webnovel

09 Re:

Tanpa terasa tiga hari berlalu.

Sesuai janji yang aku buat, aku mengajak Crestia untuk jalan jalan ke wilayah utara, aku mengajaknya mengunjungi toko baju bekas untuk membelikan Crestia baju dengan uang yang aku tabung dari hasil penjualan buruan yang aku dapat selama dua hari terakhir, dan kini aku sangat kebingungan dengan apa yang aku harus pilih, Simple Dress, One Piece, huh? apa sebutan baju ini? aku tidak tahu.

Kami sedang memilih baju untuk dikenakan Crestia nanti, melihat dia tersenyum saat memilih baju yang akan dia kenakan merupakan sebuah bentuk kebahagiyaan tersendiri.

Aku penasaran pakaian apa yang akan dipilih tokoh utama ini, dia adalah tokoh utama karena itu harus tampil cantik dan hmm mungkin aku tidak perlu terlalu memikirkannya, aku yakin apapun jenis pakaian yang dia pilih, pakaian itu akan cocok untuk dia.

Itu benar, dia akan menjadi lebih cantik saat mengenakan bikini?.

What the ****, kenapa sampai ke bikini?.

Setiap tokoh utama perempuan akan terlihat sangat manis dan cantik saat mereka memakai pakaian itu.

Aku tidak menyangkalnya, tapi lihat situasi dan kondisi dasar bodoh, dia masih jauh dibawah delapan belas, arggggg, sekarang aku memikirkannya, kau benar benar tahu cara merusak moral seseorang.

"estra ni kau baik baik saja?"

"entah kenapa kepalaku jadi sakit, biarkan aku istirahat sebentar dan aku akan pulih, crestia bisa mencari baju yang kau suka saat aku beristirahat"

"jika estra ni sakit kita bisa kembali"

"tidak usah kuatir, aku akan sembuh setelah beristirahat sejenak, jadi nikmati waktumu untuk mencari baju yang kau inginkan, aku tidak ingin mengingkari janji yang sudah aku buat denganmu"

"baiklah kalau estra ni bilang seperti itu, jangan terlalu memaksakan diri mengerti, aku akan segera kembali"

"ya"

Crestia kembali mencari baju yang dia inginkan sementara aku melangkah ke pojok toko untuk beristirahat. Aku harus melupakan apa yang dia katakan, aku tidak ingin memiliki pikiran buruk saat melihat Crestia.

Tidak lama kemudian Crestia memperlihatkan dua baju padaku, dia meminta pendapatku mana baju yang lebih bagus, memilih baju yang cocok untuk Crestia merupakan hal yang sulit untukku, setelah berfikir keras aku memutuskan untuk memilih baju One Piece putih yang dia tunjukkan padaku.

Crestia setuju dengan pilihanku dan memutuskan untuk membelinya, aku juga membelikan Crestia topi putih yang aku anggap cocok dengan bajunya, untukku aku memakai baju yang aku gunakan saat berjalan jalan di wilayah ini kemarin.

Mengenakan baju baru kami memulai berjalan jalan kami di wilayah utara, karena sekarang kami berdua mungkin aku harus menyebut jalan jalan kali ini sebagai tamasya?.

Jalan jalan antara seorang pria dan wanita, aku rasa kata kencan lebih cocok.

No no no!!, Crestia adalah adikku, kata kencan tidak berlaku di sini.

Tapi melihat bagaimana kau sangat baik dengan Crestia membuatku berfikir kau menyukainya.

Dengar, aku baik dengan Crestia karena aku sudah mengagapnya sebagai adik, sebagai catatan aku juga tidak ingin mendapatkan cintanya, dia adalah tokoh utama di dunia ini, jika kau tahu jalan cerita game itu mendapat cinta Crestia merupakan langkah yang sangat buruk, kerajaan Sinclair bisa hancur.

..Kau benar, jaga jarakmu dengan Crestia.

Aku akan melakukannya.

Kembali ke tamasya kami, Crestia yang berjalan di sampingku di penuhi dengan semangat, matanya bersinar karena rasa kagum dan penasaran, tingkahnya yang bergerak kesana kemari seperti tupai kecil membuatku tersenyum, saat ini dia adalah personifikasi kalimat "anak kecil perembuan yang sangat imut".

Menelusuri trotoar di jalan utama wilayah utara aku bermaksud menuju area pertokoan, aku pernah dengar seorang wanita sangat suka berbelanja, jadi karena itu mengajak Crestia melakukan Window Shoping adalah ide yang bagus.

Selama perjalanan Crestia mengatakan jika wilayah utara sangat berbeda dengan wilayah selatan tempat tinggal kami, dia kagum dengan puluhan kereta kuda mewah yang melintas, dia tertarik dengan berbagai jenis pakaian yang di kenakan orang orang di sini, dan tingkah paling imut yang dia tunjukkan padaku adalah saat dia memberi hormat pada dua gadis kesatria yang sedang berpatroli, dia mengagumi dan mengatakan betapa mereka sangat keren mengenakan Armor berwarna perak.

Melihat dua gadis tersenyum malu malu karena dipuji dan melihat senyum tulus Crestia merupakan pemandangan indah yang sangat berharga.

Aku setuju denganmu.

Berpisah dengan dua gadis kesatria mengunakan ayunan tangan kecil kami melanjutkan tamasya, tanpa halangan kami sampai di area pertokoan.

Tentu area pertokoan yang kami kunjungi bukan area pertokoan termewah di wilayah utara yang dikunjungi para bangsawan, kami mengunjungi area pertokoan yang hanya menjual kebutuhan sehari hari dan beberapa barang mewah, jika kami pergi ke area pertokoan mewah kami tidak akan bisa melakukan Window Shoping dan ada kemungkinan kami akan mendapat masalah saat bertemu dengan bangsawan.

Toko toko di area pertokoan ini memiliki jendela kaca, karenanya mereka dapat menunjukkan barang barang dagangan pereka pada pejalan kaki sebagai bentuk promosi, hal inilah yang memungkinkan kami dapat melakukan Window Shoping, kami tidak bisa melakukannya di area pertokoan di tempat tinggal kami karena toko toko di sana tidak memiliki jendela kaca.

Melihat barang dagangan yang mewah, cantik, unik dan langka membuat semangat Crestia semakin tinggi, karenanya kami menghabiskan waktu cukup lama di area pekotokan untuk melihat setiap benda yang mereka jual, seperempat waktu tamasya kami di habiskan di tempat ini.

Sepertinya aku terlalu meremehkan naluri berbelanja seorang wanita.

Keluar dari area pertokoan kami berjalan di pinggir kanal kota, tempat tujuan selanjutnya yang ingin aku tuju adalah plaza, aku ingin beristirahat di sana sambil mendengarkan pertunjukan salah satu Minstrel kesukaanku.

Crestia yang penuh semangat beberapa kali melambaikan tangan pada penumpang Gondola dan Gondolier yang melintas di kanal, untungnya mereka membalas Crestia dengan senyuman atau lambaian tangan, jika mereka tidak memberi balasan mereka lebih baik tenggelam di dasar kanal.

Wow.. Kau baru saja memiliki niat dan mengatakan kalimat keji, kau sadar dengan hal ini.

Apa yang harus aku lakukan selain hal itu, mereka mencoba menghiraukan Crestia, apa yang mereka lakukan adalah perbuatan yang lebih keji dari yang aku pikirkan, kekejian seperti itu pantas mendapat hukuman, mereka seha-

Okay okay aku mengerti, jadi berhenti. Lebih baik aku memikirkan jajanan apa yang akan kau beli untuk Crestia, kau harus memberinya jajanan terenak.

Kau benar, maaf sudah hilang kendali tadi.

Kembali ke tamasya, sebentar lagi kami akan sampai di plaza dan saat kami sampai di sana, kami di sambut oleh pemandangan puluhan orang yang sedang berlalu lalang, pemandangan barisan stan penjual makanan dan lainya, nyanyian beberapa grup Minstrel dan pertunjukan para penghibur jalanan, plaza ini lebih ramai dari yang aku ingat hingga membuat seolah sebuah festival sedang berlangsung disini.

Melihat keramaian di depannya Crestia kembali bertingkah seperti tupai kecil yang penasaran, saat aku mengatakan kami akan membeli makan dari stan penjual makanan sebelum beristirahat Crestia dengan semangatnya pergi dari satu Stan makanan ke Stan lainnya untuk mencari makanan yang dia inginkan, dia baru kembali tenang setelah memutuskan untuk membeli Meat Rabbit Fries disingkat Rabbit Fries, tidak lupa kami juga membeli satu gelas jus Citrus.

Dengan makanan di tangan kami memutuskan untuk beristirahat di bangku kosong tepat di bawah pohon besar di pinggir plaza. Makanan lezat, angin lembut dan anak kecil imut di sampingku, saat ini aku merasakan salah satu jenis kebahagiaan.

Tapi..

"ada apa crestia?"

Aku mengatakan pertanyaan itu pada Crestia yang terlihat resah.

"estra ni sepertinya anak itu kelaparan, aku perhatikan dari tadi dia terus melihat ke arah stan makanan"

Crestia mengatakan itu kemudian menunjuk kearah anak laki-laki yang duduk slah satu di bangku plaza.

"crestia menunjuk orang sembarangan itu tidak sopan"

Pipi Crestia mengembang saat aku menasehatinya, setelah puas melihat keimutan Crestia aku menoleh kearah anak laki laki yang dia tunjuk. Anak laki laki itu memiliki rambut dan mata berwarna emas. Hmm.. di dunia lain warna mata dan rambut sangat berwarna, aku takjub melihat sosok anak laki laki itu terutama saat air liur di mulutnya menetes dengan deras, yang lebih aneh aku merasa pernah melihat anak laki laki itu.

"ini sangat aneh"

Aku tidak ingat dimana kami pernah bertemu dan kenapa di wilayah utara ada anak yang kelaparan, dari baju yang dia pakai aku rasa dia dari keluarga yang cukup mampu, apa jangan-jangan dia tersesat atau apa dia berjalan jalan tanpa memberi tahu keluarganya?, jika salah satu dari dugaanku benar berurusan dengannya akan menarik sebuah masalah.

"apa yang aneh estra ni?"

"ah lupakan apa yang aku katakan, bagaimana kalau kita lanjutkan jalan jalan kita?"

"tunggu sebentar, ada yang ingin aku lakukan, estra ni tetap duduk disini mengerti?"

"baiklah, jangan pergi terlalu jauh"

"aku tahu, aku bukan anak kecil"

Crestia beranjak dari bangku dan berjalan menuju stan makanan terdekat untuk membeli sepotong daging panggang, lalu dengan makan di tangannya Crestia mendekati anak laki laki kelaparan yang dia tunjuk tadi. Crestia mencoba memberi anak laki laki itu makan yang di belinya, tapi anak kecil itu terlihat jual mahal dan tidak mau menerima makanan yang dia berikan.

Anak itu!!. Seorang malaikat kecil memberimu makanan kenapa kau tidak menerimanya dengan senang.

Tenang bro, tenang.

Aku tenang!!.

Crestia terus membujuk anak laki laki itu dan akhirnya dengan malu-malu kucing si anak laki laki menerima makanan yang di berikan Crestia, setelah meyerahkan makanan di tangannya Crestia bejalan mendekatiku.

"apa sudah selesai?"

"hmm."

"seperti biasa crestia adalah anak yang baik"

"apa estra ni sadar, terkadang estra ni berbicara seperti orang tua"

"benarkah?, aku tidak menyadarinya, bagaimana kalau kita lanjutkan tamsyanya?"

"hmm, oh ya estra ni, bolehkah kita naik gondola?"

"tentu, aku juga ingin menaikinya"

"hore!!, ayo segera berangkat"

Dengan semangat Crestia menggengam tangan kananku kemudian menarikku menuju kanal, menuju pelabuhan kecil tempat gondola berlabuh, tempat itu sangat ramai dengan pengunjung karena itu kami harus mengantri untuk naik ke gondola.

Gondola yang aku maksud di sini adalah sebuah kapal panjang dengan lebar satu meter dan panjang lima meter bukan gondola berbentuk kotak yang tergantung di sebuah tali. Gongola ini dapat menampung sembilan orang, delapan penumpang dan satu pengemudi yang di sebut Gondolier.

"baiklah, pengunjung selanjutnya silahkan naik"

Mengikuti instruksi paman gondolier aku dan Crestia berjalan mendekati gondola yang terapung di kanal namun belum sempat kami naik sebuah keributan muncul.

Anak laki laki tadi membuat keributan dengan berteriak dan bersikeras ingin naik gondola bersama kami, paman gondola dan beberapa orang mencoba membujuknya untuk naik gondola selanjutnya namun anak laki laki itu tidak mau mendengar mereka, aku ingin menghiraukan anak laki laki itu tapi Crestia berkat.

"mungkin dia ingin cepat pulang kerumah, estra ni kita harus membantunya"

Aku tidak tahu apa Crestinya menyadarinya atau tidak, anak laki laki itu menikuti kami setelah di beri makanan, aku tahu anak kecil itu memiliki maksud tertentu untuk mengikuti kami, aku tidak mengingnkannya namun karena niat baik Crestia aku berbicara pada paman gondolier, aku mengatakan jika aku mengenal anak laki laki itu, aku meminta maaf atas keributan yang terjadi dan memohon agar anak laki laki itu di perbolehkan ikut naik gondola bersama kami, semua dapat di selesaikan dengan damai setelah aku mengganti ongkos naik salah satu orang yang seharusnya naik gondola bersama kami.

Aku sedikit kesal dengan masalah ini namun rasa kesal itu hilang setelah aku mendengar pujian Crestia dan eksperi bersalah anak laki laki yang sepertinya menyadari apa yang dia lakukan.

Menaiki gondola aku membiarkan dua anak kecil itu menempati tempat duduk terdepan, aku kembali tersenyum saat melihat Crestia yang terkejut saat naik ke gondola, dia sedikit takut namun pada akhirnya dia bisa duduk diatas gondola dengan bantuan si anak laki laki, sedangkan aku duduk di belakang mereka bersampingan dengan seorang wanita muda yang cantik.

Mengikuti aliran yang ada aku mengobrol dengan wanita muda itu, pemicu ombrolan kami adalah saat aku tanpa sengaja menyebut nama binatang buas yang menjadi bahan dasar Syal berbulu yang dia kenakan, tema utama obrolan kami adalah cara memburu hewan yang menjadi bahan dasar Syal dan karena aku seorang pemburu aku dapat dengan mudah memberi jawaban dan penjelasan pada wanita muda itu, mengejutkan dia juga suka berburu. Tentu kami tidak terus mengobrol tentang berburu, sesekali kami membahas alasan kami di wilayah utara, apa aku mengenal anak laki laki itu, dan obrolan kecil lainnya.

Berbicara dengan wanita muda cantik membuat perjalanan di sepanjang kanal menjadi lebih menyenangkan. Untuk Crestia seperti biasa dia sangat bersemangat dan melihat kesana kemari di sepanjang perjalanan untuk mengati bangunan yang kami lewati, dia dengan gembira melambaikan tangan pada para penumpang gondola lain yang berpapasan dengan kami, dia bahkan menarik anak laki laki tadi masuk ke dalam dunia penuh semangatnya, dia memaksa si anak laki laki untuk ikut melambaikan tangan bersamanya, dia memaksa anak laki laki menjawab pertanyaannya dan dia tanpa sadar membuat anak laki laki itu menjaganya agar tidak jatuh kesungai karena terlalu bersemangat.

Banyak yang ingin aku katakan saat melihat mereka namun aku tidak mengatakannya saat melihat mereka begitu bahagia.

Di sepanjang perjalanan aku juga menikmati pemandangan di sepanjang kanal, saat aku tidak tahu apa yang aku lihat wanita muda disampingku dengan baik hati memberiku penjelasan. Di perjalanan ini terkadang aku juga bisa melihat ikan besar berwarna merah berenang di sekitar gondola, melihat ikan besar itu aku berfikir mungkin mereka akan terasa sangat jika dimasak, dan saat aku mengatakkannya wanita muda itu memarahiku dia mengatakan ikan merah itu simbol milik kota dan seorang penduduk tidak di perbolehkan untuk memakan mereka.

Wanita muda itu berhenti memarahiku saat kami sampai di tujuan, dia sadar dengan apa yang dia lakukan dan meminta maaf, setelah itu, sangat disayangkan aku harus berpisah dengan wanita muda itu.

Dia sangat harum.

Kau benar.

Tubuhnya sangat bagus, dia juga cantik dan dia terlihat sangat lembut.

Aku tidak bisa menyangkalnya.

Aku ingin memeluknya dengan kuat.

Kau benar aku juga ing-!! Tunggu sebentar. Apa yang sebenarnya kau inginkan saat kau membimbingku untuk memikirkan dan mengatakan hal buruk tentang wanita muda itu.

Aku merasa jika kau benar benar memikirkan dan mengatakan hal buruk atau melakukan hal buruk ini pada wanita muda itu kehidupanku akan menjadi lebih menarik.

...!!! Jangan main main!!.

Okay~ namun, aku akan mengatakan jika mata berpupil ungu wanita muda itu sangat indah.

Kali ini aku setuju denganmu.

"nini maaf dengan apa yang terjadi tadi, aku membuat nini kerepotan"

Anak laki laki mengatakan kalimat itu saat aku masih berbicara dengan aku yang lain, seperti tadi dia menunjukkan ekspresi bersalah.

"kau tidak perlu meminta maaf aku tidak terlalu memikirkannya, aku membantumu karena permintaan orang lain, karena itu bukan kau yang seharusnya meminta maaf, crestia lah yang seharusnya meminta maaf padaku"

"mu mu muu~"

Mengeluarkan suara lucu Crestia melihatku dengan tatapan tajam sambil menggembungkan pipinya sedikit.

"estra ni bully, aku tidak mau meminta maaf"

"kalau begitu aku yang akan meminta maaf pada crestia. dan.. siapa kau?

"namaku gi- bukan namaku locke, itu benar namaku locke"

Anak ini, Apa dia serius mau menggunakan nama aneh itu, di perjalanan menaiki gondola tadi aku ingat siapa sebenarnya anak laki laki ini, ada banyak hal yang ingin aku tanyakan dan aku bimbang apa aku harus menjauhinya, setelah bingung cukup lama aku memutuskan untuk membiarkan apa yang terjadi saat ini dan berpura pura tidak tahu.

Didalam hati aku berharap apa yang terjadi sekarang tidak mempengaruhi masa depan.

"aku adalah crestia, senang bertemu denganmu locke"

"a aku juga senang bertemu dengan cestia"

Setelah mereka selesai berkenalan entah mengapa mereka berdua menatapku.

"ada apa?"

"estra ni perkenalan?"

"ah, crestia benar, aku estra"

Crestia tiba tiba memukul perutku setelah aku selesai memperkenalkan diri.

"estra ni tidak sopan, ini sangat mengesalkan saat estra ni selalu memarahiku saat aku berlaku tidak sopan sementara estra ni sendiri tidak sopan, terlebih kenapa estra ni terus bengong"

Mengatakan itu dengan kesal Crestia terus memukul perutku.

"itu karena seorang gadis harus selalu sopan, aku melamun karena aku tidak tahu dimana kita sekarang, aku harap kita bisa kembali ke plaza tadi"

"nini tidak perlu cemas aku tahu wilayah ini dan aku bisa mengantar kalian ke plaza tadi, kebetulan tempat itu tidak terlalu jauh"

"baiklah, mohon bantuanya locke"

"serahkan padaku"

Tamasya kami kembali berlangsung di bawah panduan Locke, cukup mengejutkan jika tempat kami berada sekarang merupakan wilayah para bangsawan bekerja, Locke memberi kami penjelasan tentang bangunan apa saja yang ada disana dan apa fungsi mereka, dia seperti pemandu wisata profesional, Crestia yang menjadi turis mendengarkan penjelasan Locke dengan serius.

Kami menghabiskan waktu sangat lama berjalan jalan disana karena rasa penasaran Crestia yang besar, berkat Locke kami dapat masuk kebeberapa gedung untuk melihat lihat, hal ini membuat Crestia tidak bisa di hentikan, dia meminta penjelasan detail tentang fungsi setiap gedung yang kami masuki dan berbagai jenis pekerjaan di dalam gedung itu.

Kami baru tiba di plaza saat lonceng keempat berbunyi atau jam tiga sore, kota ini tidak menggunakan ungkapan jam satu atau jam lima karena banyak yang tidak dapat mengenali angka, sebagai gantinya kota ini menggunakan lonceng untuk menunjukkan waktu, lonceng pertama berbunyi di jam enam pagi, lonceng kedua di jam sembilan, lonceng ketiga di jam dua belas siang, lonceng ke empat di jam tiga, lonceng kelima di jam enam sore, dan seterusnya.

Berbeda dengan tadi, plaza di sore hari lebih ramai dari plaza di siang hari, saat sore tiba ada beberapa stan yang baru buka, barang yang mereka jual beraneka ragam, mulai dari baju, barang pecah belah, perhiasan, parfum hingga penjual makanan, sepertinya festival belum berakhir.

Tamasya di area perkatoran membuatku lapar dan aku yakin Crestia dan Locke juga merasakan hal yang sama, terlebih kali ini kami tidak sempat makan siang, berniat untuk membelikan mereka makanan aku mencoba megambil kantung uang namun...

Rupa rupanya kantong uangku hilang. Apa dia di culik, namun ini wilayah utara aku ragu disini ada pencopet, kalau begitu terjatuh?. Apa dia terjatuh saat aku bertabrakan dengan seorang pria di area perkantoran tadi.

"estra ni ada apa?"

Crestia melihatku dengan ekspresi wajah kuatir.

"tidak ada, semua baik"

"baiklah kalau begitu, aku penasaran apa stan penjual rabbit fries masih buka"

Gaswad, jika pergi sekarang aku tidak bisa mentraktir mereka, hal ini tidak boleh terjadi, aku harus mempertahankan harga diriku sebagai seorang kakak, tapi apa yang harus aku lakukan.

~reulen leighton kesatriaku~

Ah benar, aku bisa melakukan sesuatu dengan menyanyi seperti para Minstrel itu.

"sebelum membeli makanan apa crestia mau mendengarku bernyayi?"

"estra ni ingin bernyanyi?, benarkah?"

"yup sudah lama bernyanyi, aku ingin tahu apa aku masih bisa bernyanyi atau tidak dengan melakukan konser"

"konser?, apa nini bisa bernyanyi"

"tentu saja, suara estra ni merdu dan lagu yang dia nyanyikan sangat menarik, aku tidak sabar untuk mendengarnya"

"kalau begitu kalian bisa duduk disana untuk melihat pertunjukanku"

"aku mengerti, ayo locke"

Crestia menarik Locke ke bangku yang aku tunjuk, sementara itu aku menaruh topi yang aku pakai di lantai plaza kemudian menggunakan Mana untuk membuat sebuah gitar, selain gitar aku bisa bermain biola dengan baik dan bermain piano di atas normal, aku memilih gitar karena aku merasa lebih mudah untuk melakukan sebuah pertunjukan, sebelum bernyanyi tidak lupa aku mengunakan sihir untuk memperkeras suaraku.

Lagu yang ingin aku nyanyikan adalah lagu pembuka suatu game.

Memetik gitar aku memainkan intro lagu tersebut beberapa kali untuk menarik perhatian orang orang di plaza, saat lebih dari enam orang berhenti untuk melihatku aku menarik nafas panjang dan..

~rembulan terendam dalam kesedihan~

~dia diam diam mewarnai tahan dengan warna merah lalu menghilang~

~akankah suaraku dapat terdengar~

Selesai menyanyikan lagu pertama aku mengganti gitar dengan biola, lagu kedua yang aku nyanyikan adalah lagu pembuka anime yang memiliki tokoh utama seorang gadis bertangan besi, setelah lagu kedua selesai aku kembali menyanyikan laku pembuka season kedua anime yang tokoh utamanya bermain eufonium.

Dengan menyanyikan semua lagu anime ini aku harap aku bisa menarik perhatian orang yang mengalami nasib yang sama denganku, aku ingin menemui orang lain yang berinkarnasi kedunia ini.

Sayang setelah pertunjukkanku selesai tidak ada orang yang melangkah maju dan mengatakan jika mereka mengenal lagu yang aku nyanyikan, sebagai gantinya aku berhasil mempertahankan harga diriku sebagai seorang kakak, meninggalkan tempat pertunjukkan aku mengajak Crestia dan Locke untuk membeli makanan, setelah itu kami melihat barang barang yang di jual di plaza sambil menikmati makanan yang kami beli.

Saat melakukan Window Shoping perhatian Crestia ditarik oleh aksesoris yang terbaris rapi di sebuah stan, hal ini membuatnya berhenti berjalan, memperhatikan lebih teliti aku sadar jika Crestia dengan seksama melihat sebuah liontin dengan batu berwarna sebagai hiasan utamanya.

Mata Crestia yang berinar terus memperhatikan liontin itu.

"apa crestia ingin membeli satu?, warna apa yang crestia sukai?"

"estra ni! aku tidak tertarik dengan liontin ini"

Kata Crestia dengan panik saat dia melihatku.

"aku tidak ingin membelinya"

Mengatakan kalimat tidak ingin namun kembali melihat liontin itu dengan mata bersinar sama sekali tidak meyakinkan, sepertinya aku harus membujuknya seperti biasa agar aku bisa memanjakannya.

"benarkah?, sayang sekali crestia tidak tertarik dengan liontin indah ini, bibi boleh aku membeli liontin yang memiliki hiasan batu warna ungu?"

"tentu, setiap liontin berharga dua koin perak"

Aku tahu bibi, kau memberi label harga di sini, aku memberi bibi penjual dua koin perak dan sebagai gantinya aku mendapat liontin yang aku inginkan, Crestia tidak melepas pandangannya dari liontin yang aku beli, dia terus melihat liontin itu meski aku sudah lesai memakainya.

"sekarang aku memiliki liontin indah~ sayang crestia tidak menginginkannya~ sayang sekali~"

"mu mu mu"

Crestia melihatku dengan tatapan tajam setelah aku mengodanya, dia terus menatapku untuk beberapa lama sebelum akhirnya menoleh kearah bibi penjual untuk berkata.

"bibi aku ingin warna merah dan locke, warna apa yang kamu inginkan?"

"a aku?"

Pertanyaan Crestia yang tiba-tiba membuat Locke kaget, membuat dia salah tingkah.

"ya. estra ni bully, karena itu kita harus membalasnya, jadi pilihlah liontin yang locke sukai"

Locke memasang ekspresi kekusahan setelah mendengar perkataan Crestia, dia melirik ke arahku dan aku membalasnya dengan sebuah anggukkan kecil.

"ka kalau begitu aku memilih warna biru"

"aku mengerti, bibi satu liontin lagi dengan hiasan berwarna biru"

"sesuai yang kamu inginkan nona muda, ini dua liontin dengan hiasan berwarna merah dan biru"

"terima kasih bibi, estra ni yang akan membayarnya"

Crestia menerima liontin dari bibi penjual dan tersenyum, melihat pemandangan itu untuk sesaat aku kemudian memberi bibi penjual empat koin perak, tidak ingin kalah dengan Crestia bibi penjual tersenyum padaku dan mengucapkan terima kasih.

Kembali menoleh aku melihat Crestia memberikan liontin dengan hiasan batu merah pada Locke.

"ini liontin locke, janganlah dengan baik baik, liontin ini merupakan tanda kenangan kita hari ini"

"terima kasih crestia, terima kasih nini"

"sama sama locke"

"aku senang kau menyukainya locke, tapi. boleh aku tahu siapa mereka?"

Mengatakan itu aku menoleh dan melihat kearah dua orang pria yang mencoba bersembunyi di balik stan penjual makanan.

Mereka berdua sudah membututi kami cukup lama, aku menyadari keberadaan mereka saat kami berkeliling di wilayah perkantoran.

Locke menoleh kearah yang aku lihat, dia terkejut saat melihat kedua pria itu, kembali menoleh untuk melihat kami, Locke membuat senyuman pahit sebelum mengatakan.

"sepertinya ayah dan paman sudah menemukanku, aku harus kembali, sekali lagi terima kasih, crestia, nini, bye bye"

Wow.. alasan bagus yang di buat dengan cepat, dia mengatakan alasan itu seolah olah bukan sebuah kebohongan, dia sangat ahli.

"bye bye locke, sampai bertemu lagi"

Dan adik kecilku yang sangat polos tersenyum gembira sambil melambaikan tangan tanpa merasa curiga.

"bye locke"

Locke berjalan menuju kedua orang pria itu sesaat kemudian mereka menghilang di antara kerumunan orang orang di plaza.

"hari ini sangat menyenangkan"

Kata Crestia dengan senyuman.

"creastia benar, hari ini sangat menyenangkan tapi. sebaiknya kita segera pulang, sebentar lagi malam akan tiba"

"hmp!"

Balas Crestia puas, meninggalkan plaza kami berjalan menuju rumah namun belum sampai di jalan utama seorang gadis dan pemuda tiba tiba menghadang kami, mereka memandang kami dengan tajam tanpa berbicara.

Hmm.. sepertinya aku pernah melihat mereka, kedua anak muda ini tidak asing.

kau lupa?, mereka berdua adalah minstrel yang bermain didepan patung kesatria.

Oh.. kau benar, aku ingat sekarang, mereka berdua menampilkan pertunjukan yang bagus, aku ingat si gadis memiliki suara yang indah.

Tapi kenapa mereka menghandangku, apa yang mereka inginkan? dan tidakkah mereka tahu situasi pertatapan tanpa berbicara seperti ini terasa sangat canggung.

"permisi nini dan nene"

Mengatakan kalimat itu menarik Crestia dengan lembut untuk berjalan melewati mereka.

"tunggu sebentar"

Belum sempat aku melangkah si gadis menghentikan aku dan entah mengapa dia menunjukkan campuran raut wajah ragu, kebingungan dan dalam kesulitan, melihatnya membuat aku kuatir.

"ada yang bisa aku bantu nini, nene?"

Mendengar pertanyaanku si gadis menepuk pipinya dengan dua tangan, dia mengirup nafas panjang sebelum mengatakan.

"tolong jadikan kami muridmu"

Si gadis tiba tiba membukkukan badan kearahku di ikuti si pemuda yang sedikit terlambat.

Okey~ Apa yang di katakan dan di lakukan si gadis yang di ikuti si pemuda benar benar membuatku kebingungan..

"maaf, sepertinya aku tidak mengerti maksud kalian, oh ya namaku estra senang bertemu dengan kalian"

Selesai aku mengatakan itu si gadis dan si pemuda berhenti membukkukan badan, sekali lagi mereka berdiri untuk menatapku.

"ehem.! namaku alesa dan ini graham"

Si gadis berambut merah dan memiliki mata berpupil biru memperkenalkan diri kemudian memperkenalkan si pemuda berambut coklat yang memiliki mata berpupil hijau.

"kami ingin menjadi muridmu, lebih tepatnya kami ingin memperlajari musik yang estra nyanyikan tadi"

Sepertinya mereka melihat pertunjukan yang aku lakukan dan tertarik.

Tunggu sebentar, apa mereka mengatakan itu karena mereka juga berinkarnasi didunia ini sama sepertiku, jika benar ini sangat menyenangkan, aku akhirnya memiliki teman untuk berbagi rahasia. Namun, aku tidak boleh langsung mengatakan rahasiaku pada mereka, aku harus terlebih dahulu memastikan jika mereka juga berinkarnasi sama sepertiku. Dan untuk memastikannya.

"apa alesa ne dan graham ni tahu judul tida lagu yang aku nyanyikan tadi?"

Mendengar pertanyaanku kedua anak muda memasang ekspresi kesusahan.

"maaf kami tidak tahu, ini adalah pertama kalinya kami mendengar lagu itu, dan bukankah lagu itu adalah lagu original buatan estra?"

"ketiga lagu itu bukan lagu buatanku, aku hanya menyanyikannya lagi, apa kalian benar benar tidak tahu, kalian boleh menyebutkan hal hal yang berkaitan dengan lagu itu"

Alesa dan Graham saling melihat setelah mendengar perkataanku, mereka mencoba berbicara dengan tatapan mata namun sesaat kemudian mereka berdua menggelengkan kepala, mereka kembali melihatku dengan ekspresi wajah putus asa.

"maaf kami benar benar tidak tahu"

"aku mengerti. jika aku mengajari kalian musik ini, apa yang akan aku peroleh?"

"kami bisa membayarmu, aku juga tidak keberatan jika harus membuat aprentise contrac"

Alesa menjawabku dengan semangat dan penuh energi, ekspresi putus asa yang dia perlihatkan tadi diganti dengan senyum bahagia.

Mereka ingin memanfaatkanmu untuk menjadi terkenal dan kaya.

Jangan berkata seperti itu, aku senang jika musik dari duniaku menari perhatian penghuni dunia ini, aku senang musik dari duniaku bisa tersebar disini, mungkin dengan bantuan mereka untuk menyebarkan musik dari duniaku di dunia ini bisa membuatku bertemu dengan orang orang yang berinkarnasi kedunia ini, aku tidak boleh membiarkan kesempatan ini lepas.

"baiklah kita bisa membicarakannya, sekarang dimana -"

Belum sempat aku menyelesaikan kalimatku Crestia menggenggam tanganku lebih erat, merasakan itu aku menoleh kearah Crestia dan sadar jika hari mulai gelap, ini bukan waktunya untuk berbicara pada dua orang anak muda yang baru kami temui.

"ah maaf aku baru ingat jika kami harus segera pulang, bisakah kita melanjutkan pembicaraan ini besok?, aku akan menemui kalian di plaza kedua wilayah selatan saat bel kedua berbunyi"

"itu sangat disayangkan, namun aku mengeri, plaza kedua wilayah selatan dan bel kedua, kami akan mengunggumu di sana"

"kalau begitu kami permisi, sampai jumpa besok alesa ne, graham ni"

"sampai jumpa besok"

Meninggalkan mereka aku berjalan bersama Crestia menuju rumah.

Make way ~ for Prince Ali~

Say Hei~ it's Prince Ali~

Hakayoshicreators' thoughts