webnovel

Hantu Judi, Tidak dapat Diandalkan!

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Begitu kembali ke rumah, Shen Cheng langsung meraung, "Shen Zhongming! Kamu ini hantu judi! Benar-benar tidak dapat diandalkan!"

Ayahnya si judi hantu berjongkok di lantai sambil menyeka berbagai peralatan judi dengan kain. Ia hanya mengangkat kepalanya dan tersenyum menghadapi anak perempuannya yang sedang marah. "Gadis kecil, ada apa?" tanya Sheng Zhongming.

"Apa apa?!" pekik Shen Cheng sambil menghancurkan tumpukan buku di sampingnya dengan murka, "Ada yang mengatakan bahwa orang ber-IQ rendah dan berotak lumpuh lebih gampang ditipu daripada idiot, hm? Maksudku, tidak bisakah kamu sedikit lebih dapat diandalkan?"

"Mengapa? Kamu sudah mendapatkannya belum?" tanya Shen Zhongming sambil meletakkan barang di tangannya. Ia masih lebih merasa penasaran pada hasilnya. 

"Sudah mendapatkannya…" Shen Cheng tersenyum enggan, "Yang benar saja!"

"Ada juga saatnya kamu gagal?" Shen Zhongming tertawa, seakan baru saja mendengar sebuah lelucon.

Shen Cheng memelototi Shen Chongming dengan sengit, lalu menghardik, "Heh! Aku bilang, tidak bisakah kamu dewasa sedikit? Judi, judi, dan judi. Kamu hanya tahu berjudi sepanjang hari!"

"Ayahmu tidak bertaruh. Bisakah kamu melatih diri menjadi seorang penipu yang cerdas?" Shen Zhongming masih merasa sangat bangga saat berbicara tentang hal ini.

Shen Cheng melirik ayahnya untuk terakhir kali, lalu berbalik ke kamar dan membanting pintu kamarnya dengan keras hingga tertutup. Ia mengangkat lengan bajunya di hadapan cermin dan melihat jejak biru dan ungu di lengannya di semua bagian yang dicengkeram oleh pria itu.

Shen Cheng kemudian berbaring di tempat tidur dan meringkuk di balik selimut dengan sebal. Ia menggerutu dalam hati, Ayah benar-benar maniak judi sampai ke darah daging dan suka membuat masalah. Benar-benar tidak bisa diandalkan! Aku tidak berhasil menipu untuk mendapatkan uang dan malah hampir merugikan diri sendiri. Ya ampun!

Shen Cheng mengunci dirinya di dalam kamar. Tidak peduli mau Shen Zhongming membujuknya atau memarahinya, ia tetap tidak membukakan pintunya. Shen Zhongming benar-benar tidak punya solusi sampai akhirnya ia memikirkan satu cara. Ia memasak sendiri beberapa hidangan yang tidak terlalu wangi dan meletakkan sebotol anggur yang bagus di atas meja. Lalu, ia mulai menjalankan rencananya untuk membujuk Shen Cheng.

Shen Zhongmin mulai minum sendiri dan bicara sendiri, "Hm… Rasa anggur ini benar-benar kaya dan lembut…"

Begitu Shen Zhongmin menyelesaikan kata-katanya, Shen Cheng membanting pintu kamarnya dan berjalan keluar. Wajah mungilnya tampak dingin, seakan ia baru saja keluar dari kandang es, dan ia melangkah maju tanpa ekspresi. Ia langsung mengambil botol anggur itu dan meneguknya banyak-banyak.

"Uhuk… Uhuk…"

Shen Cheng terbatuk keras setelah meminum anggur. Shen Zhong melihatnya dan tidak bisa menahan diri hingga tertawa terbahak-bahak, "Gadis kecil ingin melawanku? Jalanmu masih jauh!"

Wajah mungil Shen Cheng memerah dan ia berkata dengan kesal, "Shen Zhongming, tidak bisakah kamu melakukan sesuatu yang dapat diandalkan?"

"Kapan ayahmu tidak bisa diandalkan?"

Shen Cheng menghela napas dengan cemas, lalu kembali marah dan berkata, "Lima Yuan untuk satu pon anggur, kamu masih bisa bilang kaya dan lembut!"

Shen Zhongming lagi-lagi tertawa terbahak-bahak, "Jika tidak menggunakan trik ini, kamu tidak akan keluar…"

Sebelum Shen Zhongming menyelesaikan kata-katanya, Shen Cheng sekali lagi membanting pintu kamarnya dengan keras hingga tertutup. Shen Zhongming jadi benar-benar ragu, Apakah dia ini anak kandungku?

Shen Cheng berbaring di tempat tidur dan terus berbolak-balik. Jam menunjukkan pukul 10 malam, tapi ia masih tidak kuning tidur. Tiba-tiba, terasa panas di suatu tempat. Intuisi wanita sangat tajam. Shen Cheng langsung berbalik untuk melompat dari tempat tidur dan berlari ke kamar mandi untuk memeriksa. Benar saja, menstruasinya kembali datang.

Setelah Shen Cheng mengganti pakaian yang bersih, ia mendadak pusing. Ia telah mencari ke seluruh kamar, tapi tidak menemukan selembar pun pembalut wanita yang bisa digunakan. Ia langsung putus asa saat melihat sekilas jam alarm di meja samping tempat tidur. Jam menunjukkan pukul 10:11 malam! Di malam selarut ini, toko serba-ada di luar seharusnya sudah tutup.

Shen Cheng merasa kesal, cemas, dan khawatir. Pada akhirnya, ia buru-buru bergegas keluar rumah. Malam musim panas ini tidak hanya membuat gerah tapi juga diselimuti kepanikan. Shen Cheng mengenakan suspender kecil dan celana pendek, lalu rambutnya yang panjang sepinggang digelung sembarangan hingga membuat penampilannya terlihat sangat seksi. Namun, pakaiannya yang begitu sederhana malah menarik perhatian beberapa orang mesum. Di sisi jalan, sekelompok pria paruh baya yang mabuk bersiul dan tertawa keras.