Jarrel tidak mengerti mengapa Dreena begitu tega berkata demikian padanya. Dreena meminta Jarrel untuk menjauhinya. Mana mungkin Jarrel mampu melakukan itu semua. Sejak awal pertama berpapasan dengan Dreena di hari pendaftaran sekolah, Jarrel sudah terpanah olehnya.
Saat semua orang takut menatap wajah pucatnya, justru hanya Jarrel yang berani menatapnya dengan lama. Bahkan tak sedikit pun ada rasa bosan dari lubuk hatinya. Apakah ini cinta pada pandangan pertama? Tidak, mereka terlalu muda untuk sekedar jatuh cinta. Anggap saja ini semua adalah cinta monyet, zaman putih abu-abu.
Jarrel terduduk melamun seorang diri ketika Dreena meninggalkannya begitu saja. Ia terus saja bergeming pada tempatnya. Sampai mobil jemputannya tiba, ia bahkan tidak menyadarinya. Sopir pribadinya pun sampai turun dari dalam mobil dan memanggil tuan muda majikannya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com