Perihnya hanya terasa sesaat ketika ujung belati tajam itu merobek kulit ibu jariku. Suara tarikan nafas Alexei terdengar tajam ketika melihat darah menetes dari ujung ibu jariku. Ia meletakkan belati yang dipegangnya ke atas meja kerjanya lalu memandangku lagi, seolah ingin memastikan aku tidak apa-apa padahal luka di jariku sangatlah kecil.
Alexei menoleh pada Zasha yang ternyata sejak tadi masih memandangku dengan penuh kebencian. "Berlutut lalu buka mulutmu," perintahnya dengan tegas. Zasha terlihat ingin memprotes tapi begitu melihat ekspresi Alexei yang menantangnya untuk membangkang, Zasha akhirnya menyerah lalu berlutut di depanku.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com