webnovel

Untungnya Aku Bertemu Kamu

Cheng Xi, seorang psikiater baik berhati emas, yang akan melakukan apa saja untuk pasiennya. Lu Chenzhou seorang pengusaha yang dingin yang menolak perawatan karena kelainan emosinya. Ini adalah kisah tentang kebekuan hati seorang pria dan tekad seorang wanita untuk mencairkannya.

Baby_Crisan · Sci-fi
Not enough ratings
204 Chs

Anda Telah Dibayar

Lu Chenzhou tersenyum melihat situasi ini, membentuk kurva di bibirnya. Matanya tiba-tiba jernih, terlihat bagus, menunjukkan kegembiraan. Perpaduan dari kehangatan yang mengusir kebekuan sikapnya. Cheng Xi melihatnya dari sudut mata dan tanpa sadar menahan napas. Disisi lain, Xu Po dan si Botak terlihat sudah terbiasa. Yang terakhir bahkan menggerutu, "Baru menang sekali sudah senang? Kemenanganmu tidak akan bertahan lama. Kami akan mulai menang hingga kamu melepaskan celanamu."

Lu Chengzhou bersikap tidak peduli seperti biasa, hanya menjawab, "Bicaralah saat kamu menang."

Xu Po melihat dadu Lu Chenzhou. "Jika pasangan tujuh, mengapa kamu membuang kartu lainnya?'

Cheng Xi dengan polos menjawab, "Aku tidak tahu mengapa melakukan hal itu tadi."

Si Botak menggebrak meja mendengar obrolan itu, "Hanya kebetulan saja untuk seorang pemula."

Cheng Xi tersenyum saat mereka memberikan tumpukan chip padanya. Dia mendapat banyak chip dari memenangkan babak ini.

Ia mengembalikan chip yang diberikan Lu Chenzhou tadi sebagai modal awal bermain. Si Botak terkekeh melihat hal itu, "Apakah kamu pikir akan kembali menang hanya karena telah menang satu ronde?"

Cheng Xi menggelangkan kepalanya. "Aku hanya tidak ingin dianggap sebagai penghambur uang orang."

"Bagus, kamu orang yang penuh ambisi!" Xu Po memujinya ketika ia tertawa.

Permainan dimulai kembali, teknik bermain Cheng Xi sangat buruk. Babak berikutnya dimenangkan Xu Po, ia melihat dadu Cheng Xi dan tidak dapat menahan tawa. "Kamu bahkan membuang dadu berhargamu."

Dia masih bingung bagaimana teknik permainan itu.

Walaupun teknis bermainnya sangat buruk, hal itu tidak mengurangi keberuntungannya. Ia menang tidak dengan angka yang rendah, justru dengan angka tinggi. Kombinasi dengan tujuh pasangan sebelumnya dengan mudah mengalahkan yang lain.

Karena hal itu Xu Po dengan jenaka berkata, "Apakah dadu-dadu itu menyukai wanita cantik ini?"

Lu Chenzhou juga memenangkan sedikit ronde, namun si Botak belum pernah menang sejak permainan dimulai. Ia memamnggil petugas untuk menambah koinnya, dan menyeringai pada Cheng Xi saat melakukannya. "Teruslah menang selagi kamu bisa."

Cheng Xi terus memenangkan permainan. Sejak permainan dimulai, Lu Chenzhou dan Xu Po beberapa kali berhasil menang, namun hingga tengah malam, Cheng Xi menjadi pemenang utama. Hingga akhirnya mereka tidak bisa menang lagi. Ketiganya menatap sedih pada Cheng Xi yang memenangkan pertandingan selama dua jam ini. Walaupun mereka sedikit peduli pada wanita itu, saat ini justru timbul rasa jengkel; siapa yang tidak ingin menang?

Si Botak mengetuk dadunya dengan frustasi. Ia langsung bertanya pada Cheng Xi, "Apakah kamu benar-benar tidak bisa bermain atau berpura-pura saja?"

"Aku belum pernah berjudi seumur hidupku," jawab Cheng Xi datar dan melempar beberapa dadu dan mengambil yang baru sebelum mendorongnya ke depan. "Mulai ronde baru lagi."

Ketiga orang di ruangan itu tidak dapat menenemukan kata-kata untuk menjawabnya.

Si Botak meletakkan dadunya. "Lupakan saja. Aku tidak ingin bermain lagi!"

Dua orang lainnya saling melemparkan pandangan.

Diakhir permainan, semua koin berpindah kehadapan Cheng Xi. Pelayan klub membantunya menghitung koin-koin itu didalam hati, beberapa juta dolar. Mengingat harga perumahan di kota saat ini, hanya berjudi beberapa jam saja ia bisa membeli rumah di dekat rumah sakit tempatnya bekerja.

Saat dia keluar ruangan, Lu Chenzhou dan yang lainnya telah meninggalkan klub. Untungnya, klub memiliki nomor telepon seluruh anggotanya, Cheng Xi memutuskan untuk meminta nomor Lu Chenzhou dan mulai menghubunginya. "Kamu lupa mengembalikan mobil itu padaku."

"Oh."

"Lalu dengan apa aku pergi?"

"Pikirlah sendiri." Jawabnya dengan nada dingin, setelah kalah meninggalkannya disini? Itu tidak mungkin Lu Chenzhou yang selalu terlihat santai dan dingin.

Untungnya, salah satu pelayan menolongnya. "Jika kamu mendaftar sebagai anggota, kami dapat mengantarmu secara gratis."

Cheng Xi merasa lega. "Bagaimana caranya supaya bisa menjadi anggota?"

Pelayan itu membantunya dan bertanya, "Bisakah kamu mendepositkan uang disini atau mentransfernya dari rekeningmu?"

Tiba-tiba Cheng Xi ingat ia telah memenangkan uang yang banyak. "Apakah Tuan Lu juga anggota klub ini?"

'Ya."

"Masukkan semua uang ini ke rekeningnya."

"Semuanya?"

"Ya."

Dia mencintai uangnya, tetapi lebih teliti mengenai asal usul uangnya. Uang yang ia terima hari ini adalah uang haram; agar terhindar dari masalah di kemudian hari, lebih baik mengembalikan semuanya.

Pelayan itu semakin yakin mengenai rumor yang beredar, tetapi ia membongkarnya dan tetap memproses transaksi itu.

"Apakah kamu ingin menambahkan pesan untuk transaksi ini?"

Cheng Xi tersenyum. "Upah prostitusi."

Mengingat betapa perhatiannya pria itu dengan mengirimkan k*ndom padanya, ia harus bersikap sopan dan membalasnya, bukan?

Masih mendendam karena ditinggalkan, Cheng Xi melakukan hal yang tidak rasional. Dia menyesali kata-katanya saat menyelesaikan ucapannya, tapi sudah terlambat.