webnovel

WAIT WAIT!!!

Tara, adalah gadis gendut yang dibully di sekolahnya. Dan hanya ada satu cowok yang menganggap Tara sebagai gadis normal, namanya Aldo. Namun pada akhirnya Aldo sama dengan mereka semua. Mendekati Tara dengan tujuan lain. Karena hal itu, Tara menjadi sakit hati. Ia mencoba berbagai cara agar menjadi cantik dan langsing. Salah satunya membeli obat diet online. Pertemuan Tara dengan obat diet sialan itu, malah membawa Tara pada kejadian aneh. Yang mengubahnya menjadi gadis lain berpenampilan sempurna bernama Selena. Semuanya tersama ambigu, aneh, dan tidak nyata bagi Tara. Belum lagi ketika ia mengetahui, bahwa raganya sebagai Tara sudah mati. Pencarian petujuk dan juga rencana besar untuk balas dendam pada Aldo, serta orang-orang yang telah menyakitinya. Membawa warna baru bagi Tara. Ia dipertemukan oleh cowok kulkas, dengan IQ dan tingkat pede di atas rata-rata. Namanya Gavin, dan sahabat koplaknya bernama Iza. Iza selalu mendukung Tara dan Gavin agar berjodoh, ia ingin menghentikan Gavin menjadi maniak buku dengan cara berpacaran dengan gadis paling perfect di SMA Angkasa. Masalah bermunculan, ketika Tara bertemu dengan Melda. Yaitu, kekasih Aldo. Tara yakin 100 bahwa Aldo hanya tercipta untuknya, Tara adalah pelakor paling cantik yang siap siaga menghancurkan hubungan Aldo dan Melda. Dan di saat itu, Tara harus berhadapan dengan kebenaran... bahwa Aldo menyukainya. Di sisi lain, Gavin juga menyukainya. Tara dihadapkan dengan dua pilihan besar yang harusnya tidak boleh ia dekati. Berdama dengan dua sahabatnya, Tiffany dan Atika. Tara mencari kebenaran dan siapa pria yang ada di hatinya. Ketika Tara yakin, dengan satu pria. Datanglah Ismi, cewek yang menyukai Gavin sekaligus mantan pacar Aldo. Ia mendekati Tara dengan senyum bak malaikat namun memiliki niat licik. Tara percaya pada Ismi dan harus merelakan hubungannya berakhir, sementara pencarian Selena yang asli terus menerus dilakukan. Tara tidak bisa mengambil hidup Selena seutuhnya, ia takut menjadi serakah. Sebelum terlambat, Tara ingin kembali ke kehidupan lamanya. Kedatangan Peter, pria yang diam-diam sudah mengintai Tara sejak lama. Membeberkan kebenaran dan juga memberitahukan keberadaan Selena yang asli padanya. Cepat atau lambat, Tara harus kembali sebelum waktunya habis.

chyntiashinshin · Fantasy
Not enough ratings
5 Chs

2. Babi Bisa Berenang

Tara, cewek berkulit sawo matang, dengan kedua pipi yang ditumbuhi beberapa jerawat yang membuat pipinya terlihat kemerah-merahan.

Tara memiliki tinggi 160 cm, dengan bobot 80 kg. Ia sudah sering mendengar orang-orang mengejek tubuh gendutnya.

Ia termasuk siswi yang pandai dan rajin, namun tidak pintar berorganisasi. Tara cenderung pendiam, semenjak orang-orang mulai membully-nya di SMP.

Tara berdiri di pinggir lapangan basket, ia mengukir senyum lebar di bibirnya. Menatap pria dengan perawakan tinggi jangkung yang sedang bermain bola basket.

Dia, Aldo. Satu-satunya pria yang mau berteman dengan dirinya. Dan Tara, menyukai Aldo. Ia memendam perasaan sukanya pada Aldo, karena Tara sadar diri. Bahwa ia tidak pantas untuk Aldo.

"Ngapain si gendut ada di sini?"

"Udah nggak cantik, gendut lagi!"

"Gilasih, Aldo mau temenan sama dia!"

Tara mencoba mengabaikan cibiran orang-orang yang tidak menyukainya. Ia tersenyum saat melihat Aldo mendekatinya.

"Nggak masuk kelas, Ra?" tanya Aldo berhasil membuat Tara mematung, Tara bisa merasakan detak jantungnya berdebar cepat sekali.

"Be-be- belum, Do." jawab Tara gugup. Ia memang selalu gugup saat Aldo memperhatikannya, seperti itu.

Tara tersenyum menatap punggung Aldo yang menjauh, tapi Tara sadar, bahwa Aldo tidak akan pernah bisa ia milikki. Pria itu terlalu tinggi untuk cewek sepertinya. Ia tidak akan pernah mencapai langit, tempat dimana Aldo berada.

❤❤❤

Tara duduk di kursi paling belakang, tidak ada yang tertarik dan ingin berteman dengannya.

"Eh, gendut. Kerjain ya! Ntar gue nyalin." perintah Nahdia, cewek yang duduk di depan Tara.

"Iya, Nah." jawab Tara sopan.

"Ndut, gue juga mau nyalin." kata beberapa orang lagi.

Tara hanya mengangguk mengiyakan.

GENDUT! Panggilan itu menjadi santapan Tara setiap hari di sekolah. Orang-orang memanggilnya si Gendut, si Buruk Rupa, bahkan yang paling parah si Babi.

Tara ingin marah pada mereka dan berteriak bahwa ia punya nama. Tapi, siapa yang akan peduli? Semua orang tidak peduli padanya.

Kecuali Aldo, hanya pria itu yang menganggap Tara ada. Hanya Aldo satu-satunya orang di sekolah, yang memanggil Tara dengan namanya.

Tara melihat jam yang melingkar di tangan gemuknya. Matanya menatap sekeliling, mencari-cari keberadaan Aldo.

Ya, siang ini Tara akan bertemu dengan Aldo. Di taman belakang sekolah.

"Sorry, telat." Aldo berjalan menghampiri Tara dengan cepat.

"Nggak apa-apa, Do." Tara menunduk malu, "Ini buku lo, udah gue jawab semua." Tara menyerahkan buku paket kimia pada Aldo sambil menunduk malu-malu.

"Eh, iya. Makasih ya, Ra." Aldo tersenyum pada Tara dengan sangat manis.

Jantung Tara kembali berdebar dengan sangat hebat. Tara mengulum senyum di bibirnya.

"Ra, gue boleh minta bantuan lo lagi, nggak?" tanya Aldo dengan wajah khasnya, yang membuat Tara langsung mengangguk mengiyakan.

"Bantu gue kerjain tugas matematika, ya? Nanti buku paketnya gue antar ke rumah lo, dan lo jangan lupa bikin catatan kecil buat rumusnya, ya."

Tara terdiam sebentar.

"Please, Ra..." Aldo memohon pada Tara dengan wajah memelas.

"Iya, Do." jawab Tara pada akhirnya.

Aldo mengacak rambut Tara dengan gemas. "Thank you, Ra."

Tara kembali tersenyum, perlakuan Aldo sungguh membuatnya jatuh hati pada cowok tampan itu.

"Sekali lagi, makasih ya, Ra. Gue ke kelas dulu."

Tara hanya mengangguk dengan manis, menatap punggung Aldo yang semakin menjauh itu.

❤❤❤

Tara menghentikan langkahnya. Ia mengenali seorang gadis cantik yang sedang berdiri di depan rumahnya.

Dia, Ismi.

Teman sekelas Tara pada saat SMP.

"Ra, lo kurusan ya?" Ismi bertanya dengan suara lemah lembutnya.

"Sedikit," jawab Tara. Memang benar, Tara berusaha diet, sejak dua bulan yang lalu, ia berhenti makan makan.

Tara bercita-cita jadi kurus dan cantik, agar Aldo bisa tertarik padanya.

"Datang ya, ke ulangtahun gue." Ismi memberikan undangan berwarna pink dan bermotif stoberry yang terlihat sangat imut itu.

"Teman-teman pasti kangen banget sama lo." Ismi tersenyum manis pada Tara.

"Gue belum tahu, bisa datang atau nggak," Tara menjawab apa adanya. Lagipula, bukan tempat bagi Tara untuk bergaul dan berkumpul dengan orang-orang cantik.

Karena Tara tahu, ia hanya akan jadi bahan tertawaan di sana.

"Hmm, gue juga ngundang Aldo--"

Tara mengangkat wajahnya, bahkan saat nama Aldo disebut pun, hal itu dapat membuat jantung Tara berdebar dengan cepat.

Ismi adalah mantan Aldo, mereka pernah pacaran sewaktu SMP. Dan dari situlah, pertama kali Tara mengenal Aldo, dari Ismi yang selalu bercerita tentang kekasih sweetnya. Meskipun mereka beda sekolah.

❤❤❤

Tara benar-benar datang ke pesta ulangtahun Ismi. Ia sudah berdandan dan memakai gaun terbaiknya.

Meskipun gaun itu tidak bisa menyembunyikan lipatan lemak dan perut buncitnya.

Tara bisa melihat Aldo yang sedang berbincang dengan beberapa orang gadis. Tara merasa rendah diri, karena Aldo nampak sangat asyik berbicara dengan gadis-gadis cantik dan kurus itu.

Tara memperhatikan sekitar, ada beberapa wajah yang ia kenali, karena berada si SMP yang sama dengannya. Tapi ada beberapa wajah pula, yang nampak asing bagi Tara. Dan, pasti itu adalah orang-orang dari SMA Smartly, tempat Ismi bersekolah saat ini.

"Gavin datang...!"

"Demi apa Gavin datang!!!"

"Gavin si pangeran itu?"

"Wah, gilasih cakep banget."

Tara membalikan badannya, ia ingin tahu apa yang membuat orang-orang terlihat sangat heboh.

Tara juga bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Siapa itu Gavin? Apakah artis atau siapa?

Tara tidak kenal dia, pandangan Tara hanya berpusat pada Aldo yang terlihat sangat tampan dengan jas berwarna biru malam.

Bagi Tara, hanya Aldo pria paling sempurna di dunia ini.

Tara ikut bertepuk tangan dengan gembira, orang-orang sedang bernyanyi lagu ulangtahun sekarang.

"Ngapain ada babi di pesta?!" Tara membalikan badannya, dengan spontan pula kakinya melangkah mundur.

Tara tentu kenal tiga orang yang berdiri di depannya ini. Dia Jessy, Luna, dan Pia. Tiga cewek yang paling sering merudungnya sewaktu SMP.

Jika orang-orang melukai Tara hanya dengan kata-kata kotor atau ejekan. Berbeda sekali dengan mereka bertiga, ketiga cewek itu lebih gemar melukai Tara dengan tindakan mereka.

"Kenapa lo takut?" tanya Luna, gadis dengan rambut pendek sebahu itu.

"Bingung juga, kenapa si Ismi ngundang nih babi?" tanya Jessy sambil tersenyum picik kepada Tara.

"Lo norak banget sumpah. Perut lo kenapa tuh, lo bunting?!" Pia mencoba menyentuh dan memukul-mukul pipi dan perut bergelambir milik Tara.

"Gilasih, lo nakal juga ternyata. Siapa kira-kira cowok yang hamilin nih babi?" tanya Luna dengan sinis, sambil tertawa girang.

Mereka bertiga seolah menemukan hiburan baru.

"Gajah mungkin." Ketiganya tertawa lepas.

"Gue belum pernah lihat babi berenang, lo berdua mau lihat?" tanya Jessy pada Luna dan Pia.

"Boleh, gue juga penasaran. Dia terapung atau tenggelam sih?" sahut Luna setuju.

Tara mencoba melawan saat Luna dan Pia memeganginya. Mereka berdua menyeret Tara, mendekati kolam.

"Hm, 1, 2, --" Jessy berhintung, di hitungan kedua Jessy mendorong tubuh Tara dengan kuat.

BYURR!!!

"Belum juga sampai 3, tangan gue licin banget." Jessy, Luna dan Pia beranjak pergi, meninggalkan Tara dan kehebohan orang-orang yang segera berlari mendekati kolam.

"Babi bisa berenang ternyata." Luna tersenyum kecewa.