webnovel

unSpoken

Hanny_One · Teen
Not enough ratings
42 Chs

BAB 24 : 'Banyak yang ingin Menjaga nya'

Minggu pagi hari itu begitu cerah,secerah wajah liana yang tersenyum menatap layar ponsel nya. Padahal baru saja bangun tidur dia sudah bergumul dengan ponsel nya. Saling berbalas pesan dengan pujaan hati yang jauh disana.

Semenjak pernyataan marcel malam itu setiap pagi akan ada sebuah pesan masuk ucapan selamat pagi dengan gambar hati. Dan setelah itu akan berlanjut dengan beberapa pertanyaan dan juga kalimat semangat yang di ketik marcel untuk liana. Bukan kah dia seseorang yang gigih bahkan untuk urusan percintaan.

Marcel tidak pernah melewatkan kesempatan nya walaupun satu hari setelah mulai dihitung mundur waktu 1 bulan yang diminta nya. Padahal marcel sedang berada di luar negri mengurus bisnis nya,tapi liana tidak memberi pengecualian.

Liana berusaha Nampak sulit untuk ditakluk kan padahal hati nya sudah tertambat pada marcel. liana memainkan drama nya sendiri. berusaha mengukur sebesar apa perasaan marcel untuk nya. Walaupun dia tahu marcello adalah seorang yang berani berkorban apa pun untuk orang yang dicintai nya. Dia tetap ingin melihat usaha marcello untuk nya.

Marcello berada diatas kasur nya,ditempatnya langit masih gelap. Ini dini hari, tapi marcello duduk dengan wajah sumringan diatas kasurnya. Padahal dia baru tidur selama 2 jam tapi bisa sefit itu. sungguh cinta itu memabukkan,dan bertolak belakang dengan akal sehat ya. Setelah mengirim beberapa pesan dia kembali merebahkan tubuhnya. memejam kan matanya dan kembali melanjutkan tidur nya dengan hati yang berbunga-bunga.

. . .

"aku akan menjemput liana,kaka dan mama langsung pergi kepanti saja duluan." Laki-laki sebaya liana itu membalikan badan menaiki motor gedenya.

"hati-hati ya membonceng liana,jangan ngebut-ngebutan" ibu nia meingatkan anak bungsu nya itu

"ok mama,dah" laki-laki itu melambaikan tangan sambil memacu motornya menjauh

Alvin berdiri terpaku dengan wajah dingin melihat adiknya pergi. Ada perasaan yang tidak rela di hatinya,tapi dipendam nya dalam tanpa berani mengatakannya. Sepertinya dia mulai menyadari dan menerima perasan nya sendiri. tidak dapat dipungkiri dia merasa cemburu ketika liana bersama laki-laki lain selain dirinya. Dan dia merasa kecewa ketika liana mengatakan bahwa meanggap nya hanya seorang 'kakak'. Bukan kah selama ini dial ah yang selalu berada disamping gadis itu. dia mengenalnya dengan begitu baik sedari kecil.

"vin,yu berangkat" ibu nia membuyarkan lamunan Alvin

"oh … iya bu. Ayo!" Alvin membukakan pintu mobil untuk ibu nya

Liana terbiasa pergi kepanti asuhan bahagia setiap hari minggu diawal bulan. dipanti asuhan itu lah dulu dia tingal. dia berada disana semenjak umurnya 10 tahun sampai ia lulus SMA. Dia tidak pernah mau diadopsi,karna masih berharap ibu nya akan datang dan menjemputnya pulang. Tapi kenyataan pahit yang harus dia dapati,sampai hari ini pun ibunya tidak pernah datang untuk mencarinya bertanya kabarnya pun tidak. Liana berhenti berharap,dan melanjutkan hidupnya sebagai anak yatim piatu. Dia memutuskan untuk meangap ibunya sudah tidak ada.

Liana bersiap dengan semangat. Dalam benaknya terbayang wajah-wajah bahagia anak-anak yang akan menyambutnya disana. wajah-wajah pengurus disana pun ikut terbayang,mereka yang dulu merawatnya.

Reyhan mematikan motornya dari jauh,dia ingin mengejutkan liana dengan kehadirannya. Dia membenarkan pakaian nya. Menarik nafas. Lalu memberi ketokan pada pintu liana.

Tok .. tok ..

"siapa ya," benak liana, ia berjalan kedepan pintu. Membuka nya pelan. Tidak Nampak siapa pun didepan sana. Liana melangkah keluar. Lalu ..

"Dor!" reyhan mengejutkan nya dari samping

Liana terkejut,badan nya sedikit terlonjak. Tangan nya memukul sosok laki-laki yang begitu jahil didekatnya.

"aduh…duh…sakit…sakit…" reyhan mengaduh menerima setiap pukulan liana

Setelah puas melimpahkan kekesalannya liana memandang wajah reyhan dengan kesal, laki-laki itu malah tertawa melihat ekspresi liana. Dia menarik pipi liana dengan gemasnya. Liana tidak bergeming,masih memberikan tatapan marah pada lelaki itu, kedua tangan nya disilangkan pada dada nya.

"jangan marah kaya gitu dong, maaf ya?" reyhan meminta maaf dengan tulus.

"kapan kamu pulang?" dengan isyarat tangan. Liana bertanya

"kemarin malam. Aku tidak dipersilahkan masuk dulu ini?" reyhan protes

"tidak. Mau apa kesini?" isyarat tangan. Liana bertanya ketus

"ko gitu mukanya. Nga senang ya aku pulang?" reyhan menampakan wajah kecewa pada liana

'sama sekali tidak. Dasar pengangu.' Batin liana.

Ridho reyhan adalah adik kandung dari Ridho Alvian. Dia anak bungsu dari 3 bersaudara. Walaupun dia adik Alvin sifat nya sunguh bertolak belakang. jika Alvin adalah sosok yang lembut,baik hati,dan ramah. Maka reyhan adalah sosok yang sembrono dari perkataan dan sikap,dia juga sangat suka menjahili liana. Bahkan dalam ingatan liana cenderung nakal dan suka mengangu,dan berbuat onar.

"mau apa kesini?" isyarat tangan. Liana mengulangi pertanyaan nya

"mau jemput kamu,hari ini kan jadwal pergi kepanti asuhan" reyhan tersenyum manis

"aku akan berangkat sendiri,pergi sana" isyarat tangan. Liana menolak dengan ketus sambil berbalik dan berjalan masuk kerumahnya

"jangan gitu dong,aku sedih nih" reyhan mengikuti liana

'bodo amat sama perasaan kamu' batin liana sambil mengibaskan tangan nya pada reyhan. Menyuruhnya pergi sambil terus melangkah masuk kedalam kamar.

"aku kesini ingin ketemu kamu,kagen tau. Masa kamu nga kangen sama aku" reyhan berteriak pada liana yang menutup pintu kamarnya

Reyhan mengelengkan kepalanya,ia tersenyum puas melihat wajah liana yang kesal. Selalu terasa menyenangkan saat berhasil membuat wanita cantik itu kesal. Semenjak kecil dia memang suka menjahili liana. Mengolok dan membuatnya menangis. Tapi saat dia benar-benar marah reyhan akan berusaha meminta maaf dan membujuk nya untuk baikan dengan segala cara. Bahkan pernah saat SMP reyhan menunggu diluar gerbang panti asuhan ditengah hujan dari sore sampai malam untuk meminta maaf pada liana.

Berbeda dengan Alvin yang selalu menjadi sosok penolong bagi liana. Alvin bahkan tidak segan untuk marah pada Reyhan ketika dia membuat liana menangis. Bahkan Alvin pernah berkelahi dengan Reyhan karna dia membuat liana terluka karena terjatuh dari motor saat berboncengan dengan reyhan.

Reyhan dan liana adalah teman sebaya. Liana sering dititipkan dirumah reyhan karena ibunya seorang pramugari jarang dirumah, dan ayah seorang guru. Ibu nia selalu dengan senang hati menerima liana bermain dirumahnya bersama reyhan dan Alvin. Karena ibu nia sangat berharap punya seorang putri. Liana dan reyhan semasa kecil seperti kembar pengantin karena ibu nia suka mendandani ke2 nya dengan baju yang mirip. Ibu nia benar-benar merawat liana seperti dia merawat reyhan,meanggapnya anaknya sendiri.

Walaupun reyhan dan liana sempat terpisah karena liana tiba-tiba hilang tanpa kabar, rumahnya dijual,dan juga pindah sekolah saat kelas 4 SD. Selama 1 tahun itu reyhan menjadi sosok yang pendiam dan murung. Tapi ibu nia tidak tingal diam,dia mencari info tentang liana,sampai akhirnya dia mendapati liana berada dipanti asuhan yang masih berada didalam kota. Dia sunguh bersyukur liana baik-baik saja.

Ibu nia dan ayah Alvin sempat berpikir untuk mengadopsi liana. Tapi liana menolak,dengan mengatakan dia akan menunggu ibu nya datang menjemputnya. Bukan hanya ibu Nia yang ditolak liana,tapi juga orang tua yang lain yang datang ingin mengambilnya. Dia benar-benar kekeh dengan pendirian nya.

Akhirnya ibu Nia menyerah membujuk liana. Dia memutuskan akan mengawasi nya dari jauh. Semenjak itu pula dia menjadi donator dipanti asuhan itu,dia datang setiap minggu secara rutin sampai liana keluar dari sana. lalu dia mengikuti jadwal liana untuk berkunjung.

Untuk bisa terus bersama liana reyhan meminta ibu nya untuk menyekolahkan nya ditempat liana sekolah. Dia menempel pada liana seperti perangko. Sampai tahun lalu dia memutuskan untuk melanjutkan S2 nya diluar kota.