webnovel

Prolog

Rintikan hujan mulai membasahi bumi, aroma petrikor mulai menguar menggelitik rongga hidung. Seuntas  senyum terus terukir di bibir mungil gadis berambut panjang, dengan jepit yang menghiasi rambutnya. Pandangannya terkunci pada tetesan hujan yang jatuh tak berirama, hingga seseorang berhasil mengalihkan pandangannya.

"Hai, wanita hujan," ujar seorang lelaki sembari menghampiri gadis berambut panjang itu.

"Wanita hujan?" tanya gadis itu, sembari mengerutkan keningnya.

"Iya, kan pertama kali aku ketemu kamu waktu turun hujan, kaya sekarang ini. Tapi bedanya, dulu mata kamu terlihat mendung, dan sekarang mata kamu terlihat memancarkan kebahagiaan," jelas lelaki itu, dengan gaya bahasa yang berbeda dari biasanya.

Gadis berambut panjang itu tersenyum mendengarkan ucapan lelaki di sampingnya.

"Eh ... eh ..., jangan senyum dong," ujar lelaki itu, berhasil memudarkan senyum gadis di sampingnya. "Kenapa?" tanya gadis itu bingung.

"Tck, kalau kamu senyum kayak tadi, bisa-bisa aku Diabetes. Senyum kamu tuh kelewatan manis," ujar lelaki itu, terkesan garing tetapi, mampu membuat gadis di sebelahnya kembali mengembangkan senyum manisnya. 

*  *  *  *