webnovel

Pria Bertopeng Misterius

Bagian 1 : Kekuatan dan cinta

Chapter 002 : Pria Bertopeng Misterius

Tanah Sungai

Beberapa jam lalu terdapat sebuah guua yang berdiri kokoh. Namun, hanya satu orang, gua itu rata dengan tanah. Gua itu menjadi saksi biksu perjuangan Shinobi Konoha melawan salah satu anggota Akatsuki penguasa boneka, Sasori.

Sasori ialah missing-nin rank S yang berasal dari Suna. Tim penyelamat Gaara berusaha merebut Gaara kembali, tapi Sasori menghadang di tengah jalan. Mereka terpaksa melawan.

Meskipun hanya sendirian, Sasori tampak dominan. Terbukti ia tak terluka sama sekali, meski beberapa bonekanya hancur gara-gara serangan gabungan mereka. Sasori tampak tak peduli, masih banyak koleksi yang lain.

Kini Sasori memakai boneka kazekage ketiga miliknya. Ia terus-menerus melancarkan serangan-serangan pasir besi yang membentuk tabung, balok, dan berbagai bentuk lainnya. Ketiganya tertekan habis oleh Sasori. Mereka tak bisa berbuat apa-apa selain bertahan.

Pertarungan ini berlangsung sudah lebih dari setengah jam. Keadaan ketiga wanita itu tidak begitu baik. Hampir semuanya kelelahan dan chakranya terkuras habis, terutama Sakura. Iya terluka parah gara-gara menjadi tameng bagi yang lain.

"Aku sudah berada di batasku," keluh Sakura.

Sakura berdiri dengan sempoyongan. Nafasnya tidak teratur, sangat berat. Ia tak bisa menggerakkan tangannya dengan bebas.

Sasori menyeringai. Ia senang dengan keadaan mereka. Sasori tertawa terbahak-bahak.

"Hahaha shinobi Konoha, apa kau sudah menyerah. Padahal aku belum mengeluarkan kagutsu andalanku. Kalau begitu akan aku akhiri ini. Matilah kalian semua!" ucap Sasori sambil mengerakan pasir besinya menuju mereka.

Sakura tak bisa bergerak lagi. Sekarang ia sudah lelah, tidak berdaya untuk menghentikan balok Pasir Besi yang terbang ke nenek Hinata dan nenek Chiyo.

"Sial, chakraku sudah hampir habis. Aku sudah tidak bisa mengehentikan serangan itu lagi" batin Sakura sambil berusaha berdiri lagi.

Hinata hanya bisa memperhatikan balok besi yang akan menimpanya. Tubuhnya bergetar hebat. Ia tak mampu menggerakkan seinci pun.

'Apa aku akan mati disini? Padahal aku belum menyampaikan perasaanku pada Naruto-kun' batin Hinata sambil memejamkan matanya.

Dalam pikiran Hinata, bayang-bayang kebersamaannya bersama Naruto hadir kembali. Setidaknya ia masih bisa melihat Naruto walau dalam khayalannya saja.

Duarr

Benturan tak terelakkan. Namun, naasnya balok besi itu hancur. Ia kembali lagi semula menjadi pasir besi biasa. Asap bermunculan mengiringi benturan itu.

Sasori pun terkejut karena ada yang bisa menghancurkan pasir besi itu. Soalnya selama dia menggunakan pasir besi sebagai serangan, belum ada yang bisa menghancurkannya.

Begitu asap tersingkap, ada sosok berjubah dengan topeng yang menutupi sebagian mukanya. Sosok itu berdiri dengan sombong di depan Shinobi Konoha.

"Siapa kau?" teriak Sasori

"Orang yang mau datang ke neraka, tak pantas mengetahui namaku." jawab pria bertopeng dengan nada sombong.

"Cih, sombong sekali. Kau rupanya bosan hidup yah? Akan kubunuh kau. Lalu akan kujadikan kau salah satu koleksi bonekaku. Hahaha.'

"Hm, benarkah. Bunuh aku jika kau punya kemampuan. Kita lihat siapa yang akan mati."

Wuzz....

Dengan kecepatan diluar nalar, pria itu menghilang dari tempat asalnya. Tiba-tiba ia sudah muncul kembali di depan boneka Kazekage ke tiga itu.

"Hyaaa" teriak pria bertopeng itu mengarahkan tangannya.

Wuzz... boom

Boneka kazekage ketiga langsung hancur dengan satu pukulan. Sasori merasa geram. Boneka ini menjadi salah satu karya terbaiknya. Kini tak berwujud lagi.

"Sialan, kau berani menghancurkan bonekaku. Sepertinya kau cari mati" teriak Sasori sambil mengepalkan tangannya.

"Sini maju kalau kau punya kemampuan membunuhku. Jangan omong kosong saja." Provokasi itu membuat Sasori tambah marah.

Sasori tak ada boneka yang ia andalkan. Ia berniat mengeluarkan boneka lain. Sasori mengeluarkan sebuah gulungan besar.

"Akanku cincang kau menjadi seratus potongan. Sekarang rasakanlah karya seni terhebatku lainnya. Akahigi: Hyakki no Sōen (100 boneka petarung)," teriak Sasori sambil membukanya dengan darah.

Tiba-tiba di belakang Sasori muncul asap tebal dan luas. Setelah asap menghilang, tersingkap ada 100 boneka dengan wajah seram dan membawa pedang yang tajam yang sudah dilumuri racun mematikan buatan tuannya—Sasori. Boneka itu juga terhubung dengan benang cakra. Benang Cakra itu bersumber langsung ke dalam jantung Sasori.

"Matilah kau" teriak Sasori

Sasori mulai memerintah boneka-bonekanya untuk menyerang pria misterius itu. Pria itu masih bersikap tenang. Ia tampak meremehkan keseratus boneka itu.

"Hmph, kau pikir boneka-boneka ini mampu membunuhku. Kau salah besar. Akan ku perlihatkan kemampuanku sebenarnya kepadamu"

Sring

Pedang yang berada dibelakang langsung ditarik pria misterius itu. Ia melumuri dengan chakra elemen. Pedang itu berubah menjadi biru.

Hiraishin

Wuzz, trink, wuzz, trink

Ketajaman pedang dengan elemen angin meningkat tajam. Pedang itu mampu menebas keseratus boneka hanya dengan beberapa menit. Semua boneka itu tak berdaya menjadi mangsa pedang pria misterius itu.

Tap tap tap

Setelah menebas boneka-boneka itu, pria berjubah langsung berlari menuju tempat Sasori sambil membawa pedangnya. Namun, Sasori tak membiarkannya begitu saja. Ia melempar pria bertopeng dengan botol berisi cairan warna hijau.

Pyarr

Gas hijau langsung keluar setelah wadahnya dihancurkan. Gas hijau itu adalah gas beracun dan barangsiapa yang menghirupnya perlahan-lahan akan mati. Sekarang gas hijau itu menyelimuti pria bertopeng itu.

"Hahaha, itulah akibatnya orang yang sudah menghancurkan karya seniku. Sekarang waktunya kalian bertiga mati" tawa Sasori.

Sasori sangat senang pria bertopeng telah terkena jebakannya. Ia berjalan dengan perlahan-lahan menuju ketiga wanita sedari tadi menyaksikan pertunjukan itu.

"Kami-sama sebelum aku mati aku ingin sekali bertemu dengan Naruto-kun dulu. Walaupun hanya sesaat" batin Hinata sambil memejamkan matanya. Dirinya sudah pasrah dengan ajal yang akan menjemputnya sebentar lagi.

"Aku tidak bisa mati disini. Padahal Sasuke-kun belum menerimaku"

"Hyaaa" Sasori dengan niat membunuh yang besar berlari kearah trio itu sambil membawa pedangnya yang sudah dilumuri dengan racun mematikan.

Selang beberapa saat, akhirnya Sasori sampai di depan Hinata. Lalu dia mengayunkan pedangnya kearah Hinata.

"Hinataaaaa" teriak Sakura.

Sakura telat beraksi, ia tak bisa menyelamatkan Hinata yang akan ditebas Sakura.

Jleb

"Urgh," raung seseorang terkena tusukan pedang.

"Eh, kok tidak sakit" tanya Hinata dengan keheranan.

Hinata heran kenapa dirinya tidak merasakan sakit setelah ditusuk pedang. Apakah dirinya sudah mati. Jadi tak merasakan rasa sakit lagi.

Hinata memberanikan diri membuka matanya. Saat membuka matanya, dia terkejut gara-gara yang tertusuk bukan dirinya, melainkan Sasori sendiri. Sosok pria misterius terlebih dahulu menusuk Sasori, sebelum Sasori menusuk Hinata.

"Cih kau pikir kabutmu bisa membunuhku. Kau salah besar AKASUNA no SASORI." ucap pria bertopeng dari belakang Sasori.

Sasori terkaget. Ia menengok ke belakang. Pria bertopeng itu tengah berdiri di belakangnya. Sasori menggertakkan giginya. Ia kesal dengan pria bertopeng itu, semua rencananya gagal.

Keduanya dikejutkan dengan suara seseorang.

"Hinataaaaa." teriak Sakura.

Sakura mengumpulkan tenaga tersisa dan berlari menuju Hinata. Teriakan Sakura membuat Hinata sadar dari keterkejutannya. Sakura langsung menerkam Hinata, membawanya dalam pelukan tangannya.

Grep

Lalu Sakura memeriksa tubuh Hinata. Apa ada luka serius atau tidak.

"Hinata, apa kau tidak apa-apa? Apa kau terluka? Apa kau sempat tertusuk pedang Sasori?" tanya Sakura bertubi-tubi.

Hinata agak kewalahan menjawabnya. Hinata menarik napas. "Aku baik-baik saja Sakura. Pria ini datang tepat waktu" jawab Hinata.

"Syukurlah kau baik-baik saja" Sakura merasa lega.

Di misi kali ini, ia tahu Hinata pasti akan mendapat bahaya. Ia sudah ditugaskan gurunya untuk membantu Hinata dalam kesulitan. Jika Hinata terluka, Sakura pasti merasa bersalah sekali.

Raut wajah Sasori berubah. Ia menyeringai. Lalu tertawa terbahak-bahak.

"Sepertinya aku meremehkanmu. Selamat tinggal shinobi-san. Jika ada kesempatan, aku pasti akan membunuhmu. Jangan pernah meremehkan lawanmu. Hahahaha" Bukannya Sasori kesal jika akan mati, malah dia tertawa seakan-akan dia tidak jadi mati.

"Hmph" jawab pria bertopeng itu.

Setelah perkataan tadi tubuh Sasori pun jatuh ketanah. Pria misterius itu langsung mencabut pedangnya dari jantung Sasori. Pria bertopeng itu langsung berbalik. Ia melangkah pergi dari tempat itu.

"Tunggu," teriak Hinata.

Hinata lekas berlari menuju pria bertopeng. Pria bertopeng menghentikan langkahnya. Ia menunggu apa yang mau Hinata lakukan.

Sesampainya di hadapan pria bertopeng, Hinata membungkukkan badannya.

"Arigato Shinobi-san," ucap Hinata. Lalu Hinata kembali berdiri tegak.

"Tidak perlu berterima kasih. itu sudah kewajibanku menyelamatkan kalian."

'Kewajiban menyelamatkan kami? Memang siapa sebenarnya dia?' batin Hinata

Hinata merasa penasaran. Ia memberanikan diri menanyakan identitasnya.

"Siapa kau sebenarnya? Apa kita saling kenal?" tanya Hinata.

"Tentu saja. Bahkan sangat kenal. Akan aku tunjukkan wajahku kepada kalian"

Pria bertopeng itu berbalik. Ia meraih topengnya, hendak membuka penutup wajahnya.

Tetapi...