Aku menoleh pada motor Akbar yang kini teronggok mengenaskan, sudah tidak berbentuk, motor yang seringkali aku naiki bersama Akbar entah untuk mengantar aku pulang atau keperluan lainnya.
Entah bagaimana kejadiannya hingga jadi seperti itu. Aku takut membayangkannya.
"Aku nyusul Samsul ke rumah sakit, kalian urus motornya dulu, terus kesana ya." Bimo menepuk bahu Agus beberapa kali saat berbicara begitu. Ia lalu menoleh padaku dan meraih tanganku agar cepat berjalan mengikutinya. Kupikir dia lupa kalau bawa aku.
Dengan cepat kami melaju lagi menuju rumah sakit dimana Akbar di larikan tadi, jantungku masih berdetak tidak normal, takut terjadi apa-apa pada Akbar mengingat kondisi motornya tadi. Aku yakin Bimo juga merasakan hal yang sama denganku. Dalam pikiranku sekarang apa Sari sudah tau soal ini?
Support your favorite authors and translators in webnovel.com