanyaan, dia pun bilang kepadaku dengan wajah paniknya itu.

" Rena… Rena menghilang!!. "

" Apa?. "

" Sakayanagi-san barusan mengirimkan SMS kepada ku kalau saat ini Rena tidak ada di kamarnya. "

" Mungkin dia berada di toilet ataupun sedang mandi. "

" Tidak… Rena tidak ada di manapun… bahkan Sakayanagi bilang bahwa tadi dia sudah mengecek kamar perempuan satu persatu. "

Begitu ya, maa itu adalah hal yang wajar bukan.

" Kalau begitu pergilah dan bantu Sakayanagi-san. "

" Ya… kalau begitu ayo.. "

Saat dia melepaskan genggamannya aku pun tidak bergerak sesuai dengan apa yang Takagawa perintahkan, dia pun menatapku dengan heran.

" Katsuragi… kenapa kau.. "

" Takagawa… ini tidak ada hubungannya denganku kan?. "

" Apa?… "

" Lagi pula kau menyuruhku untuk bersenang-senang dengan acara ini bukan? Saat ini aku sedang mencoba untuk bersenang-senang tapi kau malah ingin menghentikan ku? Sebenarnya apa yang kau inginkan dariku?. "

" Katsuragi… apa yang kau katakan?. "

Dia memiliki tatapan yang begitu mengerikan saat ini, tapi setidaknya hal itu tidak terlalu berpengaruh kepadaku, melihat tatapan seperti itu sudah menjadi rutinitas ku dulu.

Banyak orang yang membenci sifat yang aku miliki waktu itu, jadi tatapan mata seperti itu sudah pernah aku temui dimana pun aku berada.

" Rena… dia hilang apa kau tahu itu?. "

" Takagawa… kau tidak perlu mengatakannya dua kali, aku sudah dengar hal itu. "

" Lalu tunggu apa lagi ayo kita--. "

" Aku tidak akan ikut pergi mencarinya, mencarinya tanpa ada petunjuk dimana dia sekarang akan merepotkan… aku bukan seorang tipe seperti mu dan Sakayanagi-san. " Kataku.

" Bukankah kau sudah tahu itu?. " Tambah ku dengan menatap dingin Takagawa.

" Lalu bagaimana dengan yang kemarin!? Bukankah kau menawarkan diri untuk pergi menyelamatkan Rina seorang diri!?. "

" Masalah itu dan ini beda Takagawa… "

" Jangan bilang… kau.. menyukai Rina… "

Takagawa.. pernyataan bodoh macam apa itu? Menyukai Rina? Jangan membuat ku tertawa.

" Takagawa.. aku--. "

" Diamlah kau dasar brengsek!! Aku salah menilai mu… aku kira kita bisa menjadi seorang teman tapi ternyata tidak, kau hanya melakukan apa yang ingin kau lakukan saja, dan itulah yang selalu akan berada di dalam dirimu itu… keegoisan mu itu… aku sangat membencinya, aku akan pergi mencari Rena... Dan kau… nikmati saja waktu mu dengan pelayan itu!. "

Takagawa akhirnya meninggalkan ku seorang diri setelah memarahiku. Ya... nampaknya dia salah paham.. biarlah.. ujung-ujungnya semua ikatan ini akan terputus setelah menangani masalah si kembar Kashiwagi, yang terpenting aku bisa menyelesaikan masalahku saat ini.

" Senpai?. "

Aku pun menghadap ke arah seseorang yang memanggilku itu dengan lembut. Dia pun memberikan senyuman hangatnya kepadaku dengan mengulurkan tangan kanannya secara bersamaan dan berkata.

" Maukah... senpai berdansa denganku?. "

" Ya, hanya sebentar saja. "

" Aku sangat senang. "

" Baiklah... Kalau begitu mari... "

Aku pun memegang erat tangannya dan menari bersama dengan Rina membaur dengan para penari lainnya.

Mungkin tidak ada gunanya aku mengatakan bahwa saudari nya saat ini tidak sedang berada di dalam kamar penginapan. Karena kutahu bahwa saat ini yang paling penting adalah mengurus Rina dari pada Rena. Masalah dia ada dimana itu bisa diurus nanti.

" Nee senpai.. kau rupanya sedikit ahli dengan berdansa ya... "

" Mungkin ini hanya keberuntungan ku karena bisa mengikuti arus dansa mereka. "

Saat aku melihat ke arahnya, dia pun langsung menundukkan kepalanya, dan meskipun dia menundukkan kepalanya dia tidak bisa menyembunyikan pipi nya yang memerah itu.

Bukankah ini event yang pas untuk menyatakan perasaan? Aku yakin dia akan melakukannya.

" Nee.. apakah senpai tahu? " Katanya dengan masih menundukkan kepala.

" Hm? Apa?. "

" Sebenarnya aku.. aku sangat menyukai mu. " Katanya dengan wajah merahnya yang terangkat dan menghadap ke arahku.

" Benarkah?. "

" Ya… asalkan bersama dengan Katsuragi-senpai, aku akan senang untuk selamanya. "

Sudah aku duga, pernyataan cinta disaat seperti ini, ini suatu keberanian yang cukup besar.

Aku pun berhenti menari dan sontak membuat Rina ikut terhenti juga, dia pun memiliki raut wajah bertanya-tanya dan kemudian bertanya kepada ku.

" Katsuragi-senpai… ada apa?. "

" Maaf… tapi aku sudah ada janji dengan seseorang, sepertinya dia sedang berada di tempat lain… " Ucapku dengan masih menatapnya.

" Oh… be-begitu ya, ternyata Senpai juga punya janji dengan orang lain-

" Nee... Bukannya aku ingin mempermalukan mu atau apa, tapi cara mu untuk mendekati ku itu sungguh sangat merepotkan. "

" A-apa? Kenapa dengan mu Katsuragi-senpai?. "

" Kenapa kau terlihat khawatir seperti itu? Bukankah kau yang memulainya?. "

Dia pun hanya bisa terdiam setelah mendengar ucapan ku satu demi satu. Ya… wajar saja dia nampak khawatir akan suatu hal saat ini… karena di depanku ini bukanlah seseorang yang ku kenal…

Dia hanya meniru orang itu dan membuatnya agar dia bisa dekat denganku. Sekarang siapa yang jahat? Kau... Atau kakak mu Rina…

" Dimana kau sembunyikan kakak mu... Kashiwagi Rena-san… "

" Ti-tidak mungkin… bagaimana… bisa… kau membedakan kami berdua?."

Yah… Kau boleh marah sekarang Rena, tapi sayangnya akulah yang menang dalam permainan mu yang kau ciptakan sendiri tanpa menguras semua informasi yang ada pada Rina kakak mu itu.

Pada akhirnya semua masih tetap berjalan di jalan yang sama, dan jalan menuju sebuah kebenaran tentang keluarga mereka telah terbuka lebar untuk ku, aku bisa melihat akhir dari ikatan yang tak terlihat ini.

Saa… mari kita menuju panggung akhir nya.