Baiklah, sudah aku putuskan untuk berbaikan dengan Bimo, memberikan dia kesempatan sekali lagi untuk melupakan masa lalunya. Sebenarnya, aku juga lega karena tak jadi putus, bagaimanapun juga, aku masih sangat suka padanya dan pasti tidak akan mudah untukku melihatnya bersama orang lain setelah aku.
Tapi, yah memang dasarnya Bimo menyebalkan. Ku pikir dia akan berbaik-baik padaku dan berusaha menyenangkan hatiku agar aku segera melupakan dosanya padaku kemarin, tapi ternyata perkiraanku tidak berkembang sesuai harapan. Dia masih saja sering mengangguku, mengerjaiku, atau memilih main Play Station dari pada ngobrol denganku di telepon. Hais, ingin ku jitak kepalanya sampai botak!
Support your favorite authors and translators in webnovel.com