webnovel

#3 BODOH

"tapi sepertinya ada yang tidak mungkin dari kejadian hari ini."

ucap aku sambil memegang dagunya sendiri dengan kedua jari telunjuk dan jempol.

"hm... memang. Aku berfikir sama sepertimu, kenapa dejavu bisa terjadi?"

tanya fujita sambil mengikuti gayaku.

"Coba kamu liat berita di tv yang ada di ruang guru. Kenapa kejadian pembunuhan bisa terjadi di tempat yang sama? Terus kenapa kamu bisa di bully 2 kali di tempat yang sama? Aku di tugas kan 2 kali piket? Dan yang paling aneh, kenapa aku bisa ada di luar sekolah?"

"oh benar juga.....bentar bentar? Aku di bully 2 kali? Klo yang itu memang benar." ucap fujita dengan muka polos.

"benar? Apa maksudmu?" jawabku.

"saat istirahat pertama aku di mintai uang dan tadi aku tidak sengaja menyenggol anak yang sama dan aku di bully di tempat yang sama, dan akhirnya aku berfikir aku sedang mengalami dejavu"

"tapi kamu ingat di saat kamu di bully sebelumnya?" tanyaku.

"ya" jawab fujita dengan muka polos.

"itu namanya bukan dejavu bodoh! Dan apa apaan muka polos mu itu?!"

Tiba tiba pintu tangga menuju ke atap terbuka dan datang petugas kebersihan.

karena keributan diatap, petugas kebersihan itu menyuruh kita berdua pulang.

"oi kalian, kalau tidak ada kegiatan pulang saja. Orang tua kalian pasti akan nunggu di rumah."

Aku dan fujita pun langsung menoleh ke arah petugas kebersihan tersebut. Aku dengan blak blak an langsung berkata,

"kamu siapa nyuruh nyuruh? Aku ini siswa loh. Tingkatannya lebih tinggi dari kamu."

Saking blak blakan nya aku sampai tidak tau kenapa aku mengatakan ini.

Petugas kebersihan dan fujita langsung terkejut dengan kata kata yang ngesok itu.

Fujita yang berada di sebelahku langsung merasa malu dan menegurku,

"oi kanata, dia tadi menasehati kita untuk pulang, sudahlah ikuti aja apa yang dia katakan."

Petugas kebersihan itu melihatku dan sadar akan sesuatu. Saat aku sedang mengoceh, dia langsung bertanya,

"oi jangan jangan kamu orang bodoh yang berlari ke toilet tapi karena toiletnya rusak kamu ke toilet yang di luar sekolah?"

"he? Toilet rusak? Tidak! Itu tidak benar! Pasti ada sesuatu teleportasi yang menyeret ku keluar sekolah! Seharusnya aku memiliki sebuah kekuatan yang dapat mengatasi itu semua dan menyelamatkan bumi."

"ternyata orang ini bodoh."

ucap petugas kebersihan dengan memasang wajah menyedihkan.

"ya benar, dia orang bodoh."

ucap fujita dengan ekspresi menyedihkan juga

"kamu juga orang bodoh kan, fijuta."

ucap aku dengan ekspresi yang sama dengan mereka berdua.

"oi kenapa tiba tiba aku!" jawab fujita

Fujita pun menghela nafas "huh"

"sudahlah aku mau pulang."

tanpa basa basi Fujita langsung ingin pulang. ya. pasti kata kata itu hanya untuk membohongi petugas kebersihan itu saja. Aku ikut ikutan saja lah.

"Aku juga akan pulang."

Kita pun berjalan menuruni tangga.

Disaat kita sudah tidak terlihat, petugas kebersihan tersebut menghela nafas

"huh. Akhirnya mereka pulang juga. Orang orang bodoh makin banyak juga sekarang."

"berisik!"

ucapku dan Fujita serentak.

"jadi, aku sepertinya tidak mengalami dejavu. Tapi ada sesuatu yang aneh. Ketika bel menyala entah kenapa aku merasa sepertimu. Aku awalnya ada di depan kelas. Tapi saat bel berlangsung, aku seperti terteleport ke depan kelas depan kantin." ucap fujita.

aku pun dengan santai menjawab, "aku rasa kamu memang di bully di dekat kantin, atau jangan jangan kamu salah masuk kelas jadi kamu kira itu kelas kita dan saat bel kamu baru sadar."

"benar juga" jawab fujita.

"aarrrrgh! Sebenarnya selama ini apa yang kita lakukan sih?"

"tenang dulu fujita, pasti ada sesuatu yang aneh. Seperti halnya aku piket 2 kali."

"bukannya kamu memang jadwalnya 2 kali? Dasar pemalas."

"oh benar juga....."

..................

Suasana pun menjadi sunyi. Angin berhembus pun mulai terdengar dengan jelas.

Aku dengan wajah suram berkata,

"Aku kecewa dengan aku yang bodoh"

"Ya. Aku juga kecewa dengan kamu yang bodoh."

"berisik!"

..................

Suasana kembali sunyi.

Kita berdua pun berjalan ke kelas untuk mengambil tas dan mematikan lampu kelas dan mengunci nya.

"kanata, kamu yang kasih kunci nya ke ruang guru. Aku mau ke kamar mandi dulu."

Aku langsung ke ruang guru dan berniat untuk meninggalkan fujita di sekolah sendirian.

Disaat sampai di ruang guru, aku melihat guru yang sedang berdiskusi tentang berita kecelakaan yang tayang 2 kali di tempat yang sama.

Aku yg mendengar itu terkejut dan menghampiri fujita yang berada di kamar mandi untuk meneliti kejadian tersebut.

Aku tau pasti hari ini ada sesuatu yang aneh terjadi! Pokoknya harus terjadi sesuatu hal yang berbau misteri!"

Setelah sampai di kamar mandi, aku pun memanggil fujita,:

"oi fujita! Aku mendapat 1 kasus lagi." tapi saat di panggil, dia tidak sama sekali merespon.

Lalu aku pun masuk ke kamar mandi dan mencari fujita.

Dan ternyata, seluruh kamar mandi kosong dan tidak ada bekas bekas orang habis buang air sama sekali.

"hmmm aneh sekali. Bukannya tadi dia bilang dia ingin buang air ya?"

aku pun keluar kamar mandi dan berfikir.

"jangan jangan.....dia hanya menyuruh ku untuk mengembalikan kunci dan dia kabur pulang kerumah? Kurang ajar!"

Aku pun berlari menuju tempat sepatu dan membuka loker fujita.

Ternyata benar, dia sudah meninggalkan ku.

Ya sudah lah aku ga peduli sama orang itu.

Disaat aku pulang, secara tidak sengaja aku bertemu dengan polisi. aku pun langsung bertanya dengan insiden berita pembunuhan yang tayang dua kali tersebut.

"oh itu ada kesalahan dalam siaran tv. Tapi tenang saja, sekarang sudah di perbaiki."

Aku pun kembali memasang muka datar

"oh seperti itu ya... SIALAN!"

Polisi yang melihat itu pun bertanya ke aku,

"kamu tidak apa apa? kamu sedang demam?"

"Apa hubungannya dengan demam bego!"

"Sudahlah! aku pulang saja!"

"huh. kenapa lagi tuh anak tiba tiba ngambek ngambek. Dasarr."

"tidak apa apa pak, dia hanya murung karena dia bodoh." ucap fujita.

Ternyata Fujita tidak pulang. dia hanya mengendap ngendap membuntuti ku.

"HOTAKE SIALAN KAU!"

"Lah kok malah marah ke aku?"

[.....]

Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!

DaoistKhXSkbcreators' thoughts