webnovel

Pesan

Xena membongkar kotak tempat penyimpanan yang berada di dalam lemari.

Saat pindahan kemarin ia memang tak membawa banyak barang, hanya beberapa saja.

Ia juga jarang membongkar yang semacam ini.

"Ponsel ya," gumam Xena menatap ponsel pipih keluaran lima tahun lalu.

Dibelikan oleh seseorang, dan ia hanya menggunakannya sebentar.

Ia juga mengambil nomor yang tadi berikan oleh Echa.

Katanya kalau Xena harus sudah punya ponsel dan pakai ini untuk nomornya, sudah ia daftarkan. Tinggal ia pakai saja lagi.

Bukan hanya itu, ia juga menyelipkan nomor ponselnya agar bisa Xena hubungi jika menggunakan ponsel nanti.

Ponsel itu masih berfungsi seperti biasanya.

***

Echa tengah bermain game dengan kakaknya, game konsol perang-perangan, dan mereka bertindak sebagai tim.

Echa dan kakaknya sendiri hanya berjarak satu tahun saja. Mereka juga sebenarnya bersekolah di tempat yang sama, hanya saja di sekolah mereka seolah bertindak seolah tak saling mengenal.

"Kau keliatannya dekat sana Xena," ucap Rifqi.

"Gausah bahas temenku, main aja yang bener kak," kata Echa malas.

"Tapi Cha, dia ada ngomongin sesuatu soal kakak ga?" tanya Rifqi.

"Ha? apaan? gak ada apa-apa tuh, kayak kalian dekat aja," balas Echa.

Aneh sekali, Kakaknya itu tak biasanya membicarakan seorang gadis, tapi ia malah terus bicara soal Xena

Rifqi merasa bersyukur kalau begitu.

Ia tak pernah bisa membayangkan kalau seandainya rahasianya tersebar.

"Lagipula Xena itu tipe bodo amat, ponsel aja dia ga punya, yang bener aja," sambung Echa lagi.

"Aa! mati!" ucap Echa serentak dengan Rifqi sebab ada beberapa chat masuk mengalihkan perhatian Echa.

Soalnya ia tidak punya banyak teman yang mengechattnya malam-malam begini, kecuali grup chatinya, itu pun ia mengunakan notifikasi khusus.

"kau ngapain sih?" tanya Rifqi kesal sebab mereka jadi kalah karena Echa.

"Akhirnya Xena punya ponsel!"