3 Sparring

Suatu tempat di distrik minato, terdapat sebuah rumah tradisional jepang yang dikelilingi oleh pohon-pohon dan bunga-bunga serta sebuah kolam ikan yang berada di belakang halaman.

Rumah tersebut cukup besar dengan halaman depan yang agak kecil dan halaman belakang yang cukup luas.

Sebuah taxi berhenti di depan rumah, seorang pria keluar dari taxi dan berjalan ke arah pagar membunyikan lonceng dan menunjukan wajahnya ke arah cctv yang berada di atas. setelah 1 menit terbukalah pintu. di balik pintu terlihat seorang pria yang berbadan kekar dengan wajah sangar yang diiringi garis luka di wajahnya. pria tersebut melihat tamu yang datang dan tersenyum dengan ramah. pria itu lalu bertanya dengan nada yang sopan.

" Kai-san apa kabar ? apa kau ingin menemui tuan muda ?"

Senyum dan nada pria tersebut akan membuat orang orang ketakutan jika dia tidak mengenal pria tersebut dengan baik.

" Ya.. kami ada janji malam ini, dimana dia ?" jawab kai dengan nada santai. dia cukup mengenal pria ini untuk tidak terpengaruh oleh tampilannya

Kai yang sampai di jepang langsung menuju ke rumah temannya, dia tidak lagi beristirahat di tempat lain, karena dia akan punya banyak waktu untuk beristirahat disini.

" Tuan muda sedang berlatih di belakang" Jawab pria itu dengan nada sopan dan wajah yang masih tersenyum.

Mendengar jawaban pria tersebut, kai langsung berjalan kearah belakang dan mengabaikan mereka.

" Aoyama-san kenapa kau bersikap sopan sekali pada dia ? kau lihat tingkahnya itu ? dia bahkan tak menghormati dirimu sama sekali" seorang pria muda muncul dari belakang dan mulai bicara dengan nada terganggu dan sedikit marah.

" Kamu masih baru makanya kamu tidak tahu, di dunia mafia ada orang yang harus dihormati meskipun orang itu tak menghormati kita. jangan menilai sebuah buku dari halamannya itulah pepatah yang tepat untuk dia, meskipun dia terlihat sangat biasa, tapi para senior mafia disini tak ada yang berani untuk membuat masalah dengannya karena mereka tahu bahwa dia itu tidak norma" jawab aoyama dengan wajah yang sedikit ketakutan.

" ..?! dia terlihat normal saja bagiku, bahkan jika aku bertemu dengannya di jalan dan dia bertingkah seperti itu, aku pasti akan mengejarnya" jawab pria muda bingung.

" Ya, dia terlihat normal. tapi kalau kau membuat masalah dengannya pilihanmu ada 2 mati atau sekarat" jawab aoyama ketakutan saat membayangkan kejadian 1 tahun yang lalu. dia masih ingat dengan jelas apa yang terjadi pada mafia-mafia yang menyerang tuan muda dan kai saat itu. meskipun aoyama sudah banyak mengikuti perang antar geng tapi tetap saja kejadian itu adalah salah satu yang paling mengerikan dalam hidupnya.

" Mati ? Sekarat ? apa yang kau bicarakan aoyama-san ? dalam dunia mafia itu sudah menjadi hal biasa" jawab pria muda itu yang mulai kebingungan dengan sikap aoyama.

" Mati di tusuk, mati di tebas atau mati di tembak itu memang hal yang biasa di dunia mafia tapi bagaimana jika sebelum kau mati atau berada dalam keadaan sekarat dengan tubuh yang seperti jatuh dari lantai 10 ? apa kau pikir itu normal di dunia mafia ?" tanya aoyama yang dipenuhi keringat dingin di wajahnya.

" M.. mak.. maksudmu musuh orang itu berakhir dengan tubuh hancur ?" tanya pria muda dengan suara yang gemetar.

Dengan tangan yang gemetaran dan wajah penuh dengan keringat dingin aoyama menjawab.

" Ya, coba bayangkan saat kau sadar, tangan, kaki, dan wajahmu dihancurkan seperti orang yang jatuh dari lantai 10 apa kau pikir itu normal di dunia mafia ? yah itupun jika kau masih sadar."

"Anda bercanda kan?" ucap pria muda dengan wajah terkejut dan takut dan kemudian berkata." Bagaimana mungkin seseorang melakukan hal seperti itu ? lagi pula ini tahun berapa ? bagaimana mungkin seseorang bisa melakukan hal tersebut ?"

"Dunia mungkin sudah maju dan berkembang pesat, tapi akan ada selalu manusia yang punya sifat primitif seperti hewan buas, dan dia salah satunya, Karena itu para mafia senior menyebutnya psiko. sudah kembali ke posisimu, jika dia mendengar pembicaraan kita habislah kita." aoyama berkata sambil menuju kembali ke ruang pengawas.

" B..baik" jawab pria muda sambil berlari ke arah ruang pengawas. dia benar-benar takut sekarang dengan pria yang terlihat biasa-biasa saja itu.

Kai berjalan menuju genkan dan tidak mendengar apa yang mereka bicarakan jika dia mendengar mungkin kai akan tersenyum karena apa yang dia lakukannya waktu itu hanyalah untuk melepaskan rasa marahnya. membuka pintu kai mulai menaruh sandalnya dan berjalan dengan alas kaki kosong, kai mulai menyusuri ruang dan berjalan menuju ke arah belakang halaman, karena kai sudah beberapa kali kesini, kai sudah tahu arah ke halaman belakang.

Di Halaman belakang yang cukup luas, kai melihat sesosok pria tampan berambut pendek dengan postur tubuh yang gagah dan tinggi. pria tersebut menutup mata sambil memegang pedang kayu dan memasang kuda-kuda kendo, pria itu menghirup udara dengan pelan dan melepasnya dengan pelan juga. dia membuka mata lalu mulai menggerakan pedang kayunya, menebas ke kanan, ke kiri dan ke belakang lalu berputar dan menusuk ke depan dengan kakinya membentuk huruf A. pria itu kembali mengayunkan pedangnya lagi dan melakukan gerakan yang sama yaitu tebasan, putaran, dan tusukan. meskipun gerakannya terlihat sederhana tapi tak diragukan lagi kecepatan tebasan, kestabilan putaran dan keakuratan tusukannya adalah tingkatan para ahli.

Kai mulai duduk dan mengamati pria itu latihan, dia tidak ingin mengganggu fokus temannya. setelah 30 menit pria itu berhenti dan melihat ke arah kai, sambil tersenyum pria itu menghampiri kai dan berkata.

" Kamu datang lebih awal kai, yang lain masih berada di perjalanan" ujar pria tersebut mendekati kai. "sambil menunggu mereka apa kau ingin bermain sebentar ?" lanjutnya.

Kai menatap pria itu dan yakin bahwa ketampanan temannya tidaklah adil. 'irinya' gumam kai.

" Hmm.. ? kenapa kau menatapku seperti itu ? apakah kau tertarik denganku ? maaf sahabatku, tapi aku ini normal, meskipun aku tertarik, aku tidak akan tertarik dengan wajah biasa milikmu itu hahaha" pria tampan itu tertawa sambil memegang perut dan menunjuk ke arah wajah kai. sikap olokannya membuat kai jengkel.

Kai diam melihat pria tampan itu dan kemudian bangun dari tempat duduknya dan pergi menuju ruangan.

"Hmm.. ? mau kemana kau kai ?" tanya pria tampan itu kebingungan.

"Ganti baju !" ucap kai singkat saja.

"Ho.. kau marah ya? ayo sini, cepat tunjukan padaku bagaimana kau akan mengejarku saat marah hahaha..!" pria itu tertawa sambil memprovokasi kai. dia tak takut kai marah karena dia tahu kai tak peduli dengan lelucon murahannya.

Setelah 3 menit kai keluar dari ruang dan memakai baju kimono putih yang sama dengan pria tampan tersebut.

Pria itu melihat kai keluar dan berkata.

"Tangan atau Pedang ?"

kai menyengir dan berkata.

"Pedang"

Pria tampan tertawa kecil dan berkata.

"Hehe... jika kau terluka jangan salahkan aku kai"

"Itu kata-kataku" ucap kai tersenyum.

Keduanya mulai memasang kuda-kuda dan menatap satu sama lain. melihat dan menunggu adalah taktik mereka. setelah beberapa saat dan tidak ada yang menyerang, kai mengambil inisiatif dengan menyerang pertama.

Kai mengayunkan pedangnya ke bawah dengan sangat cepat, tapi pria tampan tersebut berhasil menangkisnya dan menghempaskan pedang kai kebawah. melihat pedangnya berubah arah, kai kembali menyerang. dia tidak memberikan kesempatan pada temannya untuk menyerang. kai mengayunkan pedang miliknya ke arah tulang rusuk dan benturan pedang kayu pun terdengar TUK! pria tersebut dengan cepat menahan serangan kai dan tersenyum. kai melihat temannya tersenyum dan juga tersenyum. kai yang melihat kesempatan untuk menyerang ketika pedang mereka berbentur, maju dan mendorong lawannya dengan siku, pria tampan tersebut terdorong kebelakang dan kai mengayunkan pedangnya lagi dari atas, tapi kali ini pria tersebut tidak menangkisnya, dia menghindar dan membalas serangan dengan menebas ke arah bahu. kai melompat kebelakang untuk menghindari serangan dan membalasnya dengan tebasan menyilang.

Serangan yang semakin bertubi-tubi, membuat pria tersebut harus menghindar dengan cepat, sebelum kembali membalas serangan dengan tebasan dan tusukan. kai menghindar dengan mudah, tubuhnya yang fleksibel mulai terlihat dari gerakannya yang lincah. kai kemudian membalas serangan dengan cara berputar dan melakukan gerakan tusukan yang sama seperti yang pria tampan itu lakukan saat latihan. pria tampan tersebut terkejut dengan serangan tersebut. dan dengan cepat melompat kebelakang untuk menghindari tusukan kai.

"Saat kau bertarung dengan tenang gerakanmu sangat luar biasa, kau bisa dengan mudah mengontrol posisi tubuhmu dan melakukan gerakan tajam." Ucap pria tampan tersebut dengan kagum.

"Heh.. ini adalah hasil dari pengalamanku selama bermain fantasy" Balas kai dengan wajah tersenyum.

"Melihat mu bertarung dengan sisi tenang membuatku ingin bertarung dengan sisi sebaliknya" ucap pria tampan tersenyum dengan wajah penuh ekspektasi.

"Lebih baik jangan, aku benar-benar buruk dalam hal mengontrol emosi" kai menggelengkan kepalanya.

Kai memang sangat buruk ketika mengontrol emosi, karena dia tak berusaha melakukannya. Tapi itu hanya berlaku kepada marah, karena emosi marah lah yang membuat kai terkenal.

"Hahaha.... aku hanya bercanda, aku tidak ingin melihat talenta itu, itu membuat ku iri" pria tampan tertawa dengan wajah santai. Tapi dia benar-benar iri dengan bakat kai ketika dia marah.

"Baiklah hentikan omong kosongmu, jika kau tak mau maju biar aku yang maju" ucap kai sambil menuju ke depan dan mengayunkan pedangnya dan diikuti dengan gerakan menendang kaki lawan yang keduanya bisa ditahan dan di hindari oleh pria tampan. kedua pria bertarung selama 30 menit sebelum berhenti untuk beristirahat.

"Hah... capeknya" ucap teman kai sambil mengambil minuman dan membagikannya ke kai.

"Terima kasih" ucap kai.

kai meminum air tersebut sekali teguk, dan merebahkan badannya ke lantai.

"Ayo mandi bersama."

"Tidak.. !! kamu mandi duluan !!"tegas kai dan bangun dari lantai menuju ruang ganti sambil menjelaskan "Meskipun aku tahu itu hal biasa disini, aku masih tak terbiasa dengan mandi bersama"

" Hahaha... kau masih saja pemalu" ucap pria tampan tersebut dan pergi meninggalkan kai sendiri, dia tak memaksa kai karena dia tahu kai benar-benar benci mandi bersama laki-laki.

Setelah kai siap berganti pakaian, dia pergi mandi. dan saat dia sudah siap semuanya, kai bertemu dengan pria tampan tersebut dan berkata.

" Ryu ini waktunya ayo pergi"

" OK"

avataravatar
Next chapter