Diruang pengantin wanita, Bunga duduk sangat tegang dan gugup. Bunga tampak cantik sekali dengan gaun pengantin bertema Ball Gown berwarna putih. Beberapa saat kemudian Ayah Bunga datang dan berdehem. Bunga pun terkejut mengetahui ayahnya berada dihadapannya. Bunga berdiri dan membungkukkan badannya tanda hormatnya pada ayahnya, dan Bunga tak tahan membendung air matanya, saat ayah meraih lengannya untuk membangunkan putrinya, terlihat jelas air mata putrinya membasahi wajah cantiknya. Ayah mendekap putri tunggalnya dengan sangat dalam. Ayah pun meneteskan air matanya.
"Kamu sangat cantik nak (ayah memberikan kecupan manis dikening putrinya). Semoga hidupmu bahagia yah nak. Ayah malu karena tidak bisa memberikan apa - apa pada putrinya di hari pernikahannya."
Bunga menghapus air mata yang membasahi pipi ayahnya. Ayah menekuk lengan kirinya agar putrinya bisa memegangnya. Bunga terharu, dan menjulurkan tangannya untuk memegang ayahnya. Mereka melangkah ke altar dimana Andri sudah menunggunya.
Bunga menahan rasa haru terdengar lagu iringan pengantin dan suara Blit ke arah Bunga dan Andri. Semua keluarga ingin mengabadikan hari bahagia mereka dalam sebuah foto.
Keluarga, dan serta kedua orang tuanya dan para tamu undangan lainnya melihat Bunga tampak cantik sekali. Ibu, ayah dan semua tersenyum bahagia melihatnya. Bunga sangat tegang dan gugup sekali. Karena dia dan Andri lama baru bertemu dan berkomunikasi lagi setelah acara lamaran tempo hari, masing - masing sibuk mengurus untuk acara hari ini. Bunga melakukan pernikahan ini tulus karena sangat mencintai Andri.
Andri datang mendekat. Ayah berkata, "Jaga putriku baik-baik, ini bukan sebuah permintaan, tapi sebuah perintah." Andri segera membungkukkan badannya, dia mengerti maksud ayah Bunga dan menerima perintah itu. Ayah memberikan tangan Bunga pada Andri.
Bunga yang sudah memegang lengan Andri, berjalan berdampingan menuju altar.... dengan saling memandang canggung. Seakan ini bukan pernikahan tetapi tugas yang harus diselesaikan.
Pendeta berkata,
"Pengantin lelaki, Andri Saputra Di saat sedih atau gembira, bersediakah kamu bersumpah menjaga pengantin perempuan ini seumur hidup, menyayangi nya ... menghibur hatinya ... dan menghormatinya?
Andri menjawab, "Ya, saya bersedia."
Pendeta berkata,
"Pengantin perempuan, Bunga Atmaja . Di saat sedih atau gembira, bersediakah kamu bersumpah menjaga pengantin lelaki ini seumur hidup, menyayangi nya ... menghibur hatinya ..... dan menghormatinya?
Bunga menjawab , "Ya, saya bersedia."
Andri memasang kan cincin pernikahan di jari manis Bunga, dan Bunga memasang kan cincin pernikahan di jari manis Andri. Lalu Bunga menatap wajah Andri yang penuh dengan ekspresi kebahagian terlihat di sana. dan Andri mengecup bibir Bunga yang sudah resmi menjadi istrinya. Semua mata tertuju pada mereka dan bertepuk tangan meriah.
Andri dan Bunga berjalan keluar, Bunga memegang tangan Andri.
Blit kamera masih memfoto mereka berdua, tidak mau ada satu momen pun yang terlewat dari kamera mereka disana. Kelopak bunga-bunga berterbangan mengiringi Andri dan Bunga.