Jakarta, Di akhir bulan Mey, 2033.
Sore hujan rintik ditengah hiruk pikuk riuhnya ibukota Jakarta, lalu lalang orang-orang dengan kesibukannya masing-masing.
Berjalan santai seorang pria dengan sebatang rokok diantara jarinya, "yah, bodo amat lah, bingung gua" kata pria itu dengan kesal sembari melihat handphone di tangannya.
Darwin Fidal, seorang pria biasa-biasa saja diusianya yang menjelang 25 tahun, bingung memikirkan masa depan, hidup sendiri di rumah satu kamar mendiang ayah.
Hidupnya bisa dibilang sangat biasa, lahir menjadi bayi masuk SD, SMP, SMA dan seterusnya hanya begitu, bahkan dia tidak masuk kuliah untuk melanjutkan akademis, itulah yang membuat dia dalam kebinguangan saat ini, dunia sudah sangat modern, kualifikasi masuk kerja semakin susah, pekerjaan berat mulai tergantikan mesin, dengan kualitas dirinya yang biasa saja kehidupannya mulai buntu dan membingungkan, dan satu-satunya yang bisa dia harapkan saat ini adalah kemampuannya dalam bidang beladiri yang membuatnya bisa melihat secercah harapan untuk mengajukan lamaran dan edukasi lebih lanjut, yaitu menjadi Security.
Tapi email masuk yang dia baca saat ini menghapus semua angan-angannya tentang mendapatkan pekerjaan yang paling mungkin bisa dia dapatkan.
"Mohon maaf bapak, boleh dimatikan rokoknya, ini sudah memasuki wilayah dilarang merokok" tegur seorang Security di stasiun MRT,
"Oh iya, maaf pak, saya gk engeh, makasih ya pak" jawab Fidal sambil mematikan bara rokok dan membuangnya ketempat sampah, "Makasih pak, atas pengertiannya" kata si Security lalu kembali ke tempat jaganya.
"Bodo amatlah, santai dulu aja, duduk santai dulu siapa tau dapet inspirasi" kata Fidal sembari duduk ngemper di hall stasiun MRT.
Itu memang hal yang dia sering lakukan, mencari tempat ramai, duduk-duduk sejam dua jam lalu pulang ke kosan menjalani kesepiannya lagi.
Mall, Stasiun, Halte Busway masuk daftar tempat favoritnya, semua itu karna Fidal yakini sebagai bentuk menjaga kewarasan jiwanya, karna bagaimanapun beratnya hidup sebagai manusia kita harus menitik terangkan hidup kita pada suatu.
Hobi, olahraga, traveling, gym atau bahkan cinta itu bisa dibilang titik terang hidup manusia yang bila tidak dimiliki akan terasa hampa, bergerak bagai mesin tanpa gairah yang melakukan kegiatan berulang sampai akhir nyawa.
Hobi Fidal termasuk yang seperti ini, nongkrong di keramaian, melihat interaksi sosial manusia, segala macam kehidupan, mulai dari copet di halte, eksibisionis sakit jiwa di stasiun dan orang yang saling mencinta di mall.
Fidal sedang menonton vidio di Utube, gameplay sebuah game yang sangat ramai belakangan ini, "The End Of The Horizon", game VR imersif penuh pertama di dunia, dengan teknologi sensorik tercanggih saat ini, pemainnya hanya cukup menggunakan kabin game, yang mana itu divice terdepan, karna menjamin keselamatan dan dilengkapi teknologi infus nutrisi, yang menjaga rasa lapar pemainnya yang mencegahnya terganggu lapar yang memaksa player log out dari game, atau hanya dengan kacamata VR sederhana yang bisa di charge dan hanya terhubung WiFi.
"The end of the Horizon" adalah game yang sangat canggih, pemain cukup menggunakan kabin game dan kacamata VR saja, dia bisa menjelajahi dunia yang luas, mengeksplorasi gunung dan lautan, yang seperti namanya, berkelana dan bertualang hingga ke ujung cakrawala.
Fidal saat ini sedang memikirkan dengan uang sisa yang ada di rekeningnya apakah harus dia tahan, yang mana itu cukup untuk tiga bulan , atau beli kacamata VR lalu bertaruh siapa tahu bisa menjalani game ini dengan baik dan menjadi pro player, mungkin setidak-tidaknya menjadi pedagang item dan memiliki sisa uang yang hanya cukup untuk dua minggu.
"Tiga bulan punya duit apa beli game ya? Bingung gua."
Sebenarnya filosofi dari game ini bisa dibilang sangat menyentuh Fidal sekali, "berkelana dan bertualang hingga ke ujung cakrawala", karna itu termasuk cita-cita yang sangat dia inginkan, jalan-jalan kemana-mana tanpa pikir panjang tentang uang, bertemu dan berinteraksi dengan orang dan budaya baru di berbagai negara, itulah kenapa dia sangat suka ke stasiun dan halte, karna disitu perjalanan dimulai, karna disitu interaksi baik yang menyenangkan maupun yang mengesalkan dimulai.
"Ya udah lah gua beli aja, toh sama-sama belum pasti kapan dapet lagi duitnya" ucap Fidal lalu membeli secara online kacamata vr, yang harapannya bisa mengubah hidupnya, yang sebenarnya tidak diketahui Fidal itu akan mengubah hidupnya kearah yang bahkan dia tidak pernah bayangkan.
[PEMBAYARAN SUKSES. BARANG AKAN DIKIRIM SESUAI ALAMAT DALAM DUA HARI]
Fidal melihat motifikasi pembelian muncul dengan senyum lebar dibibirnya, "oke, kita pulang, riset gameplay, bersih-bersih kamar biar tenang maennya"
-----------------------------—––------------------------
Dua hari kemudian 29 Mey 2033.
"permisi,paket"teriak seorang kurir didepan rumah di komplek pinggir jakarta,paket yang ditunggu akhirnya datang, "yaahh bentar bang" jawab Fidal sambil berlari dan membuka pintu, "atas nama Darwin Fidal?" "Iya, dengan saya sendiri", "silahkan pak, ini paketnya, mohon ditandatangani tanda terimanya", "okee ini paketnya saya terima, makasih ya bang".
Selama dua hari ini yang Fidal lakukan membaca wallthrough dan menonton streaming pro player.
Dalam dua hari ini Fidal mendapatkan berbagai macam informasi, seperti bakat yang diundi diawal pembuatan karakter, akun yang langsung terhubung dengan data diri asli dan rekening bank, peta luas yang membentang dengan ukuran yang sama dengan bumi, berbagai macam ras fantasi, kelas karakter yang sangat beragam, pekerjaan kasual yang bermacam-macam.
Fidal juga menemukan fakta, bakat awal undian sangat menentukan keberlanjutan seorang player, itulah kenapa pro player menggunakan kabin game yang mahal karna itu menaikkan batas atas perolehan bakat yang diundi, dimana kacamata VR mengundi bakat dari f-sss, sedangkan titik paling bawah kabin game dari c-sss.
"Mari, kita mulai!!!" Ujar Fidal dengan semangat sambil memasang kacamata VR dan membaringkan tubuhnya dikasur.
[BLIPPPPP BLIPPP. LOG IN SUCCSES]
WELCOME TO
[THE END OF THE HORIZON]