webnovel

Want You to Be Mine.

Humairah Az-Zahra, gadis yang masih duduk di bangku SMA. Ia memiliki cita-cita ingin melanjutkan sekolah di Luar Negeri. Keinginan gadis itu bukan untuk menimba ilmu, melainkan mencari jodoh di Negeri orang. Kedua orang tuanya berjanji akan mengikuti kemauan gadis itu dengan syarat, Humairah harus mendapatkan nilai yang bagus saat ujian Nasional. "Janji ya, Bunda. Kalau Humairah dapet nilai bagus, Humairah mau lanjut sekolah ke Luar Negeri.." "Janji, emangnya kamu mau kemana?" "Pastinya Korea Selatan lah, Bunda. Biar bisa ketemu Oppa-Oppa ganteng. Siapa tau Bunda dapat mantu orang sana, ya 'kan?" "Bunda kurbanin juga kamu lama-lama," *** "Jalan pakai mata!" "Yaelah, sant--, maaf pangeran.." Pria yang tanpa sengaja ditabrak oleh Humairah, langsung berjalan menjauhi gadis tersebut. Humairah pastikan mulai saat itu juga, ia akan berusaha mendapatkan hati pria tersebut. Karena pria itu sudah membuat dirinya jatuh cinta untuk pertama kalinya. "Aa ganteng, tunggu Aira.." Akankah Humairah dan pria itu bertemu kembali? Apakah Humairah bisa memiliki pria tersebut? Tunggu kisah selanjutnya.

AQUELLA_0803 · Urban
Not enough ratings
313 Chs

MASA LALU JUNG-HOO, YANG DI FITNAH.

FLASHBACK

Remaja berumur 16 tahun tengah duduk di dalam gang bersama ketiga sahabatnya. Mereka selalu mengganggu para gadis yang melewati gang tersebut. Jung hoo menatap kearah temannya yang tengah memegang gadis yang tidak di kenal.

"Hei, kenalan dong. Jangan malu-malu gitu deh kamu," ucap teman dari Jung hoo.

"Maaf, saya tidak mau berkenalan dengan anda. Beri saya jalan sekarang," lanjut gadis itu.

Jung hoo hanya diam, karena ia tidak ingin mengusik gadis tersebut. Gadis itu menatap Jung hoo dan memegang tangan pria Tampan tersebut. "Bantu aku," ucap gadis tersebut.

Jung hoo hanya diam dan menatap gadis tersebut. "Lepaskan tanganmu dariku. Aku pergi dulu ya," ucap Jung hoo yang langsung menepis tangan gadis tersebut.

Ia naik ke motor dan menjauh dari gang tersebut. Ketiga orang tersebut langsung tersenyum smirk dan langsung menarik gadis tersebut dengan paksa. Mereka membawa gadis itu kesebuah tempat, dan memperkosa gadis itu hingga meninggal dunia.

"Astaga dia mati!" Ucap seorang pria.

"Aish, aku tidak ingin masuk ke dalam penjara. Kita harus apa?" Sahut satunya lagi sambil memasang resleting celananya.

Salah satu pria lagi tengah berpikir keras. Ia langsung tertuju pada gelang milik Jung hoo yang ada di tangannya. "Aku ada ide," ujar pria tersebut.

"Apa?" Tanya dua orang tersebut.

Ia membuka gelang Jung hoo dan meletakkan gelang tersebut di samping mayat tersebut. Di gelang itu ada nama Jung hoo, bahkan nama lengkap Jung hoo. Ketiga orang itu langsung pergi dari gang, karena mereka takut ditangkap.

Keesokan harinya,

Jung hoo bangun dari tidurnya dan ia terkejut saat melihat polisi langsung memborgol tangannya. "Apa-apaan ini?! Kenapa saya diborgol, Pak?' tanya Jung hoo.

"Jangan banyak bicara, ikut kamu ke kantor polisi. Kamu ditangkap karena kasus pemerkosaan dan pembunuhan.." jelas polisi.

Jung hoo terkejut dengan tuduhan tersebut, "demi Tuhan saya tidak pernah melakukan apa yang bapak tuduh, lepaskan saya!" Ucap Jung hoo yang tak terima dengan tuduhan tersebut.

"Jangan banyak bicara! Cepat ikut kami," bentak polisi.

Jung hoo menatap sang ayah, dan ayah dari pria itu hanya diam. Kakak dari Jung hoo terus saja menangis dan memegang tangan ayahnya. "Appa, tolong bantu adikku. Dia tidak mungkin melakukan hal sekeji itu. Appa, bantu adikku, tolong.." tangis Jae-Hee.

"Di saat jam yang polisi sebutkan adikmu tidak ada di rumah, Jae-Hee. Gelang adikmu yang Appa beli khusus untuk kalian juga ada di sana. Semua bukti mengarah pada, Jung hoo. Biarkan adik kamu mempertanggung jawabkan, atas apa yang sudah ia perbuat. Jang--,"

"Di saat itu, aku menyuruh adiknya untuk membelikan pembalut di minimarket. Appa bisa lihat di CCTV minimarket. Suruh polisi memeriksa CCTV yang ada di gang itu. Di sana terpasang CCTV, karena gang itu selalu ada penculikan anak. Jadi suruh anggota kepolisian memeriksa semuanya. Jae-Hee yakin, Jung hoo tidak akan melakukan hal keji seperti yang dituduhkan..." Jelas Jae-Hee.

Paruh baya itu menatap sang putri dan langsung menghela napas dengan pelan. Ia juga yakin bahwa anak laki-lakinya tidak akan melakukan hal keji seperti itu. Ia langsung menyuruh orang untuk mencari bukti tentang kasus yang menimpa, Jung hoo. Setelah sebulan menyelidikinya, ternyata Jung hoo tak bersalah, pria itu difitnah oleh ketiga temannya. Ketiga orang pelaku, langsung dihukum sesuai hukum yang berlaku.

Namun setelah 2 tahun di penjara, ketiga orang itu bebas karena mereka dari keluarga kaya raya. Mereka juga pindah ke luar negeri, itu membuat Jung hoo kesal dan sangat ingin menghajar wajah ketiga temannya itu. Sejak itulah, ia memutuskan hubungan dengan ketiga pria sialan tersebut.

FLASHBACK OFF.

***

Ketiga orang itu menatap Humairah, "wah, cantik sekali gadis itu.." ucap salah satu dari teman di masa lalu Jung hoo.

Humairah langsung bersembunyi di belakang, Hafiz sambil memegang sudut baju sang kakak. Jung hoo mengepalkan kedua tangannya, "pergi!" Bentak Jung hoo.

Ketiga pria itu mendekati Humairah, "kenalan dulu do--,"

Tangan salah satu pria tersebut ditepis oleh, Hafiz. "Menjauh.." ucap Hafiz.

"Wah kalian mau langsung main bertiga nih? Aish cewek cantik gak baik digit--,"

"Bawa dia menjauh dari sini sekarang!" Teriak ayah dari Jung hoo pada satpam rumahnya.

Ketiga satpam menarik paksa ketiga pria tersebut. Mereka memberontak, dan Jung hoo hanya diam sambil mengepal kedua tangannya. Jae-Hee mendekati sang adik dan memegang tangan Jung hoo dengan erat. Ketiga orang tersebut sudah pergi dari rumah. Jung hoo menatap kedua sahabatnya, "maaf," ucap Jung hoo yang benar-benar merasa bersalah.

"Tidak masalah, Jung hoo. Sudah jangan terlalu dipikirkan, oh iya kita pulang ke rumah saja ya. Mungkin hari ini waktunya tidak tepat untuk berkumpul. Tenangkan diri kamu dulu, besok baru kita kumpul lagi di sini. Tapi setelah kamu tenang ya," jelas Hafiz.

Jung hoo menganggukkan kepalanya, Hafiz, Humairah dan Jay langsung pergi dari rumah orang tua, Jung hoo. Sedangkan pria itu memilih untuk tetap tinggal sampai pikirannya tenang kembali.

"Masuk ke dalam kamar, tenangkan pikiran kamu ya.." ucap ayah dari dua anak tersebut.

Jung hoo menganggukkan kepalanya, dan masuk ke dalam kamar. Jae-Hee merasa kasihan pada adiknya, padahal Jung hoo sudah berusaha untuk melupakan masa lalu, tapi karena tiga orang tersebut ia kembali mengingat masa lalu tersebut.

Di sisi lain,

Ketiga orang itu sudah tiba di dalam rumah. Hafiz langsung masuk ke dalam kamar, sedangkan Humairah langsung menahan tangan Jay yang akan masuk ke dalam kamar.

"Tunggu Oppa, aku mau menanyakan sesuatu padamu.." ucap Humairah.

Jay menatap Humairah, "apa?" Tanya Jay.

"Siapa Min Hyun?" Tanya Humairah yang langsung to the point.

Jay terkejut dan menatap kearah Humairah. "Siapa dia? Apa Oppa kenal dengan orang bernama Min Hyun?" Tanya Humairah lagi.

Jay hanya diam, dia tidak bisa membalas pertanyaan dari Humairah. Jika ada orang yang mengetahui nama aslinya, ia takut orang itu akan celaka. "Bukan siapa-siapa, kamu tidak perlu tau.." balas Jay.

"Oppa, aku penasaran. Siapa Min Hyun? Apa itu nama Oppa?" Lanjut Humairah.

Jay semakin terpojok, gadis itu semakin mendekati Jay. Ia menatap kedua mata Jay, "jawab Oppa, siapa Min Hyun?" Tanya Humairah lagi.

Jay mulai gugup, dan saat Humairah akan lebih dekat dengan Jay, Hafiz datang dan menarik baju Humairah.

"Jangan dekat-dekat, nanti suka. Sana masuk kamar, waktunya tidur.." jelas Hafiz yang menatap adiknya sambil mencubit pipi sang adik.

"Demi apa, jangan pegang pipi dong. Nanti makin bakpao, sebel!" Teriak Humairah yang langsung masuk ke dalam kamar.

Hafiz terkekeh dan Jay juga ikut terkekeh. Pria itu terkejut saat melihat Jay terkekeh, "wah baru kali ini ya, kamu bahagia kalau di dekat wanita. Kalau suka minta izin sama aku dulu teman.." ucap Hafiz sambil terkekeh dan masuk ke dalam kamar.

***

Di rumah keluarga Jay,

"Bawa anak itu kesini, berani sekali dia menganggu anak kesayangan ku!" Bentak Tuan Kim.