webnovel

Part 2

Pov Ameera

Kulangkahkan kakiku menuju rumah sakit dimana ibuku berada, saat kulihat ibuku bercanda tawa dengan seorang perawat aku juga ikut bahagia dengan tawa yang dikeluarkan ibuku.

Kemudian aku masuk ke dalam kamar rawat ibuku dan ibu langsung mengalihkan pandangannya padaku "Ameera kau sudah datang nak? bagaimana pekerjaanmu?"

Kugenggam tangan ibuku sambil tersenyum "pekerjaanku di kantor berjalan dengan baik ibu," pada kenyataannya aku berbohong kepada ibuku bahwa aku adalah asisten dari sebuah perusahaan ternama, awalnya ibuku tidak percaya tapi saat kutunjukkan fotoku yang berada di dalam kantor kerjaku yang sebenarnya adalah milik temanku ibuku langsung mempernyaiku. Hatimu sungguh perih dengan semua kebohongan yang aku sampaikan pada ibuku tapi aku benar-benar tidak punya pilihan lain.

"Syukurlah, ibu ikut senang juga, beberapa saat yang lalu ibu merasakan firasat buruk tentang dirimu dan saat melihatmu baik-baik saja ibu sangat lega," tubuhku memang baik-baik saja tapi hatiku penuh dengan luka yang aku sendiri tidak tahu bagaimana cara mengobatinya.

"Ibu tidak perlu khawatir, aku baik-baik saja."

Setelah aku mengucapkan hal itu aku merasa bahwa selangkanganku terasa sakit, aku mencoba menormalkan ekspresi wajahku di hadapan ibuku "ibu aku mau pergi ke toilet dulu."

"Baiklah."

Aku melangkahkan kakiku dengan cepat dan sesampainya di toilet aku melihat tubuh bagian bawahku dan ternyata vag***ku berdarah, ini pasti karena pria itu memperlakukan aku dengan sangat kasar, rasanya sangat perih. Saat aku sudah membilas lukanya aku keluar dari toilet lalu mengatakan kepada ibuku bahwa aku ingin pergi ke kantin.

Sebenarnya ibuku tidak mau pergi ke rumah sakit tanpa aku tapi karena tadi aku melakukan perbuatan bejat lagi, aku harus meminta bantuan temanku yaitu Seli.

*****

Pov Ahmad

"Kapan kau akan menikah Ahmad? umi sudah tidak sabar ingin menimang cucu, umurmu juga sudah tiga puluh tahun dan itu adalah usia yang cukup matang untuk seorang pria seperti dirimu," aku hanya diam sejak tadi karena aku tidak ingin menyela ucapan umi yang tiada henti, ucapan umi memang benar karena sudah seharusnya aku memiliki seorang istri.

"Umi, Ahmad pasti akan menikah hanya saja sekarang Ahmad masih belum bertemu dengan seorang wanita yang tepat," selama ini aku memang membatasi diriku berdekatan dengan para wanita karena aku ingin menjauhi perbuatan zina dan juga aku belum bertemu dengan orang yang tepat, ini bukan karena aku mencari seorang wanita yang cantik parasnya tapi aku mencari seorang wanita yang baik perbuatannya.

"Kau tidak perlu khawatir tentang hal itu Ahmad, bukankah umi sudah bilang bahwa Salma adalah wanita yang pantas untuk dirimu, dia wanita yang sangat umi kenal sekaligus teman masa kecilmu apa lagi dia adalah anak dari sahabat umi."

"Salma memang wanita yang baik umi tapi Ahmad sama sekali tidak menganggap dia sebagai seseorang yang bisa Ahmad nikahi. Ahmad sudah menganggap dia sebagai adik yang perlu Ahmad jaga bukan istri yang menemani sisa hidup Ahmad," aku sama sekali tidak meragukan Salma dalam hal kebaikan tapi dia hanya kuanggap adikku saja bahkan aku sama sekali tidak memiliki niatan untuk menikahi dia.

Kulihat umi yang sedih dengan penolakanku untuk yang kesekian kalinya pada usulan umi tentang menikahi Salma, aku tidak suka membuat umi sedih tapi aku juga tidak mau merusak hidup Salma karena hubungan kami tidak akan pernah lebih dari seorang kakak adik, aku pun menghampiri umi dan duduk di depannya sambil memegang kedua tangannya "umi harus percaya pada Ahmad bahwa Ahmad akan menikah suatu saat nanti dan wanita yang Ahmad nikahi akan menjadi kebanggaan bagi hidup Ahmad."

Umi menatapku dengan sayang lalu membelai wajahku "umi percaya pada dirimu nak, jika kau sudah menemukan calon yang pas untuk dijadikan istri kau bisa langsung bilang pada umi dan umi akan langsung pergi ke rumah wanita itu untuk meminangnya."

Aku sangat senang karena umi masih memiliki kepercayaan padaku meskipun aku sudah sering mengecewakan umi, aku sangat berterima kasih kepada Allah karena sudah memberikan aku umi sebaik dirinya.

*****

Pov Author

"Kapan kamu bakalan berhenti menjalani pekerjaanmu Ameera? jika ibumu tahu dia pasti akan sangat kecewa padamu, pasti ada cara lain agar kau tidak melakukan pekerjaan itu. Aku bisa mencarikanmu pria kaya yang pasti akan bersedia menikah denganmu, dengan begitu kau tidak perlu melayani banyak pria dalam satu malam."

"Jadi maksudmu aku harus memanfaatkan seorang pria kaya? lagi pula siapa yang mau menikah denganku Seli, tubuhku kotor dan sudah dijamah banyak pria jadi tidak mungkin bagi diriku menemukan pria yang mau menikah denganku apa lagi jika pria itu adalah pria kaya."

"Kau adalah wanita yang sangat cantik Ameera, bahkan jika kau adalah seorang pelacur pasti ada pria kaya yang mau menikahimu meskipun pria itu adalah pria tua."

"Aku tidak mau melakukan hal itu Seli, lebih baik aku berusaha sendiri untuk mendapatkan biaya berobat ibuku dari pada aku harus menikah dengan seseorang dan kemudian memanfaatkannya karena jika aku menikah dengan seseorang pasti orang itu tidak akan melupakan masa laluku sebagai pelacur dimana dia akan memperlakukan aku dengan buruk dan satu lagi Seli, aku lebih memilih menjadi wanita bebas."

"Ameera!!"

*****

**Jangan lupa comment and share teman-teman 😊😊

Sampai Jumpa di part selanjutnya ya 😘😘**