Berhenti keras kepala Clementi, kau tahu aku tak menyukai itu!!" Sela Vinzenco Squire dengan sorot mata semakin tajam, hingga membuat Elleanor Almorra kembali gugup, tatapan tajam tersebut seolah menusuk tepat di jantungnya, dan untung saja kegugupan itu tak berlangsung lama, ketika suara ponsel Vinzenco Squire yang tiba tiba berdering. Bahkan ia bisa bernafas dengan lega, saat Vinzenco Squire menjauh dari sana sebelum mengangkat panggilan telfonya.
📞 "Sayang,"
📞 "Ada apa?" tanya Vinzenco Squire tanpa basa basi, ketika langkahnya terhenti tepat di depan pintu kamar, dengan satu tangan bertengger di atas pinggangnya. Sedang di sana nampak Elleanor Allmora yang masih mengamatinya.
📞 "Bukankankah kita akan makan siang bersama? Aku sudah menunggumu di Restaurant biasa."
📞 "Sekarang?"
📞 "Jangan bilang jika kau melupakan itu, this is our first lunch,"
📞 "Yah, aku sedikit sibuk, dan melupakannya. Maaf." balas Vinzenco Squire mengalihkan pandangan kearah Elleanor Allmora yang seketika memalingkan pandangan, enggan terlihat jika sejak tadi ia terus mengamati, bahkan mendengar obrolan tersebut. "Aku akan menggantinya dengan makan malam, anggap saja ini kencan pertama kita," sambung Vinzenco Squire yang langsung beranjak dari sana, melangkah pergi meninggalkan Elleanor Allmora yang langsung menarik nafas panjang dan melepaskannya dengan perlahan.
"Kenapa sedikitpun aku tak pernah menyukaimu, aku membenci semua yang ada pada dirimu, tatapan mata dinginmu, sikap kasarmu, dan semua yang ada pada dirimu." ucap Elleanor Allmora membenamkan tubuhnya di balik selimut sebelum mendengar suara langkah yang terdengar tak asing di pendengarannya.
"Nona muda,"
"Reberta, dari mana saja? Aku mencarimu sejak tadi," tanya Elleanor Allmora yang langsung beranjak dari tidurnya, dan menyandarkan tubuh di sandaran tempat tidurnya.
"Maafkan aku, tak mengatakan padamu jika akan ke rumah sakit untuk mendapatkan obat untukmu." jawab Reberta mengusap rambut gadis itu.
"Obat? Bukankah kita memiliki banyak stock?"
"Aku lupa menaruhnya dimana, maaf. Bagaimana keadaanmu? Kau baik baik saja?"
"Aku baik baik saja, sungguh! Mengapa semua orang di dalam rumah ini nampak sangat khawatir,"
"Tentu saja, kita semua mengkhawatirkanmu sayang,"
"Yes i know, tapi itu terlalu berlebihan Reberta, aku bisa menjaga diri sendiri, aku bukan nona muda lagi, aku sudah dewasa,"
"Sayang, mereka melakukan itu karena sayang padamu, dan sampai kapanpun, kau akan tetap menjadi nona muda kami yang lucu dan mengemaskan, seberapa dewasanya kamu," balas Reberta yang membuat Elleanor Allmora tak mampu berkata kata lagi.
Dan mungkin hal yang wajar jika Elleanor Allmora begitu di lindungi, sebab sedikitpun ia tak mengerti tentang dunia hitam yang di penuhi oleh orang orang berdarah dingin, para mafia kejam dan gangster yang haus darah dan uang. Ia bahkan tak tahu jika sekarang tengah berada di dalam lingkungan mafia, tak tahu jika ia sudah menjadi salah satu dari Osvaldo Family yang cukup terkenal dengan segala tindak kejahatannya, meski Vincenzo Squire tidak pernah melakukan hal hal tersebut, selain membunuh. Namun cepat atau lambat, Elleanor Allmora juga akan mengetahui semuanya, mengetahui siapa Vincenzo Squire sebenarnya, juga asal usul keluarga yang berasal dari dunia yang penuh dengan kegelapan.
"Reberta..."
"Iya sayang, ada apa?"
"Sebenarnya siapa orang orang itu?" tanya Elleanor Allmora yang ternyata masih memikirkan penyerangan yang terjadi pagi tadi.
Sedang Reberta masih terdiam sambil berfikir, entah harus mulai dari mana untuk menceritakan semuanya. Ia rasa Elleanaor Allmora sudah dewasa, dan sudah saatnya mengetahui semuanya, jika kehidupan mereka sesunggunya di kelilingi oleh orang orang jahat. Meski ia masih terlihat ragu, khawatir jika gadis itu akan merasa ketakutan dan tak menerima semuanya, dan itu sangat masuk akal, mengingat ia adalah seorang gadis yang tak pernah melihat tindak kekerasan sekalipun, apalagi pembunuhan, melihat banyak darah dan penyiksaan yang di anggap biasa oleh Reberta sebagai bagian dari Osvaldo family.
"Reberta, apa tuan muda sudah melakukan kesalahan hingga menjadi target penyerangan orang orang asing itu?"
"Tidak,"
"Lalu? Mengapa mereka tiba tiba di sana? Menyelusup masuk dengan benda tajam dan menyerang seenaknya? Bahkan Celio sampai terluka, dan entah separah apa lukanya saat belati menyayat lengannya."
"Kau melihatnya?"
"Tentu saja, dan itu sangat menakutkan. Aku bahkan melihat saat tuan muda menembak pria itu, darah berceceran disana, itu sangat menakutkan... " balas Elleanor Allmora terlihat ketakutan saat kembali mengingat peristiwa pagi tadi.
Tuan muda sudah memperlihatkan banyak hal hal mengerikan padamu, aku harap kau akan terbiasa, sebab di hari hari berikutnya, kemungkinan kau akan terus melihat hal hal mengerikan lainnya. Batin Reberta.
"Dia menghilangkan nyawa seseorang dengan begitu mudahnya, tanpa rasa bersalah ataupun menyesal, apa dia memiliki hati? Apa dia seorang manusia?"
"Sayang..."
"Aku tak bisa hidup dengan orang yang tak punya hati sepertinya. Dia sangat menakutkan juga mengerikan, dia seorang pembunuh!"
"Sayang, apa kau tahu, bagaimana tuan muda bisa bertahan hidup selama ini?" tanya Reberta kembali mengusap rambut Elleanor Allmora.
"Maksudnya?"
"Aku rasa kau tidak pernah tahu, jika tuan muda mengidap Skizofrenia, di usianya yang masih menginjak tujuh tahun." balas Reberta yang cukup membuat Elleanor Allmora terkejut, tak pernah menyangka jika pria yang terlihat kuat seperti Vinzenco Squire memiliki sebuah penyakit Skizofenia, yang ia tahu adalah gangguan kejiwaan kronis di mana penderitanya sering mengalami halusinasi, delusi, serta perubahan sikap yang di tunjukan oleh penderita.
Tak heran, mengapa selama ini kau selalu menujukkan sikap yang berubah ubah, pernah sekali kau bersikap manis, namun kembali berubah menjadi sosok yang menakutkan, apa ini alasannya? Batin Elleanor Allmora yang masih terdiam, menatap Reberta sambil menggigit bibirnya kuat.
"Apa yang sudah terjadi dengannya?" tanya Elleanor Allmora yang terlihat ingin mengetahui semuanya. Bersamaan dengan Reberta yang terlihat menarik nafas panjang sebelum mngeluarkannya dengan perlahan.
Ia merasa jika Elleanor Allmora memang harus mengetahui tentang masa lalu kelam Vinzenco Squire, agar tak terus berprasangka buruk dan mengira jika pria itu sangat menakutkan, sebab ia juga tak ingin jika gadis itu terus merasa takut jika sedang berada di samping Vinzenco Squire.
"Tuan muda pernah mengalami sebuah peristiwa buruk di usianya yang masih menginjak tujuh tahun, peristiwa yang merenggut nyawa ibunya yang saat itu tengah menunggu hari kelahiran anak keduanya, adik dari tuan muda." ucap Reberta yang membuat nafas Elleanor Allmora seketika sesak, bahkan langsung mencengkram kuat ujung selimutnya.
"Saat didalam perjalan, tiba tiba mobil yang di kemudikan tuan Mozha di serang oleh beberapa orang tak di kenal dengan menggunakan senjata tajam, menembaki mereka secara membabi buta, hingga menewaskan nyonya Camille, ibu tuan muda, dan di saat peristiwa penembakan itu, tuan muda menyaksikan semuanya, bahkan saat mobil terperosok masuk kedalam jurang hingga meledak dengan tubuh nyonya Camille yang masih di sana. Kau bisa membayangkan, bagaimana kondisi tuan muda saat melihat peristiwa mengerikan itu."
* * * * *
Bersambung...