Andra membawa sang istri menuju area parkiran, tempat yang tidak terlalu terang dan cenderung minim pencahayaan. Tak ada seorang pun di sana, sehingga keduanya bisa leluasa bicara dan menunjukkan kemarahan serta sifat asli mereka yang sebenarnya. Tak ada satu pun orang yang akan mengetahuinya.
"Lepas, Mas!" Andine menyentakkan tangannya hingga membuat genggaman Andra di lengan gadis itu terlepas. Andine memasang wajah masam dengan dada naik turun menahan kekesalan.
Andra menoleh dan menghadiahkan tatapan tajam ke arah wanita itu, "Kamu marah? Seharusnya aku yang marah!" Andra meninggikan volume suaranya.
Andine membuang muka seraya mendengkus kesal, wanita itu melipat kedua tangannya di depan dada. Kenapa sekarang suaminya yang malah marah-marah kepadanya? Bukankah pria itulah yang salah? Andine tak mengerti dengan lelaki di depannya ini.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com