webnovel

"Saboteur" Part 2

24 Desember, 2030

Aku melihat ke arah jam tanganku lagi, jam menunjukan 11:40, seharusnya mereka sudah datang, empat anggota regu sudah siap dengan busur silang mereka, dan aku baru saja mengambil punyaku dan mengambil beberapa anak panah.

Mengapa kami menggunakan busur silang? Ini senyap, dalam beberapa misi, Yofu Gundan juga dilengkapi dengan busur silang, dan ini salah satu dari misi yang membuat kami perlu menggunakan busur silang.

Beberapa menit telah berlalu, kami tengah menunggu tim pengintai untuk kembali, tujuh menit telah lewat sekarang, jam menunjukan 11:47 dan akhirnya dari dalam hutan kami melihat Hoshi, Jitka, dan Mislav sudah kembali, mereka terlihat baik-baik saja.

"Apa yang kalian dapatkan?" tanyaku sambil mendatangi mereka.

"Kami telah membersihkan yang berpatroli, seharusnya jalur ke atas bukit sudah aman, penjaga di luar ada kira-kira sepuluh orang," lapor Hoshi.

"Baiklah, semuanya! Kita berangkat sekarang, Jitka adalah kunci misi ini, ingatlah untuk berkomunikasi dengannya jika kalian melihat musuh yang mencoba berkomunikasi menggunakan alat komunikasi," ucapku dengan suara agak sedikit ditinggikan yang membuat seluruh anggota regu perhatiannya tertuju kepadaku.

"Siap!" Semuanya menjawab serentak.

Dengan itu kami segera berjalan memasuki hutan, mobil kami juga dipindahkan ke tempat yang lebih tersembunyi dan tidak terparkir di pinggir jalan.

Hutannya tidak terlalu lebat, namun dengan semak-semak yang ada, itu sudah cukup untuk persembunyian kami dari patroli yang mungkin masih ada.

Kami mulai berjalan menaiki bukit dengan hati-hati, tidak terlalu dekat dengan jalan, dan dua puluh menit telah terlewati, kami telah sampai di atas bukit, dan seluruh anggota regu tengah tiarap di atas tanah pada sebuah tanjakan. Di depan kami adalah sebuah bangunan yang terlihat seperti gudang yang dikelilingi dengan pagar kawat.

Tak ada penjaga yang melihat bagian belakang dari pagar ini, aku melihat ke arah Veran yang membawa senapan gentel, dan busur silang dengan bagian busurnya dilipat agar lebih mudah dibawa di punggung dan lebih ramping.

"Potong kawatnya," Perintahku sambil menepuk punggung Veran yang tiarap di sampingku.

Ia mengangguk dan perlahan pindah ke posisi setengah jongkok dan tubuh yang ia bungkukan untuk mengurangi kemungkinan posisinya diketahui, ia berjalan cepat ke arah pagar sambil melihat sekeliling sedangkan yang lain bersiap dengan busur silang mereka.

Veran mengeluarkan sebuah tang dari dalam kantung yang terkait di sabuknya, dan dengan cepat memotong kawat-kawat dari pagar itu satu per satu, tak lama pagar sudah dijebol.

Veran melihat sekeliling sebelum mengangkat tangan kanannya ke atas dan mengayunkannya ke depan, aman untuk maju.

Seluruh regu segera berdiri dan dengan senyap namun cepat berjalan masuk melewati lubang di pagar kawat dengan tinggi empat meter yang telah diberi lubang setinggi satu setengah meter, dan lebar setengah meter, satu persatu dari kami melewati pagar itu sambil mewaspadai dari mana penjaga mungkin akan datang.

Setelah semuanya masuk, kami segera berjalan mengelilingi bagian luar bangunan, mengintip dari pojok dinding bangunan, kami melihat tiga orang penjaga yang sengah merokok, mereka terlihat tidak waspada.

"Aku ambil yang pertama, Mislav, kau tembak orang kedua, Marihito, kau tembak yang ketiga. Hoshi, Rosen, Veran, segera akhiri mereka jika tidak mati di tempat, dan Jitka, pastikan tidak ada suara atau komunikasi yang keluar," perintahku dengan suara kecil diikuti dengan anggukan mereka.

Beberapa yang busur silangnya masih dilipat segera dibuka, dan mereka mengambil satu anak panah dari masing-masing dari quiver yang ada di pinggul mereka.

Aku mengintip keluar dan mengarahkan busur silang ke ke depan, Jitka sudah mengarahkan telapak tangannya ke arah tiga orang penjaga itu, menggunakan sihirnya untuk menciptakan ilusi, aku kurang mengerti bagaimana itu bekerja.

Aku menarik pelatuk dari busur silang ku dan itu menancap di kepala orang pertama, orang kedua dan kedua walau berada di sampingnya belum sadar sama sekali, aku menarik tubuhku kembali ke balik dinding, digantikan oleh seorang pria dengan dua tanduk kecil di dahinya, Onirin bernama Mislav, dia menembakan anak panahnya dan mengenai orang kedua, lalu ia juga ikut kembali bersembunyi, digantikan oleh seorang pria dengan telinga anjing seorang Inujin bernama Marihito, ia menembakan anak panahnya dan itu mengenai dada penjaga ketiga, dia jatuh dan akhirnya lepas dari sihir jitka, wajahnya tiba-tiba menjadi panik, saat dia akan berteriak, Hoshi segera keluar dari persembunyian melihat isyarat tangan Marihito di mana ia menunjuk bagian kanan lehernya dengan kedua jari tangan kanannya, dan segera menembak mati orang ketiga di tempat dengan anak panah.

Setelah orang ketiga mati, kami segera keluar dari tempat persembunyian dan bergerak maju, kecuali dua orang yang menjaga sisi lain bangunan seandainya ada yang akan datang dari sisi lain.

Sampai di sisi lain dari bangunan, aku mulai mengintip keluar dan melihat lima orang penjaga yang saling berjauhan, kali ini semua harus dibunuh dalam waktu yang berdekatan.

"Jitka dan Hoshi, kalian berdua tembak yang berada di dekat dua truk itu, Rosen dan Veran, kalian tembak yang di dekat gerbang, aku akan tembak yang paling jauh di atas menara itu," perintahku yang dibalas dengan anggukan dari mereka.

"Dari tembakanku, satu, dua, tiga," Di kehitungan ketiga ku, aku menarik pelatuk busur silang ku yang kemudian mengenai leher penjaga yang berdiri di atas menara jaga berjarak 50 meter dari tempat kami berada.

Kemudian diikuti dengan Rosen dan Veran menembak dua orang yang menjaga gerbang masuk dan keluar pagar berjarak sekitar 30 meter dari kami, tembakan Rosen mengenai punggung salah satu penjaga sedangkan tembakan Veran mengenai bahu penjaga yang lain, Veran dengan cepat mengambil anak panah lain dan menembak lagi penjaga yang mencoba untuk berteriak, dan kali ini tembakan itu mengenai punggung dari penjaga itu.

Jitka dan Hoshi juga kemudian menembak dua orang yang tengah berada di antara dua truk yang terparkir dan tepat mengenai kepala mereka.

"Semua target tumbang," ucap Hoshi mengkonfirmasi keadaan sekitar sebelum kami keluar dari balik dinding dan memeriksa sekeliling dengan hati-hati, radio ku berbunyi, itu salah satu anggota reguku, Marihito.

"Kapten, lapor, kami telah membunuh dua orang penjaga yang tersisa," ucapnya lewat radio.

"Kami telah membunuh lima orang di sini, dipastikan semua penjaga di luar sudah mati, berkumpullah di depan," balasku.

"Baik," balas Marihito sebelum komunikasi berakhir.

Beberapa saat kemudian Marihito, dan Mislav datang dari sisi lain dari mana kami datang.

"Kita akan mulai menggunakan senjata api, pasang peredam suara kalian di pistol mitraliur dan pistol kalian," perintahku sebelum melepas quiver dan menaruh busur silangku ke tanah.